xxvi
B. Asma Bronkial Asma 1. Pengertian
Berdasarkan Global Initiative For Asthma GINA, batasan asma menggambarkan konsep inflamasi sebagai dasar mekanismenya gangguan
inflamasi kronik saluran respiratorik dengan banyak sel yang berperan khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan, inflamasi ini
menyebabkan episod wheezing berulang, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan
dengan penyempitan saluran respiratorik yang luas namun bervariasi, yang paling tidak sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan
Anonim, 2004. Asma adalah penyakit radang kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai oleh hiperresponsif pada cabang trakiobronkial terhadap berbagai rangsangan dimanifestasikan secara fungsiologis dengan penyempitan saluran
nafas yang menyeluruh dan kebanyakan secara klinis ditandai dengan sesak nafas paroksismal batuk dan wheezing. Biasanya serangan asma jangka pendek antara
beberapa menit sampai beberapa jam dan pasien dapat pulih kembali setelah serangan Anonim, 2003.
2. Epidemiologi Asma
Saat ini lebih dari 100 juta orang di dunia menderita asma dan kebanyakan terjadi pada anak-anak terutama di daerah perkotaan dan industri. Berbagai faktor
menjadi sebab dari keadaan ini yaitu faktor polusi, kekurangan dalam berbagai hal yaitu pengetahuan tentang asma, penegakan diagnosa yang tidak lengkap,
xxvii sistimatika dan pelaksanaan pengelolaan, upaya pencegahan dan penyuluhan, dan
pembiayaan. Dilaporkan adanya peningkatan prevalensi asma di seluruh dunia secara umum dan khususnya peningkatan frekuensi kunjungan ke emergensi atau
perawatan di Rumah Sakit. Penyebab terjadinya hal ini diduga disebabkan peningkatan kontak dan interaksi alergen di rumahlingkungan pasien. Angka
kejadian yang dilaporkan dipengaruhi oleh perbedaan dalam pengamatan yaitu oleh berbagai faktor yaitu faktor lokasi negara, daerah, kota atau desa, populasi
pasien masyarakat atau sekolah rumah sakit, rawat nginap atau rawat jalan, usia anak, dewasa, cuaca kering atau lembab. Prevalensi asma di seluruh dunia
adalah sebesar 8-10 persen pada anak dan 3-5 persen pada dewasa, yang dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50 persen dari angka semula. Dimana
prevalensi asma pada anak lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Pada saat masa anak-anak, laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih besar terserang
asma, karena pada anak laki-laki memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibanding anak perempuan, sehingga sistem imunnya lebih rendah dan kemungkinan kontak
dengan alergen lebih sering terpapar, sedangkan pada saat dewasa akan terjadi sebaliknya Anonim, 2003.
Tabel I. Perbandingan angka mortalitas dengan prevalensi asma akut pada 12 negara Anonim, 2003.
xxviii Negara
Angka mortalitas asma Prevalensi asma
berat Rasio
Australia 0,86
8,3 0,10
Canada 0,25
8,0 0,03
Inggris 0,52
8,7 0,06
Finlandia 0,21
3,1 0,07
Perancis 0,40
2,8 0,14
Itali 0,23 2,0 0,12
Jepang 0,73
2,1 0,35
Selandia baru 0,50
8,0 0,06
Swedia 0,12
2,0 0,06
Amerika serikat
Jerman 0,47
0,44 10,0
5,0 0,05
0,08 Angka mortalitas asma per 100.000 pada usia 5-34 tahun pada tahun 1993
Asma berat didefinisikan episode wheezing sampai keterbatasan bicara, dalam 12 bulan sebelumnya pada anak usia 13-14 tahun,1993-1995
Tabel II. Prevalensi Asma Anak di Indonesia Rahajoe dkk, 2004. Penelitian kota
Tahun Jumlah
Sampel Umur
Tahun Prevalens
Djajanto BJakarta Rosmayudi Bandung
Dahlan Jakarta Arifin Palembang
Rosalina Bandung Yunus F Jakarta
Kartasasmita CB Bandung
Rahajoe NN Jakarta
1991 1993
1996 1996
1997 2001
2002
2002 1200
4865 1296
3118 2234
2678 2836
1296 6-12
6-12 6-12
13-15 13-15
13-14
6-7 13-14
16,4 6,6
17,4 5,7
2,6 11,5
3,0
6,7
3. Etiologi dan Patogenesis Asma