Golongan obat Gambaran umum peresepan

lxv bahwa dalam proses terapi penyakit asma tidak hanya khusus untuk asma, tetapi juga untuk gejala-gejala yang dialami oleh pasien anak.

2. Golongan obat

Golongan obat yang digunakan oleh pasien anak penderita asma bronkial di Instalasi rawat jalan RPSR tahun 2006 meliputi golongan obat anti asma simpatomimetik, kortikosteroid, xantin dan obat-obat tambahan seperti antialergi, obat batuk, antibiotik, dan analgesik antipiretik. Tabel VII. Golongan Obat yang Digunakan Pasien Anak Asma Bronkial di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta Tahun 2006 No Golongan Obat Jumlah pasien n= 81 Persentase 1 Simpatomimetik 68 84,0 2 Xantin 35 43,2 3 Kortikosteroid 40 49,3 4 Antibiotika 73 90,1 5 Obat batuk 13 16,0 6 Antialergi 36 44,4 7 Analgetik antipretik 27 33,3 8 Vitamin 9 11,1 Pada data yang tertera di tabel VII, presentase penggunaan simpatomimetik sebagai bronkodilator lebih besar dibandingkan xantin. Hal ini hendaknya diteliti lebih lanjut. Kortikosteroid diberikan untuk menekan radang sebagai faktor penting terjadinya hiperreaktivitas bronkus, dimana hiperreaktivitas bronkus merupakankelainan sentral untuk terjadinya asma. Penggunaan kortikosteroid memiliki presentase sebesar 38 . Hal ini menunjukkan bahwa dalam penanganan asma bronkial pada anak ada upaya untuk menekan faktor pencetus asma dan faktor yang memperberat serangan asma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lxvi Antibiotik merupakan pilihan obat yang biasa digunakan dalam penanganan infeksi karena bakteri. Penggunaan antibiotk dalam pengobatan asma bronkial pada anak memiliki presentase yang besar yaitu 90,1, dibandingkan penggunaan obat yang lain termasuk obat anti asma sendiri. Hal ini perlu mendapat perhatian dan perlu diteliti lebih lanjut tentang kerasionalan penggunaan antibiotik pada asma mengingat penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menyebabkan kuman menjadi kebal terhadap antibiotik. Penggunaan obat batuk berguna untuk mengurangi keluhan batuk yang dirasa mengganggu. Batuk terjadi karena adanya rangsangan saluran napas akibat produksi dahak yang berlebihan yang disebabkan karena radang bronkus. Pada tabel VII, penggunaan obat batuk dalam pengobatan asma bronkial pada anak sebesar 18,5. Antialergi bermanfaat untuk mengatasi alergi yang timbul akibat adanya allergen. Pada tabel VII, penggunaan antialergi dalam pengobatan asma bronchial pada anak sebesar 39,5. Analgetik antipiretik biasanya diberikan kepada pasien dengan maksud untuk memberikan rasa nyaman akibat infeksi yang terjadi demam, pusing. Penggunaan analgetik antipiretik dalam pengobatan asma bronkiial pada anak sebesar 33,3. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan analgetik antipiretik tidak mutlak digunakan melihat angka presentase yang kecil, karena prinsip terapi untuk asma bronchial khususnya infeksi yang terjadi adalah mengatasi faktor pencetus sehingga keluhan-keluhan yang lain dapat diatasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lxvii

3. Jenis Obat yang Digunakan