Intensitas Cahaya Kecepatan Arus

dipinggir suatu perairan ataupun, banyaknya cahaya yang masuk akan mempengaruhi organisme yang berada dalam suatu badan perairan. Rendahnya nilai kecerahan pada stasiun 2 Sungai Baturangin tersebut juga disebabkan karena daerah ini merupakan daerah yang berlumpur. Banyaknya partikel terlarut dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi. Kecerahan seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air mempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan akuatik Lioyd, 1980. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan. Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad renik atau plankton Barus , 2004. Cahaya dibutuhkan oleh ikan batak Tor douronensis untuk memangsa, menghindar diri dari predator atau untuk beruaya. Pada umumnya ikan berada pada daerah-daerah yang kecerahannya masih baik, sedangkan pada daerah yang gelap di mana kecerahannya sudah tidak ada, hanya dihuni ikan buas atau predator yang lebih menyukai tempat gelap Rupawan , 1999. Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan batak Tor douronensis mengalami gangguan pernapasan karena insangnya terganggu oleh kotoran. Air yang terlalu keruh juga dapat menurunkan atau melenyapkan selera makan ikan karena daya penglihatan ikan akan terganggu Wardoyo, 1983.

4.4.3 Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya dari kelima stasiun penelitian berkisar 1055 - 1490 candella. Intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot sebesar 1490 candella dan terendah pada stasiun 2 Sungai Baturangin sebesar 1055 candella. Rendahnya intensitas cahaya pada stasiun 2 Sungai Baturangin Universitas Sumatera Utara adalah karena pada stasiun ini merupakan daerah hutan lebat sehingga terdapat banyak vegetasi. Di sepanjang aliran sungai pada stasiun 2 Sungai Baturangin ini juga terdapat banyak vegetasi herba pada tepian sungai. Menurut Barus 2004, vegetasi yang ada di sepanjang aliran sungai dapat mempengaruhi intensitas cahaya, karena tumbuh - tumbuhan tersebut mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari. Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya. Cahaya merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan ikan. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator, membantu dalam penglihatan dan dalam proses metabolisme. Secara tidak langsung peranan cahaya matahari bagi kehidupan ikan adalah melalui rantai makanan Barus, 2004.

4.4.4 Kecepatan Arus

Kecepatan arus air dari kelima stasiun penelitian berkisar 0,5-0,9 ms. Kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun 5 Sungai Hula-Huli yaitu dengan kecepatan 0,9 ms, sedangkan kecepatan arus terendah terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot dan staiun 4 Sungai Parhitean dengan kecepatan 0,5 ms. Tingginya arus pada stasiun 5 Sungai Hula-Huli disebabkan oleh posisi sungai yang terjal sehingga aliran air sungai yang relatif lurus. Rendahnya arus air pada stasiun 1 Sungai Ponot dan stasiun 4 Sungai Parhitean dikarenakan pada stasiun ini banyak ditemukan bebatuan yang besar sehingga pergerakan arus air melambat. Arus sangat mempengaruhi penyebaran ikan batak Tor douronensis. Hubungan arus terhadap penyebaran ikan batak Tor douronensis adalah arus mengalihkan ikan batak Tor douronensis ke tempat mencari makan. Ikan batak Tor douronensis bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus. Menurut Rupawan, 1999 biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju arus air. Universitas Sumatera Utara Menurut Barus 2004, sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus karena di suatu ekosistem, air sangat berfluktuasi dari periode ke periode tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air serta kondisi substrat yang ada. Pada musim penghujan misalnya akan meningkatkan debit air dan sekaligus mempengaruhi kecepatan arus. Adanya berbagai substrat pada dasar perairan akan menyebabkan kecepatan arus bervariasi. Pada alur sungai yang lurus arus tercepat berada pada bagian tengah sungai. Hal ini sesuai dengan hukum fisika mengenai gesekan friction yang menyatakan bahwa daerah yang terbebas dari gesekan akan mempunyai arus yang lebih cepat. Pada alur sungai yang membelok meander kecepatan arus paling tinggi berada pada bagian pinggir sungai, sesuai dengan hukum fisika tentang putaran massa sentrifugal.

4.4.5 pH Derajat Keasaman