44
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional. Alat untuk memperoleh data berupa
skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengungkap kualitas kelekatan pasutri dan strategi manajemen konflik
dalam pernikahan. Peneliti memilih menggunakan skala dalam pengumpulan data dengan pertimbangan asumsi bahwa subyek adalah orang
yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Selain itu, metode skala juga merupakan metode yang praktis, mudah pelaksanaannya, efektif serta
efisien. Metode ini dikatakan efektif dan efisien karena dalam waktu singkat dapat diperoleh data yang banyak, serta ekonomis terutama dalam segi
biaya. Sebelum digunakan pada penelitian yang sesungguhnya, skala yang
akan digunakan diujicobakan terlebih dahulu. Data dari hasil uji coba kemudian dianalisis secara statistik untuk menentukan validitas dan
reliabilitas alat ukur. Skala yang telah memenuhi kualifikasi validitas dan reliabilitas inilah yang akan dipakai dalam penelitian, dengan asumsi bahwa
alat ukur tersebut dapat secara tepat mengungkap apa yang ingin diungkap, serta ajeg dalam penelitian.
2. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat pengumpulan data. Skala dalam penelitian ini terdiri dari dua 2 macam yaitu:
45
a. Skala Strategi Manajemen Konflik
Variabel strategi manajemen konflik pada penelitian ini diungkap dengan Skala Strategi Manajemen Konflik yang disusun oleh peneliti berdasarkan
indikator strategi manajemen konflik yang konstruktif, yaitu kompromi dan negosiasi positive problem solving. Indikator-indikator kompromi dan
negosiasi meliputi tetap menjaga kedekatan dengan pasangan; mendengarkan, menerima, dan memahami pendapat pasangan; mendiskusikan penyelesaian
yang terbaik bagi kedua pihak; mengendalikan diri dan berkomunikasi secara positif; serta tetap berusaha menyelesaikan konflik.
Skala ini memberikan empat pilihan jawaban terhadap item-item pada masing-masing strategi manajemen konflik. Pada item-item yang favourable
skor jawaban Selalu SL = 4, Sering SR = 3, Kadang-Kadang KD = 2, dan Tidak Pernah TP = 1. Pada aitem-aitem dianggap unfavourable dengan skor
jawaban Selalu SL = 1, Sering SR = 2, Kadang-Kadang KD = 3, dan Tidak Pernah TP = 4.
Skor total dari tiap subyek akan diperoleh dengan menjumlah skor dari semua item pada masing-masing skala. Dengan demikian, semakin tinggi skor
subjek, semakin tinggi kecenderungan penggunaan strategi manajemen konflik yang konstruktif Positive Problem Solving dalam pernikahan.
Sebaliknya, semakin rendah skor subjek, kecenderungan penggunaan strategi manajemen konflik yang konstruktif Positive Problem Solving dalam
pernikahan semakin rendah.
46 Pada Tabel 3.1 berikut ini disajikan sebaran item pada setiap indikator
perilaku dalam Skala Strategi Manajemen Konflik untuk uji coba.
Tabel 3. 1 Sebaran Aitem Skala Strategi Manajemen Konflik Uji Coba
Indikator Nomor Item
Jumlah Total
Item Favourable Unfavourable
Tetap menjaga kedekatan dengan pasangan
9, 33, 35 2
, 5, 8, 29 7
Mendengarkan, menerima, dan memahami pendapat pasangan
3, 16, 23, 30,
32 13, 20
7 Mendiskusikan penyelesaian yang
terbaik bagi kedua pihak 1,
10, 21, 26
7, 15, 34 7
Mengendalikan diri dan berkomunikasi secara positif
4, 17, 22 6
, 11, 27, 31 7
Tetap berusaha menyelesaikan konflik
14, 19 12, 18, 24, 25, 28
7 Jumlah 17
18 35
Keterangan: 30, 14 merupakan item yang gugur 2
, 10,
6 merupakan item yang digugurkan
Jumlah total item pada tiap-tiap indikator sama, dikarenakan tidak ada kontribusi yang dominan dari indikator-indikator tertentu terhadap variabel
strategi manajemen konflik yang hendak diukur.
b. Skala Kualitas Kelekatan
Skala Kualitas Kelekatan ini disusun berdasarkan pada aspek-aspek kelekatan yang dikemukakan oleh Myers, yaitu pengertian yang berkualitas
mutual understanding, pemberian dukungan timbal-balik giving and receiving support
, serta kemampuan individu menikmati dan memaknai kebersamaan dengan pasangannya valuing and enjoying being with the love
one . Dalam hal ini, konteks figur lekat mengacu pada pasangan yaitu suami
atau istri.