intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang
tumbuh ditepi. Secara keseluruhan kelima stasiun penelitian tersebut masih dapat
mendukung bagi kehidupan ikan batak Tor douronensis. Perbedaan temperatur tersebut sangat berpengaruh terhadap aktifitas organisme akuatik di dalam air
tersebut. Menurut Suin 2002, bahwa berubahnya temperatur suatu badan air besar pengaruhnya terhadap komunitas akuatik. Naiknya temperatur perairan dari
yang biasa, karena banyaknya aktivitas yang terjadi pada badan air misalnya dapat menyebabkan organisme akuatik terganggu, sehingga dapat mengakibatkan
struktur komunitasnya berubah. Temperatur suatu perairan sangat mempengaruhi keberadaan ikan batak
Tor douronensis. Temperatur air yang tidak cocok, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan ikan batak Tor douronensis tidak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Temperatur air yang cocok untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis adalah berkisar antara 15º-30º C dan perbedaan
temperatur antara siang dan malam kurang dari 5ºC Lioyd, 1980. Kisaran temperatur yang baik bagi ikan adalah antara 25ºC-35ºC. Kisaran temperatur ini
umumnya berada di daerah tropis. Hasil pengukuran temperatur pada kelima stasiun pada dasarnya masih normal dan belum membahayakan kehidupan ikan
batak Tor douronensis sesuai dengan baku mutu air sungai yang diterbitkan oleh Menteri Negara Lingkungan hidup dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal 14 desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
4.4.2 Kecerahan Air
Nilai kecerahan yang didapat pada kelima stasiun penelitian berkisar antara 65-80 cm. Kecerahan tertinggi terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot sebesar 80
cm, sedangkan penetrasi cahaya terendah diperoleh pada stasiun 2 Sungai Baturangin sebesar 65 cm. Kecerahan pada lapisan air dipengaruhi oleh ada
tidaknya kanopi yang menutupi perairan tersebut, misalnya terdapat pohon
Universitas Sumatera Utara
dipinggir suatu perairan ataupun, banyaknya cahaya yang masuk akan mempengaruhi organisme yang berada dalam suatu badan perairan. Rendahnya
nilai kecerahan pada stasiun 2 Sungai Baturangin tersebut juga disebabkan karena daerah ini merupakan daerah yang berlumpur. Banyaknya partikel terlarut
dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi. Kecerahan seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana
habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas.
Kekeruhan dan kedalaman air mempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan akuatik Lioyd, 1980.
Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan
manakah yang tidak keruh, yang agak keruh dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan
ikan. Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad renik atau
plankton
Barus
, 2004. Cahaya dibutuhkan oleh ikan
batak Tor douronensis
untuk memangsa, menghindar diri dari predator atau untuk beruaya. Pada umumnya ikan berada pada
daerah-daerah yang kecerahannya masih baik, sedangkan pada daerah yang gelap di mana kecerahannya sudah tidak ada, hanya dihuni ikan buas atau predator yang lebih
menyukai tempat gelap
Rupawan
, 1999. Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan
batak Tor douronensis
mengalami gangguan pernapasan karena insangnya terganggu oleh kotoran. Air yang terlalu keruh juga dapat menurunkan atau
melenyapkan selera makan ikan karena daya penglihatan ikan
akan
terganggu Wardoyo, 1983.
4.4.3 Intensitas Cahaya