Deskripsi Subjek dan Data Penelitian

64 Tabel 4.5 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Pernikahan Usia Pernikahan tahun Istri Suami Jumlah Istri Suami 1 4 4 8 2 8 8 16 3 11 11 22 4 8 8 16 5 9 9 18 6 3 3 6 7 2 2 4 8 3 3 6 9 2 2 4 10 0 0 0 Total 50 50 100 Berdasarkan tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa subjek yang usia pernikahnnya 1 tahun berjumlah 8 orang, usia pernikahan 2 tahun berjumlah 16 orang, usia pernikahan 3 tahun berjumlah 22 orang, usia pernikahan 4 tahun berjumlah 16 orang, usia pernikahan 5 tahun berjumlah 18 orang, usia pernikahan 6 tahun berjumlah 6 orang, usia pernikahan 7 tahun berjumlah 4 orang, usia pernikahan 8 tahun berjumlah 6 orang, usia pernikahan 9 tahun berjumlah 4 orang, dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki usia pernikahan 10 tahun. 65 Tabel 4.6 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Istri Suami Jumlah Suami Istri Ass. Apoteker 1 1 Desainer 1 1 Dosen 0 1 1 Seniman 0 1 1 Guide 0 1 1 Guru Tari 1 1 IRT 19 0 19 Mahasiswa 4 4 Pedagang 1 1 2 Pegawai Swasta 7 18 25 Perawat 2 2 PNS 5 7 12 POLRI 7 16 23 Wiraswasta 2 5 7 Total 50 50 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa subjek yang jenis pekerjaannya sebagai asisten apoteker sebanyak 1 orang, desainer sebanyak 1 orang, dosen sebanyak 1 orang, seniman sebanyak 1 orang, guide sebanyak 1 orang, guru tari sebanyak 1 orang, ibu rumah tangga sebanyak 19 orang, mahasiswa sebanyak 4 orang, pedagang sebanyak 2 orang, pegawai swasta sebanyak 25 orang, perawat sebanyak 2 orang, PNS Pegawai Negeri Sipil sebanyak 12 orang, anggota POLRI sebanyak 23 orang, dan wiraswasta sebanyak 7 orang. 66 Keseluruhan data hasil penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Data Penelitian Deskripsi Data Kualitas Kelekatan Strategi Manajemen Konflik Mean 119,13 89,24 SD 14,932 12,722 X max 157 115 X min 92 63 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah mean keseluruhan dari skala kualitas kelekatan sebesar 119,13. Nilai tertinggi yang diperoleh pada skala kualitas kelakatan sebesar 157 sedangkan untuk nilai terendah diperoleh sebesar 92. Selanjutnya untuk skala strategi manajemen konflik diperoleh mean keseluruhan sebesar 89,24. Sedangkan untuk nilai tertinggi sebesar 115 dan terendah sebesar 63. Untuk mengetahui kecenderungan variabel bebas kualitas kelekatan dan variabel tergantung strategi manajemen konflik, maka dilakukan uji signifikasi beda antara mean empirik dan mean teoritik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel: Tabel 4.8 Perbandingan Data Teoritik dan Data Empirik Variabel Data Teoritik Data Empirik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kualitas Kelekatan 42 168 105 21 92 157 119,13 14,932 Strategi Manajemen Konflik 30 120 75 15 63 115 89,24 12,722 67 Mean teoritik adalah rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata hasil penelitian. Skala Kualitas Kelekatan mean teoritiknya 105 sedangkan mean empiriknya sebesar 119,13 mean empirik mean teoritik, maka dari itu data di atas dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kualitas kelakatan yang cenderung tinggi. Mean teoritik Skala Strategi Manajemen Konflik diperoleh sebesar 75 sedangkan mean empirik sebesar 89,24 mean empirik mean teoritik. Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan yang tinggi dalam penggunaan strategi manajemen konflik yang konstruktif positive problem solving dalam pernikahan.

3. Uji Hipotesis

Setelah mengetahui bahwa data penelitian didistribusikan normal dan berkorelasi linear, maka dapat dilakukan uji koefisien korelasi Product Moment. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kualitas kelekatan dan strategi manajemen konflik positive problem solving dalam pernikahan, yang disebut sebagai hipotesis satu arah Hadi, 2001. Teknik uji hipotesis ini dilakukan menggunkan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan program SPSS for Windows versi 14.0. 68 Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis r r 2 Skor Kualitas Kelekatan Strategi Manajemen Konflik 0,748 0,560 Koefisien korelasi secara keseluruhan r xy sebesar 0,748 dengan probabilitas 0,000 p 0,01 sig. 1-tailed. Hasilnya dapat menunjukkan bahwa nilai korelasi antara kualitas kelakatan dengan strategi manajemen konflik positive problem solving dalam pernikahan cukup tinggi dengan taraf signifikansi 0,01. Berdasar hasil ini dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kualitas kelekatan pasutri dengan strategi manajemen konflik positive problem solving dalam pernikahan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas kelekatan pasutri, semakin tinggi pula kecenderungan pemakaian strategi manajemen konflik positive problem solving dalam pernikahan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Koefisien determinasi r 2 adalah sebesar 0,560 berarti variabel bebas kualitas kelekatan memberikan sumbangan efektif terhadap variabel tergantung strategi manajemen konflik sebesar 56 .

D. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini bertitik tolak hasil perhitungan di mana diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,748 dengan probabilitas 0,000 p 0,01. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kualitas kelekatan pasutri dengan strategi manajemen konflik 69 positive problem solving dalam pernikahan. Semakin tinggi kualitas kelekatan pasutri, maka kecenderungan pemakaian strategi manajemen konflik positive problem solving dalam pernikahan juga semakin tinggi. Peneliti mengajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan antara kualitas kelakatan pasutri dengan strategi manajemen konflik positive problem solving dalam pernikahan. Dari analisis data penelitian diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti telah teruji dan terbukti. Hasil penelitian ini sesuai dengan alur pemikiran peneliti yang dijelaskan di muka bahwa pasangan suami istri yang memiliki kualitas kelekatan tinggi maka cenderung akan menjaga dan mempertahankan hubungan pernikahan mereka Hal ini sejalan dengan pandangan Santrock 1999 di mana hubungan yang terjalin atas dasar kelekatan yang baik akan menjadi hubungan yang berharga untuk dipertahankan. Salah satu cara yang dilakukan untuk menjaga hubungan tersebut sehingga tercapai kepuasan dalam pernikahan adalah dengan penggunaan strategi manajemen konflik konstruktif yaitu positive problem solving. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil koefisien korelasi determinan r 2 sebesar 0,560. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kelekatan memberi sumbangan atau kontribusi efektif terhadap strategi manajemen konflik positive problem solving sebesar 56 . Sedangkan 44 nya lagi dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor-faktor lain itu kemungkinan adalah peran gender dan culture atau budaya Counts, 2003.