Analisis Korelasi Hubungan Panjang-Berat Faktor Kondisi

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan panjang-berat, faktor kondisi dan kebiasaan makanan ikan batak Tor douronensis terhadap faktor fisik kimia Perairan Sungai Asahan. Analisis data mencakup tentang hubungan panjang berat, serta kebiasaan makanan analisis lambung.

3.4.1 Analisis Korelasi Hubungan Panjang-Berat

Analisis panjang dan berat ikan bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam. Untuk mencari hubungan antar panjang total ikan dengan beratnya digunakan persamaan sebagai berikut : W = a L b atau : Log W = Log a + b Log L Effendie, 1992 dimana : W = berat ikan g L = panjang total ikan dari ujung rahang depan ke ekor belakang mm a dan b = konstanta Arti Nilai b adalah : bila b = 3 berarti pertumbuhan bersifat isometrik atau baik, karena antara pertumbuhan berat dan panjang sebanding atau kondisi ikan ideal, bila b lebih besar atau lebih kecil dari 3 berarti pertumbuhan ikan bersifat alometrik atau kurang baik karena pertumbuhan berat dan panjang tidak sebanding, artinya kondisi ikan kurang baik. Alometrik ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu : bila b 3 berarti pertumbuhan panjang lebih cepat dibanding pertumbuhan berat sehingga ikan tampak kurus atau tidak normal karena terlihat terlalu panjang alometrik negatif. Bila b 3 berarti pertumbuhan berat lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang sehingga ikan tampak tidak normal karena terlalu gemuk alometrik positif. Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Faktor Kondisi

Faktor kondisi K dihitung berdasarkan pada panjang dan berat ikan sampel. Apabila pertumbuhan ikan isometrik b=3, maka faktor kondisi menggunakan rumus Effendie, 1997 : Keterangan : K = Faktor kondisi W = Berat rata-rata ikan dalam satu stasiun g L = Panjang rata-rata ikan dalam satu stasiun mm Ikan yang mempunyai pertumbuhan bersifat alometrik apabila b ≠ 3, maka persamaan yang digunakan adalah : Keterangan : K = Faktor kondisi W = Berat rata-rata ikan dalam satu stasiun g L = Panjang rata-rata ikan dalam satu stasiun mm a dan b = Konstanta dari regresi Apabila nilai K berkisar antara 2 - 4, maka tubuh ikan tergolong agak pipih dan apabila nilai K 2 menyatakan tubuh ikan tergolong kurang pipih. Variasi nilai K salah satunya bergantung kepada makanan. Semakin besar nilai K maka dapat dikatakan faktor kondisinya baik Effendie, 1997.

3.4.3 Kebiasaan Makanan