Antibiotik Obat Batuk Gambaran umum peresepan

lxx Kortikosteroid yang digunakan sebagai antiradang dan bermanfaat menurunkan derajat hiperreaktivitas bronkus pada penderita merupakan pilihan yang baik bersama bronkodilator. Kortikosteroid pada umumnya diberikan dalam bentuk inhalasi selain oral. Pemakaian kortikosteroid inhalasi sebagai pengontrol asma bronkial sangat baik tetapi penggunaan dalam jangka panjang biasanya akan menurunkan kebutuhan akan kortikosteroid oral sistemik, selain efek samping yang merugikan kandidiasis orofaring, disfonia. Pemberian deksametason kurang sesuai dengan standar terapi di RSPR Yogyakarta, seharusnya pilihan pertama adalah metilprednisolon karena efek mineralokortikoidnya minimal, masa kerja pendek sehingga efek samping lebih sedikit dan efeknya terbatas pada otot. Bila mungkin metilprednisolon jangka lama diberikan selang sehari pada pagi hari untuk mengurangi efek samping. osteophorosis, moon face. Kortikosteroid yang diberikan sedini mungkin dengan dosis yang adekuat sangat baik. Pada umumnya kortikosteroid harus diberikan pada penderita yang gagal dengan terapi simpatomimetik dan aminofilin yang adekuat atau penderita yang sebelumnya telah mandapat terapi kortikosteroid jangka panjang. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang pada bayi dan anak memerlukan penyelidikan lebih lanjut terutama karena paru-paru bayi dan anak yang sedang berkembang Hill, 2003.

4. Antibiotik

Jenis antibiotik yang digunakan untuk pasien anak asma bronkial dapat diamati pada tabel XI. lxxi Tabel XI. Jenis Obat Antibiotik yang Digunakan Pasien Anak Asma Bronkial yang Menjalani Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2006 Antibiotik No Nama dagang Nama generik Nama Golongan Jumlah 0bat Persentase 1 Seftriakson Ceftriakson Sefalosporin 5 6,2 2 Ampisilin Ampicilina trihidrat Penisilin 2 2,5 3 Eritrocin, Erysanbe Eritromisin Makrolid 33 40,7 4 Cefspan Sefiksim Sefalosporin 14 17,3 5 Amoksisilin Amoksisilin Penisilin 10 12,3 6 Longcef Sefadroksil Sefalosporin 1 1,2 7 Claforam Cefotaksim Sefalosporin 8 9,9 Jumlah 73 90,1 Antibiotik hanya diberikan bila ada indikasi klinis infeksi bakterial. Kondisi ini sangat menuntut penentuan diagnosis yang tepat penyebab infeksi yang timbul. Jenis obat dan dosis tergantung pada mikroorganisme yang diduga dan harus disesuaikan dengan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru akan meningkatkan resistensi terhadap antibiotik, meningkatkan kejadian efek samping obat baik langsung maupun tidak langsung karena munculnya superinfeksi, juga pemborosan biaya kesehatan atau pengobatan. Menurut standar terapi jenis antibiotik yang disarankan jika ada dugaan infeksi bakterial adalah eritromisin, amoksisilin, tetrasiklin, doksisiklin, kontrimoksasol, sulfametasol. Dari hasil penelitian ternyata antibiotik yang digunakan sangat bervariasi sehingga tidak sesuai dengan standar terapi yang dianjurkan oleh Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penggunaan antibiotika pada kasus asma bronkial yang sangat bervariasi tersebut merupakan suatu yang perlu diteliti lebih lanjut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lxxii

5. Obat Batuk

Jenis obat batuk yang digunakan untuk pasien anak asma bronkial antara lain ambroksol, bromheksin, dan ammonium klorida Tabel XII. Jenis Obat Batuk yang Digunakan Pasien Anak Asma Bronkial yang Menjalani Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2006 No Jenis obat batuk Zat aktif Jumlah pasien Presentase 1 Mukolitik Ambroksol 5 6,1 Bromheksin 6 7,4 2 Ekspektoran Ammonium Chlorida 2 2,5 Jumlah 13 16,0 Obat batuk digunakan untuk meredakan batuk yang terjadi sebagai usaha pembebasan saluran napas akibat produksi dahak yang berlebihan. Pada penderita asma selain memproduksi dahak berlebih, kualitas dahak yang dihasilkan juga sangat kental karena tubuh penderita kekurangan cairan sehingga sukar untuk dikeluarkan. Mukolitik dan ekspektoran biasa digunakan untuk mengencerkan dan membantu memudahkan mengeluarkan dahak. Pada kasus yang ada pemilihan obat batuk penekanannya pada mukolitik dan ekspektoran, hal ini menunjukkan kenyamanan pasien anak lebih diutamakan dalam pengobatan. Mukolitik ambroksol, bromheksin mengurangi kentalnya dahak dengan cara mengubah mukoproteinnya. Obat ini dapat meringankan perasaan sesak napas pada serangan asma yang terjadi sumbatan lendir kental sehingga tidak dapat dikeluarkan. Mukolitik lebih banyak digunakan dari pada ekspektoran karena merupakan metabolit aktif yang stabil karena dapat mempercepat ekspektoransi dengan mengurangi viskositas sputum pada asma. lxxiii

6. Antialergi