jauh dari kategori tinggi, maka kepemimpinan kepala sekolah harus diperbaiki untuk meningkatkan kinerja guru, sehingga dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan semakin baik juga kinerja guru di sekolah.
Mengingat bahwa kinerja guru sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah, maka kinerja guru perlu ditingkatkan dengan cara
meningkatkan kualitas
kepemimpinan kepala
sekolah. Peneliti
menyarankan bahwa peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah diperlukan upaya baik dari internal kepala sekolah dan ekternal atau dari
luar kepala sekolah itu sendiri. Upaya internal yang dimaksudkan adalah dengan memahami arti penting dan menjalankan dengan sebaik-baiknya
standar kompetensi kepala sekolah seperti yang telah di atur dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 yang meliputi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Dengan tercapainya standar kompetensi kepala sekolah tersebut, maka
peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah dapat tercapai pula. Sedangkan upaya ekternal yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan
oleh lembaga tinggi pendidikan baik dari dinas pendidikan maupun Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan atau Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui seminar tentang kepemimpinan, pelatihan kepemimpinan, Workshop yang dilakukan oleh lembaga
tersebut yang dapat diikuti oleh semua kepala sekolah, sehingga kualitas kepemimpinan kepala sekolah akan meningkat.
2. Pengaruh Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Guru
Pengujian deskriptif yang telah dilakukan dari 204 guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kota Yogyakarta, terdapat
106 orang guru 52 memiliki disiplin kerja yang baik, terdapat 98 orang guru 48 memiliki disiplin kerja yang sangat baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa disiplin kerja guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kota Yogyakarta masuk dalam kategori baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa teori berikut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menyatakan bahwa disiplin
adalah 1 tata tertib disekolah, dikantor, kemiliteran, dan sebagainya, 2 ketaatan kepatuhan pada peraturan tata tertib, dan sebagainya, 3 bidang
studi yang memiliki obyek sistem dan metode tertentu Saydam, 2005:284. Menurut A.S Hornby dkk yang dikutip oleh Saydam
2005:284 menyebutkan bahwa displin adalah pelatihan, khusunya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian diri,
kebiasaan-kebiasaan untuk mentaati peraturan yang berlaku. Handoko dalam Lijan 2012:238 menyatakan bahwa disiplin adalah kesediaan
seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi. Dari beberapa definis
tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan mentaati segala norma-norma
peraturan yang berlaku disekitarnya dan bersedia menerima sanksi apabila melakukan kesalahan. Disiplin kerja guru dapat diartiakan sikap
kesediaan dan kerelaan seorang guru untuk memenuhi dan mentaati segala norma-norma peraturan yang berlaku di sekolah dan bersedia
menerima sanksi apabila melanggar peraturan tersebut. Soejono dalam Sari 2011:37, menyatakan dikatakan baik apabila memenuhi syarat
disiplin kerja yaitu ketepatan waktu, menggunakan peralatan kantor dengan baik, tanggung jawab yang tinggi, ketaatan terhadap aturan
kantor. Menurut peneliti, disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja
guru. Disiplin kerja guru yang baik dapat berupa ketepatan waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran, menggunakan peralatan kantor
dengan baik yang berkaitan dengan pemeliharaan peralatan kantor yang digunakan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun sebagai
fasilitas guru yang dapat menunjang pekerjaan guru selain dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu seperti penyusunan administrasi guru,
tanggung jawab yang tinggi dalam melaksakanan tugas, dan dapat mentaati segala peraturan kantor yang ada dengan cara selalu
menghormati setiap peraturan yang telah disepakati oleh warga sekolah. Disiplin kerja guru yang baik akan berdampak pada kinerja guru yang
baik pula, maka dapat tercapainya standar kinerja guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Pengaruh disiplin kerja guru terhadap kinerja guru memiliki
derajat hubungan rendah. Derajat hubungan tersebut digunakan untuk
melihat apakah nilai-nilai yang terkandung oleh variabel kinerja guru dipengaruhi oleh variabel disiplin kerja guru dan variabel lainnya, baik
secara individu maupun kelompok populasi. Meskipun telah diketahui adanya pengaruh, tetapi derajat hubungan memiliki kategori rendah.
Dalam penelitian ini kategori rendah sangat jauh dari kategori tinggi, maka disiplin kerja guru harus diperbaiki untuk meningkatkan kinerja
guru, sehingga dengan disiplin kerja guru yang baik akan semakin baik pula kinerja guru di sekolah.
Mengingat bahwa derajat disiplin kerja guru merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja guru, sehingga dengan disiplin kerja
yang baik akan meningkatkan kinerja guru yang baik pula. Disiplin kerja guru tidak semata-mata dapat meningkat dengan sendirinya namun perlu
upaya dalam meningkatkan disiplin kerja tersebut. Dalam meningkatkan disiplin kerja guru peneliti menyarankan untuk meningkatkan kesadaran
diri guru dalam mentaati segala aturan yang ada disekolah. Kesadaran diri dalam mentaati segala aturan yang berlaku disekolah dapat
ditingkatkan dengan cara guru memahami aturan-aturan yang berlaku. Kesadaran diri dalam menataati peraturan tersebut dapat dilatih dari hal
kecil misalnya jam datang dan pulang sekolah, guru harus mengikuti jam datang dan jam pulang yang telah ditentukan sekolah. Pihak sekolah
melalui kepala sekolah dapat membimbing dan mengarahkan dalam membentuk pola perilaku guru yang berdampak pada peningkatan
disiplin kerja guru. Peran sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja
guru dapat berupa pelatihan kedisiplinan, sosialisasi tentang aturan yang berlaku di sekolah, dan pemberian sanksi bagi guru yang melanggar
aturan yang berlaku di sekolah. Lembaga tinggi pendidikan baik dari dinas pendidikan maupun Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan
atau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI berhak mengupayakan peningkatan disiplin kerja guru melalui seminar tentang disiplin kerja,
pelatihan kedisiplinan, workshop yang dilakukan oleh lembaga tersebut yang dapat diikuti oleh semua guru, sehingga disiplin kerja guru akan
meningkat.
112
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di BAB IV mengenai pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap
kinerja guru dengan responden guru-guru yang dilaksanakan di SMK N 7 Yogyakarta, SMK N 1 Yogyakarta, SMK Koperasi Yogyakarta, SMK
Marsudi Luhur 1 Yogyakarta, SMK Bopkri 1 Yogyakarta, SMK Piri 3 Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru. Namun derajat asosiasi rendah. Pernyataan ini didukung oleh hasil analisis Chi-Square yang telah dilakukan yaitu C sebesar 0,180
dan C
max
sebesar 0,816, maka hasil yang diperoleh sebesar 0,22 0,1800,816. kriteria nilai r koefisien 0,22 berada pada rentang 0,20 r
≤ 0,40.
2. Adanya pengaruh positif antara disiplin kerja guru terhadap kinerja guru.
Namun derajat asosiasi rendah. Pernyataan ini didukung oleh hasil analisis Chi-Square yang telah dilakukan yaitu C sebesar 0,178 dan C
max
sebesar 0,816, maka hasil yang diperoleh sebesar 0,22 0,1780,816. kriteria nilai r koefisien 0,22 berada pada rentang 0,20 r ≤ 0,40.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan, adapun keterbatasan peneliti dalam
melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian ini tidak menjamin kejujuran dan kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner penelitian, namun di dalam
surat pengantar kuesioner penelitian, peneliti sudah menjelaskan agar responden mengisi kuesioner dengan sungguh-sungguh dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, di samping itu peneliti tidak cukup mampu dalam pengumpulan keseluruhan kuesioner sesuai dengan
kebutuhan sampel dalam satu tahap pengambilan data, hal tersebut terjadi karena waktu penelitian bertepatan dengan ujian sekolah dan persiapan
ujian nasional 2015 sehingga responden memiliki kesibukan masing- masing baik sebagai pengawas ujian sekolah maupun dalam
mempersiapkan peserta didiknya melaksanakan ujian nasional 2015. 2.
Seluruh data ini dalam penelitian ini hanya didasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, peneliti tidak melakukan
wawancara terhadap
responden, jadi
penelitian ini
kurang menggambarkan keseluruhan tingkah laku dari responden.
C. Saran
1. Dari hasil penelitian pertama diketahui bahwa ada pengaruh positif
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Peneliti menyarankan bahwa peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah
diperlukan upaya baik dari internal kepala sekolah dan ekternal atau dari luar kepala sekolah itu sendiri. Upaya internal yang dimaksudkan adalah
dengan memahami arti penting dan menjalankan dengan sebaik-baiknya standar kompetensi kepala sekolah seperti yang telah di atur dalam
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 yang meliputi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Dengan
tercapainya standar kompetensi kepala sekolah tersebut, maka peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah dapat tercapai pula.
Sedangkan upaya ekternal yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga tinggi pendidikan baik dari dinas pendidikan maupun
Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan atau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui seminar tentang kepemimpinan,
pelatihan kepemimpinan, Workshop yang dilakukan oleh lembaga tersebut yang dapat diikuti oleh semua kepala sekolah dengan isi atau
materi dari kegiatan-kegiatan tersebut yang lebih ditingkatkan, sehingga kualitas kepemimpinan kepala sekolah akan meningkat.
2. Dari hasil penelitian kedua diketahui bahwa ada pengaruh positif disiplin
kerja guru terhadap kinerja guru. Peneliti menyarankan disiplin kerja guru perlu ditingkatkan dengan meningkatkan kesadaran diri guru dalam
mentaati segala aturan yang ada disekolah. Kesadaran diri dalam mentaati segala aturan yang berlaku di sekolah dapat ditingkatkan dengan
cara guru memahami aturan-aturan yang berlaku. Kesadaran diri dalam mentaati peraturan tersebut dapat dilatih dari hal kecil misalnya jam
datang dan pulang sekolah, guru harus mengikuti jam datang dan jam pulang yang telah ditentukan sekolah. Pihak sekolah melalui kepala
sekolah dapat membimbing dan mengarahkan dalam membentuk pola perilaku guru yang berdampak pada peningkatan disiplin kerja guru.
Peran sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru dapat berupa pelatihan kedisiplinan, sosialisasi tentang aturan yang berlaku di sekolah,
dan pemberian sanksi bagi guru yang melanggar aturan yang berlaku di sekolah. Lembaga tinggi pendidikan baik dari dinas pendidikan maupun
Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan atau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI berhak mengupayakan peningkatan
disiplin kerja guru melalui seminar tentang disiplin kerja, pelatihan kedisiplinan, workshop yang dilakukan oleh lembaga tersebut yang dapat
diikuti oleh semua guru, sehingga disiplin kerja guru akan meningkat.
116
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta Ddjohar. 2006. Guru Pendidik dan Pembinaannya. Yogyakarta: Grafika Indah.
Effendi, Sofian., dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: LP3ES.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Undip
Mangkuatmodjo. 2004. Statistika Lanjutan. Jakarta: PT Rineka Cipta Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siwa di Sekolah. Yogyakarta
: Kanisius Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Naszir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Group Sari, Intan Purnama. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin
Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Akuntansi di SMK Program Bisnis dan Manajemen Se-Kabupaten Wonogiri. Semarang : Fakultas Ekonomi,
Pendidikan Akuntansi UNNES. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. diperoleh dari