lxxiv Radang yang terjadi pada asma biasanya membuat penderita merasa tidak
nyaman seperti pusing, demam, sehingga harus ditangani. Jenis analgetik antipiretik yang biasa digunakan adalah parasetamol. Pada kasus yang diamati,
parasetamol menjadi pilihan karena parasetamol merupakan obat yang relatif aman dan mempunyai efek samping yang ringan.
8. Vitamin
Pemberian vitamin pada pasien anak asma bronkial bertujuan untuk memulihkan daya tahan tubuh pasien selain obat yang diberikan untuk pengobatan
penyakit asma.
C. Cara Pemberian Obat yang Digunakan
Cara pemberian obat pada pasien anak asma bronkial yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta Tahun 2006 pada umumnya
secara oral selain inhalasi. Cara peroral ditemukan pada semua kasus yang diamati. Cara oral
mempunyai keuntungan antara lain mudah dalam penggunaan dan tidak menimbulkan ketakutan pada anak, efek samping dan biaya pengobatan ringan.
Selain keuntungan sediaan oral mempunyai kerugian dimana anak kadang memuntahkan obat yang diminum atau reaksi penolakan lain yang menyebabkan
obat yang diminum menjadi kurang dari takaran yang seharusnya diberikan sehingga dosis terapi yang diharapkan sulit dicapai.
Sediaan inhalasi digunakan untuk pengobatan simptomatis tanpa banyak memberikan efek samping, tetapi memerlukan alat dan metode khusus yang agak
lxxv sulit dikerjakan terutama sediaan inhalasi untuk pasien anak, sehingga dosis
efektif yang diharapkan menjadi sangat bervariasi. Data yang ada menunjukkan sediaan inhalasi digunakan dengan alat bantu nebulizer. Nebulizer merubah
bentuk cairan suatu obat menjadi aerosol untuk inhalasi. Alat ini sangat berguna untuk pasien yang mengalami kesulitan dengan teknik inhalasi yang tidak baik,
misalnya pada anak dan pasien yang cenderung terkena kandidiasis. Nebulizer umumnya dipakai untuk penderita yang mendapat serangan asma akut, penderita
yang secara rutin harus memakai aerosol, tetapi sulit memakai Metered Dose Inhaler MDI. Metered Dose Inhaler MDI atau inhaler dosis terukur
merupakan alat yang dapat mengurangi kecepatan aerosol dan benturan pada orofaring dan dapat menambah waktu evaporasi aerosol sehingga semakin banyak
partikel yang dapat terhirup dan terdeposisi di paru-paru. Alat ini digunakan untuk mendapatkan dosis obat yang lebih besar ke saluran napas dibandingkan dengan
penggunaan inhaler standar dan dapat menjadi sumber infeksi jika tidak dicuci dan dikeringkan dengan benar
D. Interaksi obat
Interaksi obat asma timbul karena penggunaan obat lebih dari satu atau antara komponen yang ada dalam obat tersebut sehingga menimbulkan interaksi
yang tidak diinginkan atau yang bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dalam pengobatan asma.
Pada penelitian ditemukan dua kasus penggunaan teofilin dengan eritromisin secara bersamaan. Hal ini perlu mendapat perhatian karena eritromisin
berpotensi menurunkan eliminasi teofilin yang menimbulkan peningkatan kadar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxvi teofilin atau teofilin mungkin juga menurunkan kadar eritromisin. Mekanisme
interaksi yang terjadi tidak terbukti secara jelas, ada kemungkinan eritromisin menghambat metabolisme teofilin di hati yang menyebabkan reduksi kliren
teofilin dalam tubuh, sehingga meningkatkan kadar teofilin serum. Hal ini dapat diatasi dengan memantau pemberian terapi eritromisin pada pasien, meskipun
disarankan menurunkan dosis teofilin menjadi 25 ketika eritromisin diberikan, cara ini bertentangan dengan tujuan penurunan resiko pada pasien yang
menggunakan eritromisin dan teofilin. Hal ini perlu untuk diperhatikan karena penurunan kadar eritromisin serum oleh teofilin mungkin juga ditemukan
Hansten and Horn, 2002.
E. Kajian Umum Pola Pengobatan Asma Bronkial Pada Anak