Pengujian Hipotesis ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
ditinjau dari pengalaman guru mengajar diperoleh hasil, 27 guru mempunyai persepsi sangat positif, 63 guru mempunyai persepsi
positif, 8 guru mempunyai persepsi cukup positif, dan tidak ada guru yang mempunyai persepsi negatif dan sangat negatif. Hal ini
menujukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai pengalaman kerja 13-24 tahun dan mempunyai persepsi
positif terhadap implementasi Kurikulum 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya
perbedaan persepsi guru yang signifikan terhadap implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari pengalaman guru mengajar, diartikan
baik guru yang sangat berpengalaman, cukup berpengalaman dan kurang berpengalaman tidak mempunyai persepsi yang berbeda
terhadap implementasi Kurikulum 2013. Tidak adanya perbedaan persepsi guru yang signifikan terhadap implementasi kurikulum 2013
ditinjau dari pengalaman guru mengajar dapat ditunjukkan pada mean lampiran hal. 145 dan penilaian persepsi guru terhadap implementasi
Kurikulum 2013 berdasarkan PAP II lampiran hal. 149. Mean pada pengalaman guru mengajar 0-12 tahun adalah 147,90 masuk ke dalam
kategori positif, pengalaman guru mengajar 13-24 tahun adalah 152,00 masuk ke dalam kategori positif sedangkan mean pada
pengalaman guru mengajar 25-36 tahun adalah 147,56 masuk ke dalam kategori positif. Menurut mereka Kurikulum 2013 dapat
membantu siswa dalam mengembangkan kompetensi, membentuk
peserta didik sebagai pribadi yang produktif, tidak hanya mengutamakan aspek kognitif siswa, mampu mengarahkan siswa
berkontribusi pada kehidupan masyarakat serta efektif untuk membentuk karakter siswa. Mereka setuju bahwa pola pembelajaran
dalam Kurikulum 2013 merupakan pola pembelajaran interaktif, pola pembelajaran yang berbasis tim, dan bukan merupakan pola
pembelajaran konvesional serta pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Para guru menanggapi positif perubahan komponen
Kurikulum. Perubahan komponen itu antara lain: kompetensi dinyatakan dalam Kompetensi Inti KI kelas dan dirinci lebih lanjut
dalam Kompetensi Dasar KD mata pelajaran, pola pembelajaran pasif diubah menjadi pembelajaran kritis, penilaian hasil belajar siswa
tidak terbatas pada penilaian kognitif, penilaian menggunakan acuan patokan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan 9 mata pelajaran wajib
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, pelaksanaan mata pelajaran
pilihan membantu
peserta didik
mengembangkan peminatannya, jam beban belajar siswa sesuai dengan kemampuan
siswa, serta jam beban belajar siswa efektif. Dalam implementasi Kurikulum 2013 mereka setuju bahwa bukan guru yang aktif
melainkan siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, isi buku siswa mengurai tuntutan ranah kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Mereka setuju bahwa Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PTK adalah bagian dari pengembangan Kurikulum,
PTK tidak hanya dilaksanakan pada tahun pertama yaitu tahun 2013, dan PTK sebaiknya tidak dilakukan dengan melibatkan semua guru
kelas di tingkat SD, SMP, dan SMASMK. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Lestari
2009, yang menyatakan tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari pengalaman
mengajar. Dari hasil penelitian Lestari 2009, menyatakan bahwa, guru yang masa kerjanya lama berusaha memahami KTSP dengan
mencari banyak informasi sementara bagi guru baru bisa semakin memacu kreativitas dan kompetensi mereka. Tidak jauh berbeda
dengan KTSP, dalam implementasi Kurikulum 2013 guru-guru juga berusaha untuk berdiskusi bersama dan mencari informasi.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Apriyanto 2007, yang menyatakan ada perbedaan persepsi guru
terhadap Kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru. Implementasi KTSP pada saat itu
diimplementasikan langsung pada seluruh sekolah secara bersamaan. KTSP diimplementasikan secara menyeluruh sehingga pelatihan-
pelatihan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal mengingat jumlah guru yang cukup banyak. Selain itu, dalam KTSP para guru
diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada satuan pendidikan, masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya, maupun praktiknya di lapangan. Karena
hal-hal tersebut mengakibatkan informasi tidak dapat tersalurkan dengan maksimal sehingga dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda-beda pada guru-guru dengan pengalaman mengajar yang berbeda.
Berbeda dengan implementasi KTSP, Kurikulum 2013 diimplementasikan
pada sekolah-sekolah
tertentu sehingga
Pemerintah akan lebih fokus memberikan pelatihan-pelatihan secara maksimal kepada guru-guru. Pemerintah juga mewajibkan semua guru
yang mengimplementasikan Kurikulum 2013 untuk mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013. Sosialisasi dalam implementasi
Kurikulum 2013 sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan
yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap
perubahan Kurikulum yang dilakukan Mulyasa, 2013: 48. Sesuai dengan pendapat tersebut, semua guru baik guru yang telah lama
mengajar maupun guru yang belum lama mengajar mengikuti sosialisasi yang sama sehingga wawasan yang mereka dapatkan juga
sama. Hal ini juga yang menyebabkan guru yang sudah lama mengajar dengan guru yang belum lama mengajar mempunyai persepsi yang
sama. Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara dan
pengamatan penulis ketika melakukan penelitian. Kurikulum 2013
hanya diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang dipilih oleh pemerintah. Sekolah-sekolah tersebut merupakan institusi yang dirasa
cukup siap untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 di Kabupaten Bantul. Berdasarkan pengamatan penulis selama
penelitian, para guru saling berdiskusi dan bertukar pengalaman baik guru yang telah lama mengajar maupun guru yang belum lama
mengajar. Karena saling berdiskusi bersama, informasi yang mereka dapatkan pun akan sama dan tidak jauh berbeda. Karena hal tersebut,
guru dengan pengalaman yang berbeda dapat mempunyai pandangan yang sama sehingga menimbulkan persepsi yang sama tentang
implementasi Kurikulum 2013. Pada saat ini guru muda lebih up to date dengan model-model pembelajaran tertentu, biasanya guru baru
dapat mengembangkan
kemampuan peserta
didik dengan
menyediakan berbagai macam media pembelajaran yang baru, kegiatan belajar yang menarik peserta didik dan sumber belajar yang
lebih up to date yang baru diperoleh dari pendidikannya. Hal ini sesuai dengan tema Kurikulum 2013 menurut Mulyasa 2013:99,
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi Kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang
pembelajaran efektif
dan bermakna
atau menyenangkan,
mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran