Penatalaksanaan Serangan Asma di Rumah Sakit Keterangan Empiris yang diharapkan

liv

E. Penatalaksanaan Serangan Asma di Rumah Sakit

1. Di ruang gawat darurat Jika respon terhadap pengobatan awal di rumah buruk dan keadaan sesak penderita bertambah parah maka penderita harus segera dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit. Selama di ruang gawat darurat akan dilakukan hal-hal berikut ini. a. evaluasi terhadap fungsi paru atau penyempitan saluran nafas. b. anamnesia mengenai riwayat penyakit dan penyakit lain yang menyertai jika ada. c. pemeriksaan fisik terhadap penderita. d. pemeriksaan laboratorium. e. foto paru dan elektrokardiogram EKG tidak rutin dilakukan melainkan atas indikasi saja. f. pemberian obat-obatan, seperti : oksigen, agonis beta-2 hirup aerosol, antikolinergik. 2. Penilaian ulang Penilaian ulang terhadap penderita dilakukan setelah pemberian terapi awal selesai 60-90 menit. Respon terapi awal di Unit Gawat Darurat UGD, menentukan apakah penderita selanjutnya di rawat inap, masuk ke ruang perawatan intensif, atau diperbolehkan pulang. 3. Perawatan inap Kebutuhan untuk merawat penderita diambil berdasarkan lama dan beratnya serangan asma, beratnya obstruksi saluran nafas, obat-obatan yang lv dipakai pada saat serangan, fasilitas perawatan, dukungan keluarga, kondisi rumah adanya gangguan psikiatrik. 4. Perawatan intensif Sebagian besar penderita asma akut memberikan respon terapi yang baik, namun gejala asma sebagian kecil penderita makin memburuk baik karena obstruksinya makin berat atau otot-otot pernafasannya semakin lemah atau kombinasi keduanya sehingga pasien tampak gelisah, kesadaran menurun, adanya tanda-tanda gagal nafas yang mengancam seperti kekurangan oksigen atau hipoksemia meskipun sudah diberikan oksigen yang cukup Abidin dan Ekarini, 2002.

F. Keterangan Empiris yang diharapkan

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pola peresepan obat anti asma pada pediatri di instalansi rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun dengan mengetahui jenis dan golongan obat, mengetahui cara pemberian obat pada anak, mengetahui dosis obat yang digunakan, dan mengetahui jumlah obat yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lvi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang pola peresepan penyakit asma bronkial pada pasien pediatrik di Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2006 merupakan jenis penelitian observasional yaitu penelitian yang observasinya dilakukan tehadap sejumlah ciri variabel subyek menurut keadaan apa adanya in nature, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti. Rancangan penelitian yaitu deskriptif non analitik artinya penelitian yang hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena yang ada, tanpa menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi. Cara pengambilan data dilakukan melalui rekam medik secara retrospektif.

B. Definisi Operasional

1. Asma bronkial adalah suatu jenis penyakit kronis yang pada umumnya mengalami peningkatan respon trakea dan bronki terhadap berbagai rangsang dengan manifestasi berupa penyempitan saluran nafas, yang ditandai dengan adanya sesak nafas dan “mengi”. 2. Pasien asma dalam penelitian ini adalah penderita pada pediatri dengan diagnosis asma bronkial di instalansi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta Tahun 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI