Persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar, pangkat/golongan, dan jenjang sekolah tempat guru mengajar survai pada guru SD, SMP, dan SMA Negeri terakreditasi A di Kecamatan Ngaglik.

(1)

viii

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM 2013 DITINJAU

DARI LAMA MENGAJAR, PANGKAT/GOLONGAN, DAN

JENJANG SEKOLAH TEMPAT GURU MENGAJAR

Survai pada Guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A

di Kecamatan Ngaglik Lukas Willi Dwi K Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar, (2) perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari pangkat/golongan, dan (3) perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang sekolah tempat mengajar.

Penelitian ini merupakan survai pada guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A di Kecamatan Ngaglik. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Juni 2015. Jumlah populasi penelitian sebanyak 240 guru. Jumlah sampel sebanyak 150 guru. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis varian (Anova).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar (asymp. Sig. = 0.928 > a = 0.05; thitung = 0.384 < ttabel = 2.00); (2) tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari pangkat/golongan (asymp. Sig. = 0.922 > a= 0.05 dan thitung= 0.081 < ttabel= 3.06); (3) tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang sekolah tempat mengajar (asymp. Sig. = 1.662 > a= 0.05 dan thitung= 0.192 < ttabel= 3.06).


(2)

ix

ABSTRACT

TEACHER’S PRECEPTION TOWARD 2013 CURRICULUM

PERCEIVED FROM PERIOD OF TEACHING, OFFICIAL

STRATIFICATION, AND THE SCHOOL LEVEL

A Survey on Teachers of Primary Schools, Junior and Senior High Schools A Accredited in Ngaglik District

Lukas Willi Dwi K Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purposes of this research are to know the differences of teacher’s perception about 2013 Curriculum perceived from: (1) period of teaching, (2) official stratification, and (3) the school level where the teachers teach.

This study is a kind of survey toward teachers in the Primary Schools, Junior High Schools, and Senior High Schools which are Accredited at A level in Ngaglik District. The research was conducted from March to June 2015. The population were 240 teachers. The samples were 150 teachers. Data collection technique is questionnaire. Data analysis techniques were descriptive analysis and analysis variant (Anova).

The result of the research shows that: (1) there aren’t any differences perceptions toward 2013 Curriculum perceived from period of teaching (asymp. Sig. = 0.928 > α = 0.05; tcount = 0.384 < ttable = 2.00); (2) there aren’t any

differences perceptions toward 2013 Curriculum perceived from official stratification (asymp. Sig. = 0.922 > α = 0.05 and tcount= 0.081 < ttable= 3.06); (3)

there aren’t any differences perception toward 2013 Curriculum perceived from the school level where the teachers teach (asymp. Sig. = 1.662 > α = 0.05 and tcount= 0.192 < ttable= 3.06);


(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM 2013 DITINJAU

DARI LAMA MENGAJAR, PANGKAT/GOLONGAN, DAN

JENJANG SEKOLAH TEMPAT GURU MENGAJAR

Survai pada Guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A

di Kecamatan Ngaglik

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

LUKAS WILLI DWI KURNIANTO

NIM: 111334037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM 2013 DITINJAU

DARI LAMA MENGAJAR, PANGKAT/GOLONGAN, DAN

JENJANG SEKOLAH TEMPAT GURU MENGAJAR

Survai pada Guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A

di Kecamatan Ngaglik

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

LUKAS WILLI DWI KURNIANTO

NIM: 111334037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

(1). MY LORD Jesus Christ: Puji dan syukur atas segala limpahan berkat dan anugerahmu yang tercurah dalam hidupku, (2). Universitas Sanata Dharma:

Almamaterku, tempatku menaung, tempatku bertumbuh, berkembang, dan belajar dalam memaknai setiap nilai yang tercurah, (3). Rekan-Rekan Prodi Pendidikan Akuntansi: terimaksih atas pengalaman, semangat, nasehat, serta dukunganmu, (4). Rita Eny Purwanti: dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan, dan informasi, (5). Orang tua [FX. Warso & V. Wahyuni]: terimakasih untuk segala cinta, doa, dukungan, semangat, perhatian, dan juga bantuan biaya selama studi, (6). Kaka dan Adikku

[Andreas Soni, Angelina Gadis, dan Irene Wardani]: terimakasih untuk segala doa, semangat, dukungan, dan informasi dalam menyelesaikan studi, (7). Vivi: terimaksi untuk segala doa, semangat, dukungan, perhatian yang kau berikan dengan penuh cinta dan kesabaran, (8). Para dosen: terimakasih untuk semua pengetahuan, informasi dan pengalaman selama masa studi, (9) Teman-teman: baik yang ada di kampus, maupun diluar kampus terimakasih atas semua dukungan, informasi, doa, dan pengalaman.


(8)

v

MOTTO

“Hidup itu perjuangan lakukanlah dengan penuh tanggung jawab dan kasih”

(FX. Warso)

“Hidup itu permainan perlu perjuangan, strategi, keahlian, semangat, dan

Tuhan”

(Lukas Willi DK)

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua itu

akan ditambahkannya kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari

besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan

sehari cukuplah untuk sehari”


(9)

(10)

(11)

viii

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM 2013 DITINJAU

DARI LAMA MENGAJAR, PANGKAT/GOLONGAN, DAN

JENJANG SEKOLAH TEMPAT GURU MENGAJAR

Survai pada Guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A

di Kecamatan Ngaglik

Lukas Willi Dwi K Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar, (2) perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari pangkat/golongan, dan (3) perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang sekolah tempat mengajar.

Penelitian ini merupakan survai pada guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A di Kecamatan Ngaglik. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Juni 2015. Jumlah populasi penelitian sebanyak 240 guru. Jumlah sampel sebanyak 150 guru. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis varian (Anova).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar (asymp. Sig. = 0.928 > α = 0.05; thitung = 0.384 < ttabel = 2.00); (2) tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari pangkat/golongan (asymp. Sig. = 0.922 > α = 0.05 dan thitung = 0.081 < ttabel = 3.06); (3) tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang sekolah tempat mengajar (asymp. Sig. = 1.662 > α = 0.05 dan thitung = 0.192 < ttabel = 3.06).


(12)

ix

ABSTRACT

TEACHER’S PRECEPTION TOWARD 2013 CURRICULUM

PERCEIVED FROM PERIOD OF TEACHING, OFFICIAL

STRATIFICATION, AND THE SCHOOL LEVEL

A Survey on Teachers of Primary Schools, Junior and Senior High Schools A

Accredited in Ngaglik District

Lukas Willi Dwi K Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purposes of this research are to know the differences of teacher’s perception about 2013 Curriculum perceived from: (1) period of teaching, (2) official stratification, and (3) the school level where the teachers teach.

This study is a kind of survey toward teachers in the Primary Schools, Junior High Schools, and Senior High Schools which are Accredited at A level in Ngaglik District. The research was conducted from March to June 2015. The population were 240 teachers. The samples were 150 teachers. Data collection technique is questionnaire. Data analysis techniques were descriptive analysis and analysis variant (Anova).

The result of the research shows that: (1) there aren’t any differences perceptions toward 2013 Curriculum perceived from period of teaching (asymp. Sig. = 0.928 > α = 0.05; tcount = 0.384 < ttable = 2.00); (2) there aren’t any

differences perceptions toward 2013 Curriculum perceived from official stratification (asymp. Sig. = 0.922 > α = 0.05 and tcount = 0.081 < ttable = 3.06);

(3) there aren’t any differences perception toward 2013 Curriculum perceived from the school level where the teachers teach (asymp. Sig. = 1.662 > α = 0.05 and tcount = 0.192 < ttable = 3.06);


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Krisrus karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma;

2. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. Selaku Ketua Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dengan kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini; 5. Para staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

memberikan banyak tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan; 6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah


(14)

xi

7. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SD, SMP, dan SMA Negeri Terakreditasi A di Kecamatan Ngaglik, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

8. Rekan-rekan FKIP Pendidikan Akuntansi angkatan 2011 yang telah memberikan banyak masukan;

9. Kedua orang tuaku, Bapak FX. Warso dan Ibu V. Wahyuni yang tidak pernah lelah memberikan semangat, doa, kasih sayang, nasehat, serta bantuan financial selama studi di Universitas Sanata Dharma dan dalam mengerjakan skripsi;

10. Kakakku Andreas Soni, Adikku Angelina Gadis dan Adventina Irene yang selalu memberikan doa, nasehat, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini;

11. Vitalis Anjar Jati Setyorini [Vivi], yang telah banyak mendukung dan membantu dengan penuh cinta dan kasih sayang selama studi di Universitas Sanata Dhrama dan dalam mengerjakan skripsi;

12. Sahabat-sahabatku Daniel, Fajar, Arga, Irwan, Ali, Abah, Dadang, Bayu, Toro, Eko, Nino, Deni, Glow, Valen, Rosa, Sella, yang telah banyak mendukung dan membangun secara spiritual selama studi di Universitas Sanata Dhrama;

13. Teman-teman seperjuanganku Arum, Oktin, terimakasih atas saran, motivasi, dan semangatnya selama ini;


(15)

(16)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HEPOTESIS

A. Persepsi Guru ... 7

B. Kurikulum ... 12

C. Kurikulum 2013 ... 18

D. Lama mengajar ... 23

E. Pangkat/Golongan ... 24

F. Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar ... 26

G. Kerangka Berfikir ... 27

H. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subyek dan Objek Penelitian ... 31

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Operasionalisasi Variabel ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 50

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 58

C. Pengujian Hipotesis ... 62

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72


(18)

xv

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LMPIRAN-LAMPIRAN ... 75


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Populasi ... 31

Tabel 3.2 Tabel Sampel Responden ... 33

Tabel 3.3 Skala Pengukuran Model Likert ... 34

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau dari Lama Mengajar, Pangkat/golongan, Jenjang Sekoah Tempat Guru Mengajar ... 36

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Pertama Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 ... 42

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas ke Dua Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 ... 43

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabelitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 ... 45

Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ... 49

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Lama Mengajar ... 50

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Pangkat/golonagn Guru ... 52

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar ... 52

Tabel 4.5 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 ... 53

Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Lama Mengajar ... 54


(20)

xvii

Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Pangkat/golongan ... 56 Tabel 4.8 Persepsi guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari

Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar ... 57 Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Lama Mengajar ... 58 Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Pangkat/golongan ... 59 Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar ... 60 Tabel 4.12 Tabel Homogenitas ... 61 Tabel 4.13 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari

Lama Mengajar ... 62 Tabel 4.14 Persepsi Guru terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari

Pangkat/golongan ... 63 Tabel 4.15 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 76

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabelitas Penelitian ... 85

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 88

Lampiran 4 Analisis Data Penelitian ... 104

Lampiran 5 Tabel T, R, dan F ... 114


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengrertian Kurikulum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Isi dan Peraturan Mentri No 23 Tentang Sisitem Pendidikan Nasional adalah:

Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan berkali-kali. Dari tahun 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini diperbaharui menjadi Kurikulum 2013.

“Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Bedasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat perencanaan mengenai tujuan, isi, serta cara yang akan digunakan untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan pembelajaran.

Lahirnya Kurikulum 2013 didasarkan pada berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat seperti masalah perkembangan teknologi


(23)

informasi, masalah buruknya moral dikalangan pelajar, dan masalah di era globalisasai, sehingga masyarakat menganggap pendidikan terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif saja, selain itu banyaknya jumlah mata pelajaran menjadikan beban untuk siswa. Untuk itu masyarakat menilai ada kemerosotan dalam pendidikan karakter pelajar saat ini, dan perlunya penyusunan kembali mata pelajaran, sehingga tidak menjadi beban untuk sisiwa, dan perlunya penekanan pada muatan pendidikan karakter dalam kurikulum, berdasarkan fenomena di atas penyusunan Kurikulum 2013 menekankan pada pembangunan karakter, sehingga mampu bersaing di dunia golobal.

Jadi Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan dimasa depan mereka. Pemerintah diharapkan mampu menyiapkan kurikulum yang lebih matang dan mumpuni dibanding kurikulum sebelumnya.

Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi dari pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum karena Kurikulum 2013 menuntut perubahan paradigma dalam pembelajaran, sehingga dengan adanya Kurikulum 2013 tidak hanya menyebabkan perubahan konsep metode dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga menyangkut pola fikir, filosofis,


(24)

komitmen guru. Dengan adanya perubahan paradigma tersebut, tentunya membuat persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 akan berbeda satu dengan guru yang lainnya.

Keberhasilan penerapan Kurikulum 2013 dapat ditinjau dari hasil belajar siswa, sehingga guru dituntun untuk mampu mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai sikap dan minat, sehingga membentuk pribadi yang terampil dan mandiri. Dalam hal ini keberhasilan sisiwa dapat ditinjau dari lama mengajar guru dan proses pemahaman dan penerimaan terhadap Kurikulum 2013.

Perubahan kurikulum tentunya memberikan beban baru bagi guru dalam hal ini guru dengan pangkat/golongan lebih tinggi, tentuakan memandang lebih realistis berdasarkan pengalaman yang telah didiapat dan lebih siap ketika terjadi perubahan dalam kurikulum, sedangkan guru yang pangkat/golongan lebih rendah, tentunya akan di pusingkan dengan perubahan-perubahan dalam kurikulum.

Lembaga pendidikan merupakan tonggak yang paling penting dalam menanamkan daya saing yang tangguh dalam menciptakan generasi penerus, baik dalam jenjang pendidikan SD, SMP, maupun SMA, sehingga perbedaan jenjang sekolah tempat guru mengajar diharapkan bukan menjadi halangan dalam menciptakan generasi penerus yang mampu menghadapi tantangan zaman, sesuai dengan tujuan dari Kurikulum 2013.


(25)

Yang penting sekarang bagaiman guru dengan segala potensinya mampu bersinergi dengan berbagai faktor penunjang pelaksanaan kurikulum, sehingga nantinya tujuan dari Kurikulum 2013 dapat tercapai dengan optimal, dan mendukung pada peningkatan kualitas pesertadidik. Maka penulis memilih, SD, SMP, SMA Negeri Terakreditasi A, Kecamatan Ngaglik sebagai objek penelitian agar dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman penulis.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Persepsi guru terhadap Kurikulum

2013 ditinjau dari lama mengajar, pangkat/golongan, dan jenjang sekolah tempat guru mengajar” (Survai pada Guru SD, SMP, dan SMA Negeri Terakrdesitasi A Kecamatan Ngaglik) .


(26)

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 di batasi pada lama mengajar, pangkat/golongan, dan jenjang sekolah tempat guru mengajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013

ditinjau dari lama mengajar?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013

ditinjau dari pangkat/golongan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013

ditinjau dari jenjang sekolah tempat guru mengajar?

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013

ditinjau dari lama mengajar?

2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013


(27)

3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang sekolah tempat guru mengajar?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berasngkutan:

1. Bagi Guru, dapat memberikan gambaran terhadap Kurikulum 2013,

serta membantu guru dalam menerapkan Kurikulum 2013 pembelajaran, sehingga tujuan Kurikulum 2013 dapat tercapai.

2. Bagi Sekolah, untuk memberikan gambaran kongkrit tentang persepsi

guru terhadap Kurikulum 2013 dan masukan yang berguna bagi sekalah dalam hal pembelajaran, sehingga sekolah dapat optimal dalam penerapan Kurikulum 2013.

3. Bagi Peneliti, menambah pengalaman tentang kurikulum dan persepsi

guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari berbagai aspek, sehingga memberikan pengalaman dan kemudian menjadi bekal kelak menjadi guru.


(28)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Persepsi Guru

1. Pengertian Persepsi

Manusia adalah makhluk sosial dan juga makhluk individu, sehingga terdapat perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya, persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (Toha, 1983:138).

Menurut Davidoff (1981:232) persepsi adalah proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sehingga kita menyadari sekeliling kita, sementara Walgito (1994) mengatakan persepsi adalah proses yang didahulu penginderaan, diterimanya stimulasi melalui reseptor, kemudian diteruskan ke otak dan terjadilah proses psikologi sehingga individu mengerti tentang apa yang diindrakan, setelah manusia mengindrakan objek di lingkungan ia memproses hasil pengindrannya itu dan tumbuhlah makna tentang objek itu pada diri manusia yang bersangkutan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman terkait lingkungannya, melalui panca indra sehingga individu mengerti tentang apa yang di indrakan.


(29)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Toha (1988:149-156) ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses seleksi persepsi dalam diri seseorang, sebagai berikut:

a. Faktor dari dalam diri seseorang, antara lain: 1) Proses belajar

Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek, sehingga menimbulkan adanya persepsi yang didasarkan pada kekomplekkan kejiwaan. Kekomplekkan kejiwaan selaras dengan pemahaman dan proses belajar seseorang dari masing-masing individu.

2) Motivasi

Faktor dari dalam lainnya yang dapat membentuk persepsi adalah motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

3) Kepribadian

Dalam membentuk persepsi unsur kepribadian sangat erat kaitannya dengan proses belajar dan motivasi seseorang, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.


(30)

b. Faktor dari luar diri seseorang, antara lain : 1) Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dipahami (to be perceived).

2) Ukuran

Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas di atas. Semakin besar ukuran objek maka semakin mudah pula untuk bisa diketahui dan dipahami.

3) Keberlawanan atau kontras

Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan semakin menarik perhatian.

4) Pengulangan (repetition)

Stimulus yang berasal dari luar yang diulang-ulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan objek yang hanya satu kali dilihat.

5) Gerakan (moving)

Prinsip ini diantaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dengan objek yang hanya diam saja.


(31)

6) Baru dan familier

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan untuk menarik perhatian.

3. Syarat-syarat Persepsi

Syarat agar seseorang dapat mengadakan persepsi menurut Walgito (1994: 54) adalah sebagai berikut :

a. Adanya objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor yang kemudian diteruskan ke otak dan terjadilah proses psikologi.

b. Alat indra

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Dalam menerima stimulus alat indera perlu dibantu dengan saraf sensoris. Saraf sensoris adalah saraf yang menghubungkan stimulus sampai ke otak dan saraf motorik yang mengadakan penyampaian stimulus untuk mengadakan respon.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi terhadap sesuatu diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.


(32)

4. Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 228) guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa :

“Pendidik (guru) merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melalui pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Sehingga setiap kegiatan pendidikan formalnya dilakukan oleh tenaga kependidikan yang mempunyai kewewenangan mengajar yakni guru.

5. Persepsi Guru

Kurikulum yang terus berubah membuat guru bingung akan perubahan kurikulum tersebut, sehingga pendidikan yang diajarkan tidaklah maksimal, faktor utama terkait belum menguasai kurikulum oleh tenaga pendidik, perubahan dalam kurikulum menuntut kesiapan guru, karena perubahan kurikulum dimaksudkan untuk terwujudnya tujuan dari pendidikan nasional, tentunya pemerintah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi guru, baik dengan memberikan seminar atau pelatihan.


(33)

Persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 adalah proses pemahaman dan pengintepretasian Kurikulum 2013, melalui pancaindra sehingga guru mengerti dan memahami kurikulum.

B. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak-anak untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakat. Setiap kurikulum, bagaimanapun polanya, selalu mempunyai komponen tertentu yakni pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan akhirnya evaluasi hasil belajar.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 2003).


(34)

2. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

3. Peranan Kurikulum

Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan berkali-kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini diperbaharui menjadi Kurikulum 2013.

Peranan kurikulum menurut Wiryokusumo (1988:6-8) antara lain: a. Peranan konservatif

Kurikulum berperan aktif dalam menafsirkan dan mewariskan nilai-nilai budaya yang mengandung makna dalam membina prilaku anak didik.

b. Peranan kreatif

Kurikulum harus mampu memberikan kegiatan kreatif dan konstruktif bagi siswa, dalam arti harus menyusun dan mendesain pengalaman belajar yang bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam mata pelajaran.


(35)

c. Peranan kritis dan evaluatif

Kurikulum berperan aktif sebagai kontrol sosial dan menekankan pada unsure berfikir kritis sebagai kontrol sosial dan menekan pada unsur berpikir kritis dimana nilai sosisal yang tidak sesuai ditata untuk siap diorganisir menjadi bentuk pengalaman belajar.

4. Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum seperti yang dijelaskan oleh Hendrayat Soetopo dan Wasty Soemanto dalam (Susilo, 2006) ada 7 yaitu :

a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.

b. Fungsi kurikulum bagi anak

Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu diharapkan anak akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama perkembangan anak.

c. Fungsi kurikulum bagi guru

Ada tiga macam fungsi kurikulum bagi guru, antara lain:

1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan


(36)

2) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan;

3) Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan

pengajaran.

d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah

Ada lima arti fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekoalah antara lain:

1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu

memperbaiki situasi belajar;

2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam

menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik;

3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam

memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar;

4) Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut

dan;

5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar

mengajar.

e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid

Orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam


(37)

melaluikonsultasi langsung dengan sekolah/guru, dana dan sebagainya.

f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan di atasnya

Meliputi pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.

g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah

Pemakai lulusan dapat ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orangtua/masyarakat. Dan ikut memberikan kritik atau saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan.

5. Landasan Perkembangan Kurikulum

Agar pengembangan kurikulum dapat berhasil, maka dalam

pengembangan kurikulum diperlukan landasan pengembangan

kurikulum, yang tercantum sebagai berikut (Dimyati, 1999 :268) : a. Landasan Filosofis

Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat sehingga apa yang dikehendaki oleh masyarakat untuk dilestarikan diselenggarakan melalui pendidikan. Segala kehendak yang dimiliki oleh masyarakat merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada pendidikan.


(38)

b. Landasan Sosial Budaya

Untuk melaksanakan penerimaan, penyebarluasan, pelestarian atau penolakan dan pelepasan nilai-nilai sosial-budaya-agama, maka masyarakat memanfaatkan pendidikan yang dirancang melalui kurikulum.

c. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung akan menjadi isi/materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan tugas kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan Iptek.

d. Landasan Kebutuhan Masyarakat

Adanya falsafah hidup, perubahan sosial budaya, agama dan perubahan Iptek dalam suatu masyarakat akan merubah pula kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pengembangan kurikulum yang hanya berdasar pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis. Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang mencakup keterkaitan dengan lingkungan sosialnya.

e. Landasan Perkembangan Masyarakat

Perkembangan masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai, maka diperlukan rancangan berupa


(39)

kurikulum yang landasan pengembangannya berupa pengembangan masyarakat itu sendiri.

C. Kurikulum 2013

1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Landasan Kurikulum 2013 menurut Fadlillah (2013:29) dilandasi beberapa aspek sebagai berikut:

a. Aspek filosofis

Filosofis adalah landasan penyususnan kurikulum yang didasarkan pada kerangka berfikir dan hakikat pendidikan yang sesungguhnya. Dalam hal ini landasan filosofis Kurikulum 2013, yaitu:

1) Pendidikan yang berbasis nilai-nilai luhur, nilai akademik,

kebutuhan peserta didik, dan masyarakt;

2) Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi.

b. Aspek yuridis

Aspek yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai payung hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan Kurikulum 2013 ini, landasaan yuridis yang digunakan antara lain:

1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

2) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan yang berisi tentang


(40)

3) Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; Penyempurnaan Kurikulum dan Metodologi Pembelajaran Aktif berdasarkan Nilai-nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya Saing karakter Bangsa.

4) Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum 2013.

c. Aspek konseptual

Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide atau gagasan yang di abstraksi dari peristiwa konkret. Dalam penyusunan Kurikulum 2013 landasan konseptualnya antara lain:

1) Prinsip relevansi;

2) Model kurikulum berbasis kompetensi;

3) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen;

4) Proses pembelajaran, yang meliputi: aktivitas belajar, output belajar, dan outcome belajar;

5) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dan kompetensi dan

penjejangan penilaian.

2. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adlaah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik KBK


(41)

maupun KTSP, Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skillsl dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan (Fadlillah, 2013:16).

Dalam hal ini Kurikulum 2013 lebih menekankan pada nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan dibangku sekolah, baik soft skills dan hard skills dapat tertanam seimbang, berdampingan, dan mampu diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Fadlillah, 2013:25).

4. Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Ghassani (2014), Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;


(42)

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan

berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

(enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

5. Prinsip pengembangan Kurikulum 2013

Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman dalam pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A tahun 2013 tentang implemenyasi Kurikulum 2013, meliputi:


(43)

a. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia

b. Kebutuhan kompetensi masa depan

c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat seseuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan perserta didik.

d. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.

e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

f. Tuntutan dunia kerja.

g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

h. Agama

i. Dinamika perkembangan global

6. Struktur Kurikulum 2013

Menurut Fadlillah (2013:40), struktur kurikulum adalah pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Hal ini sejalan dengan acuan Kemendikbud tentang Strukutur Kurikulum setidaknya menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam mata pelajaran, posisi konten dalam kurikulum, posisi konten dalam semester atau tahun, dan beban belajar untuk mata pelajaran serta beban belajar per minggu setiap siswa.

Untuk Kurikulum 2013, struktur kurikulum sedikit ada perubahan bila diandingkan dengan kurikulum sebelumnya (KTSP),


(44)

perubahan terkait bentuk mata pelajaran serta alokasi waktu belajar yang dibebankan kepada peserta didik.

D. Lama Mengajar

Lama mengajar guru berkaitan erat dengan pengalaman mengajar dan masa kerja. Pengalaman menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui dan dikerjakan. Pengalaman berasal dari kata “alam” yang berarti lebih mengetahui atau tahu benar, maka pengalaman dapat berarti pengetahuan atau keterampilan atau partisipasi langsung dari peristiwa.

Lama mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga berwenang (Muslich, 2007:14).

Sedangkan pengalaman kerja merupakan salah satu syarat yang sering diminta sekolah dalam menerima calon tenaga guru. Dilihat dari masa kerja dan pengalaman kerja yang banyak, seorang guru akan dapat bekerja dengan lebih baik dan efisien.


(45)

E. Pangkat/golongan

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto, 1982:281,242) menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu :

1. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas

dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.

2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas

dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c.

3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas


(46)

kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.

4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang III/b.

Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:

1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan

yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional

ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang


(47)

beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan

yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

4. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional

ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.

F. Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar

jenjang sekolah tempat guru mengajar adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan di kembangkan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 14, disebutkan bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.


(48)

Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Di akhir masa pendidikan dasar selama 6 tahun pertama (SD/MI), para siswa harus mengikuti dan lulus dari ujian nasional untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs) dengan lama pendidikan 3 tahun.

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

G. Kerangka Berfikir

1. Persepsi Guru Terhadap Pernerapan Kurikulum 2013 Ditinjau Dari

Lama mengajar

Semakin tua umur seseorang tentu pengalaman yang didiapat dalam hidup juga semakin banyak. Hal ini pun sama dengan yang terjadi pada sosok guru. Guru yang lebih dahulu mengajar akan mempunyai pengalaman yang banyak. Lama mengajar guru menentukan sikap guru terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Guru dengan masa kerja yang lebih lama akan lebih realistik dalam memandang perubahan kurikulum berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang jauh lebih banyak di bandingkan dengan guru baru.


(49)

Sementara guru baru tentu tidak sempat mengalami perubahan kurikulum karen mereka lulus lebih dahulu sementara perubahan bisa saja belum terjadi sehingga ilmu dan pengetahuan terhadap kurikulum belum sepenuhnya mereka pahami.

2. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari

Pangkat/Golongan

Persepsi guru yang satu dengan yang lain tentang kurikulum akan beda karena memiliki pangkat/golongan yang berbeda-beda. Guru yang memiliki pangkat/golongan lebih tinggi, tentu akan memandang lebih realistis bedasarkan pengalaman, sementara guru yang pangkat/golongan lebih rendah, akan dipusingkan dengan perubahan-perubahan dalam kurikulum.

3. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Jenjang

Sekolah Tempat Guru Mengajar

Kurikulum 2013 ini dijalankan mulai dari tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, sehingga pemahaman guru dalam setiap jenjang pendidikan akanlah berbeda. Guru dalam jenjang pendidikan yang sama tentulah juga akan memiliki padangan yang berbeda tentang kurikulum. Penerimaan guru SD jauh lebih sulit karena mengajar dengan tema tertentu biasa disebut perlajaran “tematik” dibandingkan guru-guru SMP/SMA yang tidak menggunakan pelajaran tematik.


(50)

H. Hipotesis

1. Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau

dari lama mengajar.

Ho1 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013

ditinjau dari lama mengajar.

2. Ha2 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau

dari pangkat/golongan.

Ho2 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013

ditinjau dari pangkat/golongan.

3. Ha3 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau

dari jenjang sekolah tempat guru mengajar.

4. Ho3 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum 2013


(51)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, dimana penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian untuk memperoleh gambaran informasi lebih jelas tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan, terkait dengan situasi atau gejala sosoial yang sedang terjadi.

Untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap kurikulum 2013 yang ditinjau dari lama mengajar, pangkat/golongan, dan jenjang sekolah tempat guru mengajar, penelitian ini dilakukan dengan penelitian survai yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi, ekonomi, ataupun politik dari kelompok ataupun suatu daerah (Hasan, 2004 : 8).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD, SMP, SMA Negeri Terakreditasi A Kecamatan Ngaglik.

2. Waktu penelitian

Penelitan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2015.


(52)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru SD, SMP, SMA Negeri Terakreditasi A, Kecamatan Ngaglik.

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar, pangkat/golongan, dan jenjang sekolah tempat guru mengajar.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang di jadikan sasaran dalam penelitian ini adalah 240 guru, yang tersebar pada jenajang SD, SMP, dan SMA Negeri yang Terakreditasi A Kecamatan Ngaglik, jumlah populasi guru disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Tabel Populasi

Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah

Total Guru

Prosentase Total Jumlah Guru

SMA NEGERI 1 NGAGLIK 39

76 31,7%

SMA NEGERI 2 NGAGLIK 37

SMP NEGERI 1 NGAGLIK 20

84 35%

SMP NEGERI 2 NGAGLIK 25

SMP NEGERI 3 NGAGLIK 20

SMP NEGERI 4 NGAGLIK 19

SD NEGERI GENTAN 9

80 33,3%

SD NEGERI JONGKANG 11


(53)

SD NEGERI NGAGLIK 9

SD NEGERI NGEBELGEDE 1 11

SD NEGERI NGELEMPONG 10

SD NEGERI REJODANI 11

SD NEGERI SELOMULYO 9

JUMLAH 240 240 100%

2. Sampel

Untuk mendapatkan sampel yang representatif, yang berarti dapat mewakili populasi yang menjadi sasaran penelitian, maka dalam penentuan sample penelitian ini digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

� = �

1 +� (�)2

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

r = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Dari jumlah populasi 240 guru, dengan tingkat kemaknaan

(alfa) sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus di atas

diperoleh sampel sebesar :

� = 240

1 + (240 � (5%)2)

� = 150

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan proportionate stratified random sampling, yakni pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau


(54)

unsur heterogen dan berstrata. Proposional distribusi sampel tampak pada table berikut:

Tabel 3.2

Tabel Sampel Responden

E. Operasionalisasi variabel

1. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi akan apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini melibatkan variabel independen dan variabel dependen sebagai berikut:

a. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini

adalah lama mengajar, pangkat/golongan, dan jenjang sekolah tempat guru mengajar.

b. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap kurikulum 2013.

2. Pengukuran

a. Persepsi guru terhadap kurikulum 2013

No Jenjang

Pendidikan

Prosentase Guru

Ukuran Sampel

Slovin Pembulatan

1 SD 33.3% 150 x 33.3% = 49.95 50

2 SMP 35% 150 x 35% = 52.5 53

3 SMA 31.7% 150 x 31.7% = 47.55 47


(55)

pengukuran yang digunakan penulis untuk mengukur variabel persepsi guru terhadap kurikulum 2013 dengan menggunakan skala pengukuran Likert dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skala Pengukuran Model Likert

Alternatif jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

b. Lama mengajar guru

Lama mengajar dapat dilihat dari masa kerja atau lamanya seseorang bekerja. Dalam penelitian ini lama mengajar digolongkan ke dalam :

1) Masa kerja 2-4 tahun Skor 1

2) Masa kerja 5-7 tahun Skor 2

3) Masa kerja 8-10 tahun Skor 3

4) Masa kerja 11-13 tahun Skor 4

5) Masa kerja 14-16 tahun Skor 5

6) Masa kerja 17-19 tahun Skor 6

7) Masa kerja 20-22 tahun Skor 7

8) Masa kerja 23-25 tahun Skor 8


(56)

c. Pangkat/golongan guru

Golongan Kepangkatan guru merupakan kelompok atau jabatan guru dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor untuk variabel Golongan Kepangkatan Guru adalah sebagai berikut:

1) Golongan II/a.b.c.d Skor 1

2) Golongan III/a.b.c.d Skor 2

3) Golongan IV/a.b.c.d Skor 3

d. Jenjang sekolah tempat guru mengajar

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

Dalam penelitian ini jenjang pendidikan sekolah yang dimaksud adalah jenjang sekolah tempat guru mengajar, yang dibagi atas :

1) Jenjang pendidikan SD Skor 1

2) Jenjang pendidikan SMP Skor 2

3) Jenjang pendidikan SMA Skor 3

F. Teknik pengumplan data

1. Instrumen Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan


(57)

daftar pernyataan yang diberikan kepada responden untuk diisikan sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap penilaian kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar, pangkat/golongan, jejang sekolah tempat guru mengajar.

2. Penyusunan Instrumen/Kuesioner

Tabel penyusunan kuesioner/kisi-kisi penyusunan kuesioner nampak dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinajau Dari Lama Mengajar, Pangkat/Golongan, Jenjang Sekolah

Tempat Guru Mengajar

Variabel Sub variabel Sub-sub variabel

Sub-sub-sub variabel

Indikator No item Kurikulum 2013 1. Fungsi kurikulum Capaian tujuan pendidikan

Pesertadidik a.Membantu sisiwa mengembangk an kompetensi dan potensi diri b.Menyediakan pengalaman nyata bagi anak dalam hidup sehari-hari c.Kesempatan anak berfikir kritis dan berefleksi 1 2 3

Guru a.Pedoman penyusunan dan pengorganisasi an pengalaman belajar bagi peserta didik b.Pedoman pengaturan 4 5


(58)

kegiatan pendidikan dan pengajaran Kepala sekolah dan Pembina sekolah

a.Pedoman bagi guru yang memperbaiki situasi mengajar b.Pedoman pengembangan kurikulum lebih lanjut 6 7 2. Tujuan Kurikulum 2013 memandirikan dan memberdayak an guru dan satuan pendidikan Memandirikan dan memberdayak an guru a.Keleluasaan memilih bahan ajar b.Variasi kegiatan belajar mengajar c.Evaluasi berbasis kelas 8 9 10 Memandirikan dan memberdayak an satuan pendidikan (sekolah) Penyususnan program sekolah melihat kemampuan dan kondisi lingkungan 11 1. Pengemban gan kurikulum 2013 Prinsip pengembangan kurikulum 2013 Berpusat pada potensi, perkembangan , kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Pengembangan potensi sesuai potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik 12


(59)

terpadu kondisi daerah Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan ketrampilan sosial 14 Belajar sepanjang hayat Pemberdayaaan peserta didik sepanjang hayat 14 Pelaksanaan pengembangan Analisis konteks

a.Potensi dan kekuatan/kele mahan sekolah b.Standar Isi dan

Standar Kompetensi Lulusan 15 16 Mekanisme penyusunan Perencanaan kegiatan 18 2. Kegiatan Belajar Mengajar Prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam Kurikulum 2013 Kegiatan yang berpusat pada siswa Siswa mengembangka n potensinya secara optimal 19

Ciri KBM Mengalami dan eksplorasi Siswa mengalami kegiatan langsung 20

Interaksi Interaksi siswa dengan guru

21

Komunikasi Kesempatan siswa menyampaikan gagasan. 22 Memberi kesempatan bertanya 23 Pengelolaan KBM Bahan pelajaran Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran 24

Siswa a.Jenis kegiatan b.Tujuan

kegiatan c.Keterlibatan


(60)

siswa d.Waktu belajar e.Ketersediaan

sarana/prasarana f.Karakteristik

siswa Sumber belajar capai

kompetensi yang ingin dicapai 26 Kegiatan pembelajaran Penilaian memberi peluang siswa melakukan unjuk perbuatan 27 Strategi pembelajaran Mengaktifkan siswa

a.Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajarn b. Fasilitas,

sumber bahan, dan lingkungan mendukung c. Pemberian penguatan d. Jenis kegiatan

menarik, menyenangkan dan menantang 28 29 30 31 e. Penilaian Hasil Belajar (Penilaian Kelas) Ciri penilaian kelas

a. Proses

penilaian bagian integral proses pembelajaran b. Penilaian

menggunakan acuan

patokan/kriteria c. Keputusan

tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi d. Bersifat

holistis, penilaian yang 32 33 34 35


(61)

menggabungka n aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Bentuk dan

teknik

penilaian kelas

Penilaian portofolio

36

Indikator-indikator tersebut digunakan dalam bentuk kuesioner dan variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013, diukur menggunakan sekala Likert.

sumber: Natalia, yosephin. 2009. Persepsi guru terhadap

kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan jenjang pendidikan.

G. Teknik pengujian instrumen

Teknik pengujian instrumen penelitian yang digunakan adalah uji validitas dan reliabelitas.

1. Uji validitas

Menurut Masri Singarimbun (1981:122) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Instrumen penelitian yang berupa angket diuji validitasnya untuk memperoleh kesahihan instrumen penelitian sehingga dapat dibakukan menjadi instrumen pengambilan data penelitian. Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :


(62)

��� = � ∑ �� −

(∑ �)(∑ �)

�(� ∑ �2(∑ �)2)(∑ �2(∑ �)2)

Keterangan :

r xy : Koefisen korelasi

∑X : Skor total

∑XY : Skor total perkalian x dan y

∑X2 ∑Y

: Skor kuadrat masing-masing item

2

N : Jumlah kasus

: Skor total kuadrat

Untuk mengetahui koefisien korelasinya (r) maka perlu diuji signifikansinya dengan membandingkan nilai koefisien korelasi hasil perhitungan dengan koefisien korelasi pada tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung> rtabel maka butir pernyataan dikatakan valid

dan jika rhitung< rtabel

Ujicoba instrumen dilakukan pada responden di luar sampel penelitian yang berjumlah 30 orang, dengan mendasarkan pada jawaban responden atas 36 butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi guru terhadap Kurikulum 2013.

maka butir pernyataan dikatakan tidak valid.

Validitas kuesioner di periksa bedasarkan jawaban responden yang berjumlah 30 orang guru. Rangkuman hasil uji validitas tersebut adalah sebagai berikut:


(63)

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Pertama Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013

Corrected Item Total Correlation

rtabel Status

Butir1 0,634 0,361 Valid

Butir2 0,782 0,361 Valid

Butir3 0,662 0,361 Valid

Butir4 0,543 0,361 Valid

Butir5 0,537 0,361 Valid

Butir6 0,440 0,361 Valid

Butir7 0,676 0,361 Valid

Butir8 0,729 0,361 Valid

Butir9 0,706 0,361 Valid

Butir10 0,618 0,361 Valid

Butir11 0,528 0,361 Valid

Butir12 0,726 0,361 Valid

Butir13 0,609 0,361 Valid

Butir14 0,488 0,361 Valid

Butir15 0,575 0,361 Valid

Butir16 0,607 0,361 Valid

Butir17 0,484 0,361 Valid

Butir18 0,460 0,361 Valid

Butir19 0,410 0,361 Valid

Butir20 -0,073 0,361 Tidak Valid

Butir21 0,602 0,361 Valid

Butir22 0,441 0,361 Valid

Butir23 0,505 0,361 Valid

Butir24 0,501 0,361 Valid

Butir25 0,431 0,361 Valid

Butir26 0,441 0,361 Valid

Butir27 0,414 0,361 Valid

Butir28 0,500 0,361 Valid

Butir29 0,483 0,361 Valid

Butir30 0,593 0,361 Valid

Butir31 0,441 0,361 Valid

Butir32 -0,106 0,361 Tidak Valid

Butir33 0,510 0,361 Valid

Butir34 0,389 0,361 Valid

Butir35 0,571 0,361 Valid


(64)

Dari data hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada kolom corrected Item-Total Correlation merupakan r hitung. Sedangkan untuk menentukan r tabel dapat terlebih dahulu mencari df= n-2 = 30-2 = 28 dan taraf signifikan = 5% menunjukkan nilai r tabel = 0,361 ternyata diketahui corrected Item-Total Correlation masih ada nilai r hitung yang bernilai negative maka untuk item tersebut harus dihilangkan kemudian diolah lagi, berikut anakn ditampilkan output yang baru:

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013

Corrected Item Total Correlation

rtabel Status

Butir1 0,618 0,361 Valid

Butir2 0,788 0,361 Valid

Butir3 0,648 0,361 Valid

Butir4 0,518 0,361 Valid

Butir5 0,548 0,361 Valid

Butir6 0,428 0,361 Valid

Butir7 0,676 0,361 Valid

Butir8 0,739 0,361 Valid

Butir9 0,712 0,361 Valid

Butir10 0,594 0,361 Valid

Butir11 0,522 0,361 Valid

Butir12 0,735 0,361 Valid

Butir13 0,641 0,361 Valid

Butir14 0,498 0,361 Valid

Butir15 0,573 0,361 Valid

Butir16 0,653 0,361 Valid

Butir17 0,453 0,361 Valid

Butir18 0,467 0,361 Valid

Butir19 0,399 0,361 Valid

Butir21 0,591 0,361 Valid


(65)

Butir23 0,538 0,361 Valid

Butir24 0,531 0,361 Valid

Butir25 0,451 0,361 Valid

Butir26 0,478 0,361 Valid

Butir27 0,425 0,361 Valid

Butir28 0,481 0,361 Valid

Butir29 0,483 0,361 Valid

Butir30 0,586 0,361 Valid

Butir31 0,463 0,361 Valid

Butir33 0,523 0,361 Valid

Butir34 0,435 0,361 Valid

Butir35 0,563 0,361 Valid

Butir36 0,391 0,361 Valid

Dari output diatas dapat dilihat rhitung > rtabel

2. Uji reliabelitas

maka dapat disimpulkan butir untuk semua item valid.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi Arikunto,2002:154). Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan nol dan satu, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut:

�11 =

� � −1(

1− ∑ � �2

��2 )

Keterangan:


(66)

K = jumlah butir pertanyaan ∑ � �2 = jumlah varian butir atau item

��2 = varian total

Pengujian instrumen dikatakan reliabel jika nilai ralpha

Uji reliabelitas instrumen penelitian dilakukan dengan

menggunkan rumus Cronbach Alpha dan dikerjakan dengan

menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0. Hasil

pengujian reliabelitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:

≥ 0,6 dan instrumen dikatakan tidak reliabel jika nilai alpha <0,6.

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Pengujian Reliabelitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013

Cronbach's Alpha N of Items

.939 34

Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,939, dimana nilai ini lebih besar dari 0,6, dengan

demikian dapat disimpukan bahwa persepsi guru terhadap kurikulum 2013 dikatakan reliabel


(67)

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Untuk mendeskripsikan responden digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan tabulasi responden untuk menentukan jumlah dan presentase berdasarkan latar belakang responden. Kumudian untuk mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian disajikan dalam pedoman penilian acuan II (PAP II)

2. Uji prasyarat analisis

Uji prasyarat analisis pengujian hepotesis delam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui normalitas suatu data perlu dicek keberadaanya agar langkah selanjutnya dapat di pertanggung jawabkan. Uji normalitas ini menggunakan tes satu sampel

Kolmogorov-Smirnov yang persamaan rumusnya sebagai berikut

(sugiyono, 2009:326):

D = Maksimum [Sn1 (X) – Sn2

Keterangan:

(X)]

D = Deviasi atau penyimpangan

Sn1

Sn

(X) = Fungsi jenjang komulatif observasi salah satu sampel


(68)

Apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 maka signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi data teoritis sehingga sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikan 0,05. Sedangkan apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf 0,05 maka tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel normal pada taraf signifikan 0,05.

2) Uji Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal, berdasarkan populasinya. Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini. Pengujian yang dipakai adalah menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2011:261)

F =

������� …��������

������� …��������

Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga

Ftabel dengan dk pembilang dan dk penyebut. Kesimpulan :

Ftabel > Fhitung serta, signifikansi lebih dari 0,05, maka varians

data yang dianalisa homogen, sebaliknya bila Ftabel < Fhitung dan

signifikansi kurang dari 0,05 maka varians data yang dianalisa tidak homogen.


(69)

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

a. Dalam penelitian ini statistik yang digunakan adalah Analisis

Varians (Anova) karena menguji hipotesis komparatif lebih dari dua variabel. Untuk menjawab masalah yang pertama dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-langkah :

1) Merumuskan Ho dan Ha

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar.

Ha : ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar.

Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Hi Pengujian dengan Anova menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan dengan:

2) Taraf nyata (α) = 5%

3) Derajad kebebasan atau degree of fredom (df) terdiri dari: Numerator = k-1

Denominator = N-k

b. Menentukan nilai uji statistik

Nilai statistikuji yang disebut uji F ditentukan dengan cara dihitung

menggunakan program Statistical Package for Social Science

(SPSS) yaitu program computer untuk analisis statistic secara deskriptif maupun inferensial. Program SPSS yang digunakan dalam


(70)

penelitian ini adalah program SPSS versi 16.

c. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, yaitu : Ho diterima jika

Fhitung< Ftabel Ha diterima jika Fhitung> F

d. Menarik kesimpulan

tabel

1) Jika Ho diterima berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi

guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar

2) Jika Ha diterima berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru

terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar e. Uji signifikansi

Membandingkan nilai probabilitas significance dengan nilai alpha 0,05. Apabila niali Significance lebih besar dari nilai alpha 0,05 maka sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat digeneralisasikan pada populasinya. Artinya, hasil penelitian ini dapat berlaku pada populasi. Sebaliknya apabila nilai probabilitas significance lebih kecil dari nilai alpha0,05 maka sampel yang diambil dalam penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada populasinya. Artinya hasil penelitian ini hanya berlaku pada sampel.

Catatan : Langkah seperti diatas juga dilakukan untuk pengujian


(71)

50

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Desksipsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni 2015. Subjek penelitian ini adalah guru SD, SMP, dan SMA Negri terakreditasi A di Kecamatan Ngaglik. Jumlah kuesioner yang disebar adalah 225 kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 165 kuesioner. Berdasarkan jawaban dari 165 responden, sebanyak 15 kuesioner tidak lengkap dan 150 responden mengisi dengan lengkap semua butir pertanyaan/pernyataa sehingga memenuhi persayaratan penelitian. Berikut ini akan disajikan table yang memuat uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.

Tabel 4.1

Sebaran Responden Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Kuesioner

Tersebar Kembali Tidak Lengkap Responden SMA Negeri Ngaglik 1 36 25 0 25 SMA Negeri Ngaglik 2 40 25 3 22 SMP Negeri Ngaglik 1 24 21 0 21 SMP Negeri Ngaglik 2 15 15 0 15 SMP Negeri Ngaglik 3 25 22 5 17

SD Negeri Ngaglik 15 8 0 8

SD Negeri Gentan 15 9 1 8

SD Negeri Ngebel Gede 13 12 3 9 SD Negeri Ngelempong 15 12 3 9

SD Negeri Rejodani 12 9 0 9

SD Negeri Selomulyo 15 7 0 7


(72)

Berikut disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini:

1. Deskripsi responden penelitian

a. Lama mengajar

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Menurut Lama Mengajar

Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa jumlah responden

masa kerja 2-4th sebanyak 5 responden, 5-7th sebanyak 19

responden, 8-10th sebanyak 13 responden, 11-13th sebamyak 6 responden, 14-16th sebanyak 6 responden, 17-19th sebanyak 4 responden, 20-22th sebanyak 5 responden, 23-25th sebanyak 11, dan

>25th sebanyak 81 responden. Dengan demikian dapat di

simpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini adalah masa kerja >25th.

Nama Sekolah Lama Mengajar Guru Responden

2-4th 5-7th 8-10th 11-13th 14-16th 17-19th 20-22th 23-25th >25th

SMA Negeri Ngaglik 1 1 2 2 1 3 2 14 25

SMA Negeri Ngaglik 2 2 3 2 1 1 1 12 22

SMP Negeri Ngaglik 1 1 3 1 2 2 12 21

SMP Negeri Ngaglik 2 2 2 1 10 15

SMP Negeri Ngaglik 3 1 2 3 1 1 9 17

SD Negeri Ngaglik 2 2 1 1 2 8

SD Negeri Gentan 1 1 1 5 8

SD Negeri Ngebel Gede

2 1 1 5 9

SD Negeri Ngelempong

2 1 1 5 9

SD Negeri Rejodani 1 3 1 1 3 9

SD Negeri Selomulyo 1 1 1 4 7


(73)

b. Pangkat/Golongan

Table 4.3

Deskripsi Responden Menurut Pangkat/golongan Guru

Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa jumlah reponden berpangkat/golongan II/a-II/d sebanyak 7 responden, berpangkat/golongan III/a-III/d sebanyak 42 responden, dan berpangkat/golongan IV/a-IV/d sebanyak 101 responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berpangkat/golongan IV/a-IV/d.

c. Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Menurut Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar

Nama Sekolah Pangkat/Golongan Guru Responden

II/a-II/d III/a-III/d IV/a-IV/d

SMA Negeri Ngaglik 1 1 6 18 25 SMA Negeri Ngaglik 2 1 7 14 22 SMP Negeri Ngaglik 1 7 14 21 SMP Negeri Ngaglik 2 4 11 15 SMP Negeri Ngaglik 3 1 16 17

SD Negeri Ngaglik 3 1 4 8

SD Negeri Gentan 2 6 8

SD Negeri Ngebel Gede 4 5 9

SD Negeri Ngelempong 1 3 5 9

SD Negeri Rejodani 1 5 3 9

SD Negeri Selomulyo 2 5 7

JUMLAH 7 42 101 150

Nama Sekolah Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar

JUMLAH

SD SMP SMA

SMA Negeri Ngaglik 1 25 25 SMA Negeri Ngaglik 2 22 22 SMP Negeri Ngaglik 1 21 21 SMP Negeri Ngaglik 2 15 15


(74)

Tabel 4.4 menunjukan bahwa jumlah responden menurut Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar di tingkat SD sebesar 50 guru, di tingkat SMP sebesar 53 guru, dan ditingkat SMA sebesar 47 guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berada pada jenjang sekolah SMP.

2. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013

Persepsi guru terhadap kurikulum 2013 dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013

Kel Skor Frekuensi Keterangan

1 34 + 81% (136-34) = 116.62

dibulatkan *117

117-136 9 Sangat baik

2 34 + 66% (136-34) = 101.32

dibulatkan *101

101-116 66 Baik

3 34 + 56% (136-34) = 91.12

dibulatkan *91

91-100 68 Cukup Baik

4 34 + 46% (136-34) =80.92

dibulatkan *81

81-90 5 Kurang Baik

5 <81 2 Sangat Kurang

Baik SMP Negeri Ngaglik 3 17 17

SD Negeri Ngaglik 8 8

SD Negeri Gentan 8 8

SD Negeri Ngebel Gede 9 9

SD Negeri Ngelempong 9 9

SD Negeri Rejodani 9 9

SD Negeri Selomulyo 7 7


(75)

Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa persepsi guru terhadap

kurikulum 2013 pada guru SD, SMP, dan SMA yang terakreditasi A di

kecamatan Ngaglik dikategorikan sangat baik sebanyak 9 guru,

dikategorikan baik sebnayak 66 guru, dikategorikan cukup baik sebanyak 68

guru, dikategorikan kurang baik sebanyak 5 guru, dan dikategori sangat

kurang baik sebanyak 2 guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden berpersepsi cukup baik.

a. Persepsi Guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari Lama

Mengajar

Tabel 4.6

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Lama Mengajar

Masa Kerja

Kriteria Responden

Sangat Baik

Baik Cukup

Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik

2-4th 4 1 5

5-7th 1 5 12 1 19

8-10th 3 4 6 13

11-13th 1 3 2 6

14-16th 1 2 2 1 6

17-19th 2 2 4

20-22th 2 3 5

23-25th 6 4 1 11

>25th 3 38 37 2 1 81

Jumlah 9 66 68 5 2 150

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar dapat diuraikan sebagai berikut: 1) masa kerja 2-4 tahun, 4 guru mempunyai persepsi baik, 1 guru mempunyai persepsi sangat kurang baik; 2) masa kerja 5-7 tahun, 1 guru mempunyai persepsi


(76)

sangat baik, 5 guru mempunyai persepsi baik, 12 guru mempunyai persepsi cukup baik, dan 1 guru mempunyai persepsi kurang baik; 3) masa kerja 8-10 tahun, 3 guru mempunyai persepsi sangat baik, 4 guru mempunyai persepsi baik, dan 6 guru mempunyai persepsi cukup baik; 4) masa kerja 11-13 tahun, 1 guru mempunyai persepsi sangat baik, 3 guru mempunyai persepsi baik, dan 2 guru mempunyai persepsi cukup baik; 5) masa kerja 14-16 tahun, 1 guru mempunyai persepsi sangat baik, 2 guru mempunyai persepsi baik, 2 guru mempunyai persepsi cukup baik dan 1 guru mempunyai persepsi kurang baik; 6) masa kerja 17-19 tahun, 2 guru mempunyai persepsi baik dan 2 guru mempunyai persepsi cukup baik; 7) masa kerja 20-22 tahun, 2 guru mempunyai persepsi baik, 3 guru mempunyai persepsi cukup baik; 8) masa kerja 23-25 tahun, 6 guru mempunyai persepsi baik, 4 guru mempunyai persepsi cukup baik, dan 1 guru mempunyai persepsi kurang baik; 9) masa kerja lebih dari 25 tahun, 3 guru mempunyai persepsi sangat baik, 38 guru mempunyai persepsi baik, 37 guru mempunyai persepsi cukup baik, 2 guru mempunyai persepsi baik dan 1 guru mempunyai persepsi sangat kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi cukup baik. Hal ini didukung dari hasil penghitungan nilai mean 101,48; median 100,50 dan modus 102.


(77)

b. Persepsi Guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari Pangkat/Golongan

Tabel 4.7

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Pangkat/golongan

Pangkat/ Golongan

Kriteria Respon

den Sangat

Baik

Baik Cukup

Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik

II/a-II/d 1 2 4 7

III/a-III/d 6 14 19 2 1 42

IV/a-IV/d 2 50 45 3 1 101

Jumlah 9 66 68 5 2 150

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari pangkat golongan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) pangkat/golongan II/a-II/d, 1 guru mempunyai persepsi sangat baik, 2 guru mempunyai persepsi baik, dan 4 guru mempunyai persepsi cukup baik; 2) pangkat/golongan III/a-III/d, 6 guru mempunyai persepsi baik, 19 guru mempunyai persepsi cukup baik, 2 guru mempunyai persepsi kurang baik, dan 1 guru mempunyai persepsi sangat kurang baik; 3) pangkat/golongan IV/a-IV/d, 2 guru mempunyai persepsi sangat baik, 50 guru mempunyai persepsi baik, 45 guru mempunyai persepsi cukup baik, 3 guru mempunyai persepsi kurang baik, dan 1 guru mempunyai persepsi sangat kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi cukup baik. Hal ini

didukung dari hasil penghitungan nilai mean 101,48; median


(78)

c. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau dari Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar

Table 4.8

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau dari Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar

Jenjang Sekolah Tempat Guru

Mengajar

Kriteria Responden

Sangat Baik

Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik

SD 2 22 24 2 50

SMP 2 31 18 2 53

SMA 5 13 26 1 2 47

Jumlah 9 66 68 5 2 150

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang sekolah tempat guru mengajar dapat diuraikan sebagai berikut: 1) jenjang sekolah tempat guru mengajar SD, 2 guru mempunyai persepsi sangat baik, 22 guru mempunyai persepsi baik, 24 guru mempunyai persepsi cukup baik, dan 2 guru mempunyai persepsi kurang baik; 2) jenjang sekolah tempat guru mengajar SMP, 2 guru mempunyai persepsi sangat baik, 31 guru mempunyai persepsi baik, 18 guru mempunyai persepsi cukup baik, dan 2 guru mempunyai persepsi kurang baik; 3) jenjang sekolah tempat guru mengajar SMA, 5 guru mempunyai persepsi sangat baik, 13 guru mempunyai persepsi baik, 26 guru mempunyai persepsi cukup baik, 1 guru mempunyai persepsi kurang baik, dan 2 guru mempunyai persepsi sangat kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi


(79)

cukup baik. Hal ini didukung dari hasil penghitungan nilai mean 101,48; median 100,50 dan modus 102.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya distribusi variabel. Berdasarkan hasil uji normalitas distribusi data variabel persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari lama mengajar, pangkat/ golongan dan jenjang

sekolah tempat guru mengajar dengan uji One Sample Kolmogorov

Smirnov Test dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.9

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Lama Mengajar

2-4Th 5-7Th 8-10Th 11-13Th 14-16Th 17-19Th 20-22Th 23-25Th >25Th N

5 19 13 6 6 4 5 11 81

Normal Parametersa 97.40

Mean 100.79 104.08 104.00 101.17 99.75 99.40 100.64 101.64 Std.

Deviation 13.795 10.628 11.989 11.916 10.265 9.394 6.189 8.225 8.044 Most Extreme

Absolute Differences

.403 .166 .195 .333 .225 .230 .251 .157 .087

Positive .267 .166 .195 .333 .225 .230 .251 .104 .087

Negative -.403 -.126 -.139 -.225 -.126 -.176 -.191 -.157 -.067 Kolmogorov-Smirnov

Z .901 .722 .703 .816 .550 .460 .561 .520 .785 Asymp. Sig. (2-tailed) .391 .675 .707 .518 .923 .984 .911 .950 .569

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai asymptotic


(1)

117

81 3,96 3,11 2,72 82 3,96 3,11 2,72 83 3,96 3,11 2,71 84 3,95 3,11 2,71 85 3,95 3,10 2,71 86 3,95 3,10 2,71 87 3,95 3,10 2,71 88 3,95 3,10 2,71 89 3,95 3,10 2,71 90 3,95 3,10 2,71 91 3,95 3,10 2,70 92 3,94 3,10 2,70 93 3,94 3,09 2,70 94 3,94 3,09 2,70 95 3,94 3,09 2,70 96 3,94 3,09 2,70 97 3,94 3,09 2,70 98 3,94 3,09 2,70 99 3,94 3,09 2,70 100 3,94 3,09 2,70 101 3,94 3,09 2,69 102 3,93 3,09 2,69 103 3,93 3,08 2,69 104 3,93 3,08 2,69 105 3,93 3,08 2,69 106 3,93 3,08 2,69 107 3,93 3,08 2,69 108 3,93 3,08 2,69 109 3,93 3,08 2,69 110 3,93 3,08 2,69 111 3,93 3,08 2,69 112 3,93 3,08 2,69 113 3,93 3,08 2,68 114 3,92 3,08 2,68 115 3,92 3,08 2,68 116 3,92 3,07 2,68 117 3,92 3,07 2,68 118 3,92 3,07 2,68 119 3,92 3,07 2,68 120 3,92 3,07 2,68 121 3,92 3,07 2,68

122 3,92 3,07 2,68 123 3,92 3,07 2,68 124 3,92 3,07 2,68 125 3,92 3,07 2,68 126 3,92 3,07 2,68 127 3,92 3,07 2,68 128 3,92 3,07 2,68 129 3,91 3,07 2,67 130 3,91 3,07 2,67 131 3,91 3,07 2,67 132 3,91 3,06 2,67 133 3,91 3,06 2,67 134 3,91 3,06 2,67 135 3,91 3,06 2,67 136 3,91 3,06 2,67 137 3,91 3,06 2,67 138 3,91 3,06 2,67 139 3,91 3,06 2,67 140 3,91 3,06 2,67 141 3,91 3,06 2,67 142 3,91 3,06 2,67 143 3,91 3,06 2,67 144 3,91 3,06 2,67 145 3,91 3,06 2,67 146 3,91 3,06 2,67 147 3,91 3,06 2,67 148 3,91 3,06 2,67 149 3,90 3,06 2,67 150 3,90 3,06 2,66 151 3,90 3,06 2,66 152 3,90 3,06 2,66 153 3,90 3,06 2,66 154 3,90 3,05 2,66 155 3,90 3,05 2,66

sumber:

http://satyaningdhrma.blogspot.co

m/2013/10/cara-mencari-nilai-t-tabel-dan-f-tabel.html?m=1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

118

LAMPIRAN 6

SURAT IJIN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI