lvii 3. Pediatri adalah pasien yang berusia 2 tahun sampai 12 tahun berdasar The
British Paediatric Association BPA. 4. Jumlah obat adalah banyaknya obat yang diberikan pada pasien tergantung
pada tingkat keparahan dari penyakit berdasarkan diagnosis yang diberikan, misalnya pada pasien yang terdiagnosis asma bronkial yang tergolong ringan
diberikan 3 macam obat bronkodilator, obat batuk, dan analgesik , 5. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan kelas terapinya, misalnya
antikolinergik, kortikosteroid. 6. Jenis obat adalah nama macam obat yang diberikan, misalnya aminofilin,
prednison. 7. Cara penggunaan adalah cara pemberian obat kepada pasien penderita asma
bronkial misalnya cara pemberian secara oral atau parenteral di RSPR Yogyakarta.
7. Interaksi obat adalah penggunaan dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan yang dapat memberikan efek tidak saling mempengaruhi,
atau saling mempengaruhi berinteraksi.
C. Bahan Penelitian dan Subyek Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah menggunakan Indeks Diagnosis Rawat Jalan dan lembar catatan medik medical record pasien pediatri dengan
diagnosis asma bronkial di Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2006.
lviii Subyek penelitian adalah pasien anak yang berusia 0 sampai 12 tahun,
dengan diagnosis asma bronkial, pasien menjalani rawat jalan di RSPSR. Pengambilan usia anak berdasarkan penggolongan oleh The British Paediatric
Association BPA yaitu neonatus adalah usia mulai awal kelahiran sampai 1 bulan, bayi usia 1 bulan sampai 2 tahun, anak usia 2 tahun sampai 12 tahun, dan
remaja usia 12 tahun sampai 18 tahun.
D. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian dilakukan dalam tiga tahap, pertama adalah tahap perencanaan, tahap kedua adalah pengambilan data, sedangkan tahap ketiga
adalah melakukan pengolahan hasil dan pembahasan. 1. Tahap
Perencanaan Tahap perencanaan meliputi analisis situasi dan penentuan masalah.
Analisis situasi dilakukan dengan mencari data penyakit terbanyak yang ada di RSPR Yogyakarta Tahun 2006. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase
kejadian asma bronkial pada anak cukup besar. Melihat terapi pada anak memerlukan perhatian khusus, maka diangkat masalah peresepan asma bronkial di
instalansi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta Tahun 2006. 2. Tahap Pengambilan Data.
Tahap pengambilan data diawali dengan melakukan penelusuran data. Tahap selanjutnya pengumpulan bahan data pencatatan data ke lembar laporan.
lix a. Proses penelusuran data dilakukan melalui Unit Catatan Medik
Salah satu bentuk laporan Unit Catatan Medik berupa table nomor registrasi nomor catatan medik penderita rawat jalan. Berdasarkan nomor
registrasi tersebut sehingga diperoleh nomor registrasi kasus asma bronkial dan umur pasien. Penelusuran dilakukan untuk tahun 2006.
b. Pengumpulan bahan dalam penelitian ini dilakukan melalui catatan medik Pengumpulan didasarkan pada nomor registrasi yang telah diperoleh
dalam penelusuran data. Bahan-bahan tersebut diperoleh di Unit Catatan Medik.
c. Pencatatan data dilakukan dalam lembar laporan Data meliputi nomor registrasi nomor rekam medik, umur pasien
tahun, berat badan Kg, kondisi umum dan gejala, riwayat penyakit, terapi, dosis, mulai menggunakan obat hari ke-, lama perawatan hari dan
diagnosis pasien. 3. Tahap Pengolahan Hasil dan Pembahasan.
Pengolahan dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi dan disertai uraian pembahasannya.
E.Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian
Hasil penelitian diolah secara deskriptif untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut ini.
1. Golongan obat masing-masing dalam peresepan disajikan dengan melihat
kelas terapinya dan jenis obat disertai jumlah kasus yang menerima obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lx tersebut. Persentase golongan dan jenis obat yang diberikan dihitung dari
jumlah kasus yang diteliti n dikalikan 100. 2.
Aturan pakai disajikan dengan melihat dosis obat yang diresepkan dalam sehari, frekuensi penggunaan obat dalam sehari, serta keterangan lain yang
ada, kemudian dikelompokkan berdasarkan rentang usia pasien yaitu 0-5 tahun, 5-11 tahun, dan 11-
≤12 tahun. 3.
Bentuk sediaan obat disajikan menurut jenis bentuk sediaan tertentu, disertai jumlah pasien yang menerima bentuk sediaan tersebut. Persentase
bentuk sediaan obat yang diberikan dihitung berdasarkan jumlah pasien yang menerima bentuk sediaan tersebut dibagi jumlah kasus yang diteliti n
dikalikan 100. 4.
Kontraindikasi disajikan dengan melihat obat yang diberi disesuaikan dengan riwayat, kondisi umum dan gejala penyakit pasien, misalnya
penggunaan salbutamol akan terjadi kontraindikasi pada penderita yang hipersensitif dan jangan diberikan bersama-sama dengan obat dari golongan
beta bloker. 5.
Potensial interaksi obat disajikan menurut jenis interaksi antara obat anti asma dengan obat lain yang diberikan pada saat yang sama dan dikaji secara
teoritis. Jenis interaksi obat adalah interaksi farmakodinamika atau farmakokinetika.
lxi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada data RM, kasus asma bronkial pada pasien anak di RSPR Yogyakarta Tahun 2006 yang diamati ditekankan pada umur 0-12 tahun, tanpa membedakan
umur bayi dan anak-anak. Pada data, umur anak yang terkecil diperoleh adalah 1,5 bulan dan yang terbesar adalah 12 tahun. Jenis kelamin yang paling banyak
ditemukan dalam kasus asma bronkial ini adalah laki-laki. Setelah dilakukan penelusuran data melalui buku kunjungan poliklinik bagian rekam medik, jumlah
kasus asma bronkiial pada pasien anak rawat jalan di RSPR Yogyakarta Tahun 2006 adalah sebanyak 81 kasus.
A. Karakteristik Pasien