Antialergi Analgetik Antipiretik Vitamin

lxxiii

6. Antialergi

Jenis antialergi yang digunakan untuk pasien anak asma bronkial dapat diamati pada tabel XIII. Tabel XIII. Jenis Obat Antialergi yang Digunakan Pasien Anak Asma Bronkial di Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2006 No Jenis antialergi Jumlah pasien Persentase 1 Difenhidramina HCl 3 3,7 2 Fenilpropanolamina HCL 1 1,2 3 CTM 17 21,0 4 Ketotifen 4 4,9 5 Pseudoefedrina 8 9,9 6 Mephidrolin napadisilat 3 3,7 Jumlah 36 44,4 Pemberian antialergi merupakan salah satu upaya untuk mengobati infeksi yang timbul karena pasien alergi terhadap suatu alergen debu dan udara dingin. Obat-obat antihistamin dapat mengatasi alergi karena debu dan udara dingin, dengan menghambat pelepasan mediator-mediator histamin oleh sel mastosit pada saluran pernapasan sehingga bronkus tidak mengalami konstriksi. Pemberian antialergi sebaiknya diberikan setelah melakukan pemeriksaan atau test alergi bukan berdasarkan diagnosa awal semata sehingga keefektifan antialergi dapat diperoleh seoptimal mungkin dan tidak menimbulkan efek yang merugikan serta pemborosan dalam hal biaya.

7. Analgetik Antipiretik

Jenis obat analgetik antipiretik yang digunakan untuk pasien asma bronkial yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2006 adalah parasetamol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lxxiv Radang yang terjadi pada asma biasanya membuat penderita merasa tidak nyaman seperti pusing, demam, sehingga harus ditangani. Jenis analgetik antipiretik yang biasa digunakan adalah parasetamol. Pada kasus yang diamati, parasetamol menjadi pilihan karena parasetamol merupakan obat yang relatif aman dan mempunyai efek samping yang ringan.

8. Vitamin

Pemberian vitamin pada pasien anak asma bronkial bertujuan untuk memulihkan daya tahan tubuh pasien selain obat yang diberikan untuk pengobatan penyakit asma.

C. Cara Pemberian Obat yang Digunakan

Cara pemberian obat pada pasien anak asma bronkial yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta Tahun 2006 pada umumnya secara oral selain inhalasi. Cara peroral ditemukan pada semua kasus yang diamati. Cara oral mempunyai keuntungan antara lain mudah dalam penggunaan dan tidak menimbulkan ketakutan pada anak, efek samping dan biaya pengobatan ringan. Selain keuntungan sediaan oral mempunyai kerugian dimana anak kadang memuntahkan obat yang diminum atau reaksi penolakan lain yang menyebabkan obat yang diminum menjadi kurang dari takaran yang seharusnya diberikan sehingga dosis terapi yang diharapkan sulit dicapai. Sediaan inhalasi digunakan untuk pengobatan simptomatis tanpa banyak memberikan efek samping, tetapi memerlukan alat dan metode khusus yang agak