Pembiasan Cahaya pada Lensa

Menurut Santrock 2014: 193, dengan demikian terdapat bukti atas bias gender terhadap anak laki-laki dan perempuan di sekolah-sekolah. Pengajar sekolah banyak yang tidak menyadari bias gender dari sikap mereka. Sikap-sikap ini sangat mengakar, dan didukung oleh budaya umum. Meningkatkan kesadaran bias gender di sekolah jelas merupakan strategi penting dalam mengurangi bias tersebut.

E. Pembiasan Cahaya pada Lensa

Lensa adalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan lengkung. Sebuah lensa dapat terdiri dari satu bidang lengkung dan satu bidang datar atau juga dapat terdiri dari dua bidang lengkung Raharja.dkk, 2013: 133. 1. Jenis-Jenis Lensa Lensa terbagi menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung lensa kovergen atau lensa konveks dan lensa cekung lensa divergen atau lensa konkaf. a. Lensa Cembung Lensa cembung ialah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dan bagian tepiannya lebih tipis. Berdasarkan bentuknya lihat gambar 2.1, lensa cembung dikelompokkan menjadi: 1 lensa cembung-cembung bikonveks; 2 lensa cembung-datar plan-konveks; 3 lensa cembung-cekung konveks-konkaf. Gambar 2.1 Jenis Lensa Cembung b. Lensa Cekung Lensa cekung ialah lensa yang bagian tengahnya tipis dan bagian tepinya lebih tebal. Lensa cekung disebut juga dengan lensa divergen atau lensa konkaf. Berdasarkan bentuknya lihat gambar 2.2, lensa cekung dikelompokkan menjadi: 1 lensa cekung-cekung bikonkaf; 2 lensa cekung-datar plan-konkaf; 3 cekung-cembung konkaf-konveks. Gambar 2.2 Jenis Lensa Cekung 2. Istilah dalam Pembahasan Lensa a. Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat kedua bola yang membentuk permukaan lensa. b. Jari-jari kelengkungan merupakan jarak antara pusat kelengkungan dan pusat optik lensa. c. Pusat optik adalah titik pada lensa yang merupakan pertemuan antara gari diameter lensa dan sumbu utama. Lensa bersifat tembus cahaya sehingga energi cahaya dapat masuk dari kedua sisinya. Oleh sebab itu, ada dua titik fokus yang berjarak sama dari pusat optik dengan anggapan kedua sisi lensa berada pada medium yang sama. Titik-titik itulah yang sering disebut dengan titik fokus pertama F 1 dan titik fokus kedua F 2 . 1 Lensa Cembung Titik fokus pertama F 1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah menuju titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F 2 adalah titik pada sumbu utama dengan sinar yang melewatinya akan merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan. 2 Lensa Cekung Titik fokus pertama F 1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah berasal dari titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F 2 adalah titik pada sumbu utama dengan sinar yang menuju kearahnya akan merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan. 3. Tiga Sinar Istimewa a. Lensa Cembung Tiga sinar istimewa pada lensa cembung yaitu: 1 Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus F 1 . 2 Sinar datang melalui titik fokus F 2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3 Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias lihat gambar 2.3. Gambar 2.3 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung b. Lensa Cekung Tiga sinar istimewa pada lensa cembung yaitu: 1 Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakan- akan melalui titik fokus F 1 . 2 Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F 2 dibiaskan sejajar sumbu utama. F 2 F 1 F 2 F 1 F 2 F 1 3 Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias lihat gambar 2.4. Gambar 2.4 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung 4. Pembentukan Bayangan pada Lensa Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cembung yang telah dipaparkan pada penjelasan diatas maka dapat digambarkan pembentukan bayangan oleh lensa cembung. Berikut adalah contoh pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk salah satu posisi benda lihat gambar 2.5. Jarak benda lebih besar dari 2 kali jarak fokus kedua 2f 2 . Maka, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan letak bayangannya di antara titik fokus pertama F 1 dan 2 kali jarak fokus lensa pertama 2f 1 . Gambar 2.5 Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung F 1 F 2 F 1 F 2 F 1 F 2 5. Perbesaran Bayangan oleh Lensa Perbesaran lensa didefinisikan sebagai perbandingan antara ukuran bayangan dengan ukuran benda, atau jarak bayangan dibagi jarak benda dengan h adalah tinggi benda, h’ adalah tinggi bayangan, s adalah jarak benda ke lensa, dan s’ adalah jarak bayangan ke lensa. 6. Menentukan Letak Bayangan pada Lensa a. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cembung tabel 2.1 Tabel 2.1 Letak Bayangan pada Lensa Cembung Letak Benda Letak Bayangan Sifat Bayangan Di tak berhingga Di titik fokus F 1 pada sisi seberang lensa Nyata, terbalik, diperkecil Di antara pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga Di antara titik fokus F 1 dan pusat kelengkungan di seberang posisi benda Nyata, terbalik, diperkecil Di pusat kelengkungan lensa Di pusat kelengkungan pada sisi seberang lensa Nyata, terbalik, sama besar Di antara titik fokus dan pusat kelengkungan lensa Di belakang pusat kelengkungan pada sisi seberang lensa Nyata, terbalik, diperbesar Di titik fokus kedua F 2 Di jarak tak berhingga pada sisi seberang lensa Nyata, terbalik, sangat diperbesar Di antara titik fokus dan pusat optik Pada sisi yang sama dari lensa dan di belakang benda Maya, tegak, diperbesar b. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cekung tabel 2.2 Tabel 2.2 Letak Bayangan pada Lensa Cekung Letak Benda Letak Bayangan Sifat Bayangan Di tak berhingga Di titik fokus F 1 pada sisi lensa yang sama dengan benda Nyata, tegak, sangat diperkecil Di manapun di antara pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga Di antara pusat optik dan titik fokus F 1 pada sisi yang sama dengan benda Maya, tegak, diperbesar 7. Rumus Umum Lensa Tipis Lensa tipis merupakan lensa yang memiliki ketebalan dapat diabaikan terhadap diamater kelengkungan lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus Kanginan, 2013: 412. Secara umum, jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus lensa memenuhi hubungan : rumus tersebut sama seperti pada rumus cermin. Rumus di atas juga berlaku untuk lensa tipis. Lensa cekung merupakan lensa divergen, jarak fokusnya dianggap negatif. Ketentuan yang berhubungan dengan perjanjian tanda pada penggunaan rumus umum lensa tipis ditunjukkan pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa Besaran Simbol Bernilai Postif Bernilai Negatif Jarak benda S Benda di depan lensa Benda di belakang lensa Jarak bayangan s’ Bayangan di belakang lensa nyata Benda di depan lensa maya Tinggi Bayangan h’ Bayangan tegak Bayangan terbalik Jari-jari kelengkungan R Di belakang lensa Di depan lensa Jarak fokus F Lensa cembung Lensa cekung

F. Dampak Teori ke Penelitian Berikutnya

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Pengaruh Metode Demonstrasi Untuk Menngkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Pada Materi Pembiasan Cahaya (Eksperimen Di Kelas V Mi Al-Musthofa Sempur)

2 16 112

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBIASAN CAHAYA DI KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN T.P. 2013/2014.

0 3 3

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN LAPANGAN DAN EKSPERIMEN LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KLAS X DI SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA

0 1 7

PENGARUH MEDIA SIMULASI PHET TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM KONSEP PEMBIASAN CAHAYA.

0 4 42

Efektivitas metode eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas X SMAN 2 Ngaglik dalam materi pembiasan cahaya pada lensa.

2 4 180

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 2 232

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 5 230

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN KALOR TERHADAP SIKAP DAN PRESTASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 CAWAS KLATEN

0 0 129

PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Skripsi

0 0 158