lxxvi teofilin atau teofilin mungkin juga menurunkan kadar eritromisin. Mekanisme
interaksi yang terjadi tidak terbukti secara jelas, ada kemungkinan eritromisin menghambat metabolisme teofilin di hati yang menyebabkan reduksi kliren
teofilin dalam tubuh, sehingga meningkatkan kadar teofilin serum. Hal ini dapat diatasi dengan memantau pemberian terapi eritromisin pada pasien, meskipun
disarankan menurunkan dosis teofilin menjadi 25 ketika eritromisin diberikan, cara ini bertentangan dengan tujuan penurunan resiko pada pasien yang
menggunakan eritromisin dan teofilin. Hal ini perlu untuk diperhatikan karena penurunan kadar eritromisin serum oleh teofilin mungkin juga ditemukan
Hansten and Horn, 2002.
E. Kajian Umum Pola Pengobatan Asma Bronkial Pada Anak
Pemeriksaan terhadap penderita asma bronkial pada anak di Rumah Sakit meliputi anamnesis, pemeriksaan penunjang, menentukan sasaran, strategi terapi,
dan penatalaksanaan penyakit. Anamnesis dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit, riwayat pengobatan penderita, dan faktor pencetus asma
bronchial alergen, aktivitas, fisik, obat-obat tertentu, emosi, dan cuaca. Pemeriksaan penunjang terhadap penderita asma bronkial anak meliputi
pemeriksaan laboratorium, foto paru, dan tes alergi kulit. Sasaran terapi asma ditujukan untuk kejang bronki yaitu diatasi dengan
bronkodilator. Bronkodilator artinya obat yang dapat melebarkan saluran nafas dengan jalan melepaskan otot-otot saluran nafas yang sedang mengkerut. Sasaran
terapi selanjutnya ditujukan pada peradangan saluran nafas, strateginya diberi anti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxvii radang yang mekanismenya memecah daur asma dan mencegah serangan. Sasaran
terapi asma yang lainnya yaitu sumbatan mucus dimana strategi yang digunakan adalah menggunakan ekspektoran. Ekspektoran merupakan senyawa yang
mempermudah atau mempercepat pembuangan sekret bronkus dari bronkus dan trakea.
Penyakit asma dapat dikendalikan dengan tatalaksana yang tepat sehingga penderita dapat hidup secara normal. Penatalaksanaan penderita asma bronkial
pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan obat asma. Obat yang biasa digunakan antara lain bronkodilator golongan simpatomimetik, dan golongan
xantin, golongan kortikosteroid, golongan antibiotik, golongan obat batuk, golongan antialergi. Penatalaksanaan penderita asma bronkial pada anak selain
dilakukan dengan menggunakan obat asma dapat juga dilakukan tanpa menggunakan obat antara lain dengan peningkatan kondisi fisik atau paru-paru
anak latihan nafas, olah raga secara teratur. Psikoterapiperbaikan mental, menghindari fakor pencetus serangan asma.
Cara pemberian obat asma bronkial pada pasien anak antara lain secara oral, parenteral, dan inhalasi. Cara penggunaan oral mempunyai keuntungan
mudah dalam penggunaan dan tidak menimbulkan ketakutan pada anak. Cara pemberian parenteral ditujukan untuk pasien anak yang membutuhkan
penanganan cepat untuk mengatasi serangan asma. Keuntungan cara pemberian parenteral yaitu efek terapi lebih cepat, untuk pasien yang kooperatif, berguna
dalam keadaan darurat, dan untuk pasien yang tidak sadarmuntah. Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah infus. Sediaan inhalasi digunakan untuk
lxxviii pengobatan simptomatis tanpa banyak memberikan efek samping tetapi
memerlukan alat dan metode khusus yang agak sulit dikerjakan. Data yang ada menunjukkan sediaan inhalasi digunakan dengan alat bantu nebulizer.
F. Rangkuman Hasil dan Pembahasan