Reliabilitas VALIDITAS DAN RELIABILITAS

52

H. HASIL UJI COBA ALAT PENGUMPULAN DATA

Setiap pengukuran yang dilakukan dalam sebuah penelitian diarahkan untuk mencapai tingkat obyektifitas hasil yang tinggi. Salah satu usaha penting yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah melalui pemilihan atau penyusunan alat ukur yang memiliki daya diskriminasi daya beda item, derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Problem daya diskriminasi item, validitas dan reliabilitas alat ukur ini semakin serius bilamana pengukuran tersebut dikenakan kepada gejala-gejala sosial atau perilaku manusia yang sedemikian kompleks Hadi, 2002. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengujian terhadap daya diskriminasi item, validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut untuk mencapai tingkat objektivitas yang tinggi. Peneliti menyajikan perincian metode pengujian daya diskriminasi item, validitas dan realiabilitas alat ukur sebagai berikut:

1. Estimasi Validitas

Validitas atau biasa disebut kesahihan menurut Hadi 2002 diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu alat ukur untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur tersebut. Suatu alat ukur dinyatakan sahih apabila alat ukur tersebut mampu mengukur apa saja yang hendak diukur dan mampu mengungkap apa yang ingin diungkap Azwar, 2001. Untuk mengetahui validitas suatu alat ukur, perlu dilakukan uji validitas. Dalam penelitian ini peneliti memakai validitas isi sebagai pengukur validitas skala. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat 53 professional judgment yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana item-item tersebut relevan dengan tujuan pengukuran dan menunjukkan sejauh mana tes tersebut komprehensif isinya Azwar, 2001.

2. Analisis Butir

Analisis butir didefinisikan sebagai sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2001. Analisis butir disebut juga sebagai konsistensi item total r ix karena merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan. Item-item yang dipilih adalah item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh skala secara keseluruhan. Suatu kesepakatan umum menyatakan bahwa untuk menentukan batasan item yang bagus, biasanya digunakan batasan r ix ≥ 0,300, semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,300 daya pembedanya dapat dianggap memuaskan. Hasil analisis Skala Kualitas Kelekatan berkisar antara -0,1189 sampai dengan 0,8293. Kemudian butir item diseleksi dengan cara menggugurkan butir-butir yang memiliki koefisien korelasi antar item yang rendah dengan memperhatikan penyebaran butir pada tiap aspek. Pada Skala Kualitas Kelekatan, dari 45 butir item, digugurkan 1 butir item item nomor 36 sehingga terdapat 44 butir item. Penghapusan item nomor 36 menyebabkan persebaran komposisi Skala Kualitas kelekatan menjadi kurang