Ikan Parameter Biologi 1 Plankton

mendiami daerah ini, karena planton menyukai suhu yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Kadar pH, alkalinitas, CO 2 bebas yang tinggi, menunjukkan bahwa pada perairan ini banyak mengandung ion karbonat dan bikarbonat, yang berguna sebagai bahan penyuplai nutrien dan bahan utama fotosintesis bagi plankton. Tingginya DO, mengakibatkan plankton mudah mendapat oksigen sebagai bahan dasar respirasi dalam aktivitasnya. Kecerahan yang sedang berhubungan dengan penetrasi cahaya matahari. Plankton cenderung menyukai daerah yang penetrasi cahaya mataharinya sedang, agar aktivitas plankton berjalan secara optimal Isnansetyo et al., 1995. Kepadatan plankton dipengaruhi oleh adanya supply makanan yang ada diperairan tersebut dan juga kondisi lingkungan seperti pH, cahaya. Densitas plankton mempengaruhi kadar O 2 , CO 2 dan kecerahan perairan. Kerapatan plankton juga berdampak kurang baik bila terlalu padat terutama pada saat pagi hari dan fotosintesis belum berlangsung, maka akan terjadi kompetisi yang ketat dalam memperoleh O 2 , karena yang tersedia terbatas sementara yang mengkonsumsi banyak. Di lingkungan perairan ada tiga unsur pokok yang mempengaruhi kehidupan biota perairan. Pertama adalah unsur fisik yang berupa sifat-sifat fisika air seperti suhu, kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat jenis. Unsur kedua adalah sifat kimiawi air seperti pH, kadar oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, alkalinitas dan lain-lainnya. Unsur ketiga adalah yaitu sifat-sifat biologinya seperti keadaan organismenya, pemakai dan pengurai. Ketiga unsur pokok tersebut tergantung pada sumber alam pokok yaitu sinar matahari dan iklim Lioyd, 1980.

2.2.3.2 Ikan

Ikan merupakan organisme vertebrata akuatik dan bernafas dengan insang. Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal dan berpasangan, mempunyai operculum yang menutup insang, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara caput kepala, truncus badan dan Universitas Sumatera Utara caudal ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar, bentuk tubuh berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak teratur Rupawan, 1999. Ikan memiliki kemampuan untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan dalam air, sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Ikan juga menggunakan insang untuk mengambil oksigen dari air yang ada di sekitarnya yang digunakan untuk pernapasan. Ikan mempunyai otak yang terbagi menjadi region-regio, dan dibungkus dalam cranium tulang kepala yang berupa kartilago. Telinga hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran-saluran semi sirkularisme sebagai organ keseimbangan. Jantung berkembang baik, sirkularis menyangkut aliran darah dari jantung melalui insang ke seluruh bagian tubuh lain, tipe ginjal pronefros dan mesonefros Brotowidjoyo et al., 1995. Salah satu ciri khas ikan yaitu letak vertikal sirip yang sama. Ikan memiliki pola adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan, baik terhadap faktor fisik maupun faktor kimia lingkungan seperti pH, DO, kecerahan, temperatur Rifai et al., 1983 . Hal ini sangat penting bukan saja untuk mendapatkan makanan, tetapi juga untuk menyelamatkan diri dari hewan-hewan predator . Banyaknya ikan yang terdapat di air tawar disebabkan karena daerahnya terisolasi sehingga mempunyai kesempatan yang besar untuk membentuk spesies baru. Kebanyakan ikan ditemukan pada lingkungan yang lebih panas dengan perubahan temperatur tahunan kecil.

2.3 Ikan Batak Tor douronensis

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi salah satunya yaitu jenis ikan tawar Kotellat et al., 1993. Diantara jenis ikan tawar tersebut salah satunya ikan batak dari jenis Tor douronensis banyak pula yang mempunyai potensi ekonomis yang baik bila dikembangkan dengan baik. Pemanfaatan sumber daya alam ini sering sekali tidak didukung oleh berbagai informasi keilmuan yang memadai sehingga pada akhirnya dapat merusak kelangsungan hidup suatu spesies. Bila pengelolaan sumber daya perikanan dilakukan dengan cara yang tidak rasional, maka dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan perubahan dalam struktur komunitas maupun populasi ikan yang pada akhirnya akan mengurangi manfaat sumber daya perikanan tersebut Rupawan, 1999. Ikan batak Tor douronensis adalah jenis ikan air tawar yang tergolong jenis ikan liar yang hampir punah dan sudah sulit sekali untuk didapatkan, atau dapat dikatakan sebagai hewan yang sudah langka. Agar populasi ikan batak Tor douronensis tidak berkurang dan punah yang diakibatkan oleh penangkapan terus-menerus yang tidak memperhatikan norma konservasi serta untuk menjaga keseimbangan alam, maka ikan batak Tor douronensis perlu untuk di budidayakan. Ikan batak Tor douronensis merupakan ikan air tawar yang banyak ditemukan hidup di sekitar sungai-sungai di Kabupaten Asahan, Kabupaten Tapanuli Utara dan Simalungun, termasuk di kawasan Danau Toba. Ikan yang mempunyai bentuk tubuh yang khas dan berwarna keperakan ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar terutama karena rasa dagingnya yang gurih yang disukai oleh banyak orang sehingga harga ikan ini relatif mahal Barus, 2004. Kottelat et al., 1993 menyatakan yang dimaksud dengan ikan batak adalah Tor douronensis, Tor soro dan Tor tambroides dan jenis lainnya yang mirip dan hidup di Sungai Asahan adalah Neolissochilus sumateranus. Ikan batak terdiri dari dua genus yaitu Neolissochilus dan Tor yang termasuk dalam famili Cyprinidae, ordo Cypriniformes.

2.3.1 Genus Tor