Pendekatan Penilaian Menurut Kurikulum 2013

MI atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik danatau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan danatau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi danatau kesenian.

G. Kerangka Berpikir

1. Persepsi

Guru yang Signifikan terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Ditinjau dari Pengalaman Guru Mengajar. Profesionalitas seorang pekerja dipengaruhi pula oleh lama pekerja tersebut menjalani profesinya. Semakin lama seseorang menggeluti pekerjaannya maka semakin terasah pula kemampuannya. Seorang guru yang telah puluhan tahun mengajar akan memiliki kualitas mengajar yang berbeda dengan seorang guru yang baru satu tahun mengajar. Guru yang telah lama menjalani profesi guru akan memiliki pengalaman mengajar, kemampuan mengelola kelas, maupun mengevaluasi kelas dengan lebih baik dibanding dengan guru baru. Akan tetapi, mungkin guru yang baru tersebut memiliki kemampuan lain yang tidak dimiliki oleh guru yang telah puluhan tahun mengajar, misalnya saja kemampuan mengoperasikan komputer, pemanfaatan internet, metode pengajaran baru, dan sebagainya. Inti dari semua itu adalah bahwa suatu pengalaman mengajar ataupun pengetahuan baru dari seseorang yang belum begitu berpengalaman mengajar, akan menyebabkan perbedaan pandangan ataupun persepsi akan suatu permasalahan. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya pola berpikir yang berbeda yang disebabkan oleh pembentukan karakter atas diri guru selama menjalani profesinya. Suparno dalam Cahyaningsih 2007:35, menguraikan bahwa lama seorang guru menjalani profesinya akan mempengaruhi cara pandang. Seorang guru yang sudah dua puluh tahun mengajar akan memandang Kurikulum 2013 sebagai sebuah Kurikulum yang merepotkan mengingat beratnya tugas seorang guru dalam peran sertanya menyusun bahan ajar dan media pembelajaran, berbeda dengan