Kushla 1996. Kecepatan putar dan waktu pengadukan yang rendah sudah dapat membentuk masa gel dengan konsistensi baik.
G. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
Pengujian sifat fisik sediaan gel bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan gel yang dihasilkan telah memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Sifat fisik dan stabilitas yang baik dapat menentukan kualitas suatu sediaan farmasi serta daya terima konsumen. Parameter yang diamati meliputi
organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas yang diuji 48 jam setelah pembuatan. Waktu setelah 48 jam dianggap sudah tidak ada lagi pengaruh gaya atau energi
yang diberikan dalam proses pembuatan sediaan yang dapat mempengaruhi hasil respon dan struktur tiga dimensi dari sediaan telah tersusun. Stabilitas gel yang
diamati adalah pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan.
1. Uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukan untuk menguji sediaan yang dibuat nantinya akan dapat diterima oleh masyarakat. Gel yang dihasilkan tekstur halus dikulit,
berbau khas daun, dan memiliki warna hijau kecoklatan. Setiap formula relatif sama pada uji organoleptis menandakan tidak ada efek yang diberikan oleh
variasi Carbopol dan propilen glikol terhadap perubahan terhadap warna, bau, dan tekstur. Tidak adanya perbedaan warna karena konsentrasi ekstrak cocor
bebek berwarna coklat kekuningan yang digunakan pada tiap formula sama. Dari pemeriksaan bau sediaan yang dibuat semua formula memiliki bau khas
ekstrak daun. Homogenitas sediaan dilihat dari persebaran warna yang merata,
tidak terdapat gumpalan gumpalan basis atau ekstrak yang memisah. Tekstur yang dihasilkan dari sediaan adalah halus, tidak ada rasa kasar, hal ini
disebabkan pada proses melarutkan bahan dan pencampuran semua bahan tercampur dengan baik. Ekstrak yang ditambahkan dapat diterima oleh basis
dengan baik sehingga tidak ada ekstrak yang menggumpal dan mengendap. Pemeriksaan organoleptis disajikan pada tabel VI.
Tabel VI. Uji organoleptis gel antiinflamsi Formula
Kriteria Warna
Bau Tekstur Homogenitas
F1 Coklat kekuningan Khas daun Halus
Homogen F A
Coklat kekuningan Khas daun Halus Homogen
F B Coklat kekuningan Khas daun Halus
Homogen F AB
Coklat kekuningan Khas daun Halus Homogen
2. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaaman dari sediaan. Gel yang dihasilkan perlu diperhatikan pH nya. Kondisi pH yang telalu tinggi atau
telalu rendah, dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada kulit. Sediaan gel diharapkan memiliki rentang pH kulit yaitu 5-6,5 Heather dan Adam, 2012.
Uji pH sediaan gel dilakukan dengan menggunakan pH stick universal. Hasil uji menujukkan formula memiliki pH 7. Menurut Hasyim dkk. 2012 basis gel
Carbopol merupakan asam kuat yang memiliki pH 3, kemudian dilakukan penetralan dengan trietanolamin yang merupakan basa kuat akan menghasilkan
pH 7. Jika dibandingkan dengan pH kulit yang berkisar antara 5-6,5 pH kulit sedikit agak asam karena dipengaruhi oleh sekresi kelenjar sebaseus yang
bersifat asam dan tingkat keasaman masing masing orang berbeda-beda. Sediaan memiliki pH 7 masih dapat diterima oleh kulit tanpa beresiko reaksi
iritasi, hal ini karena adanya toleransi pada pH kulit. Perlu diperhatikan bahwa sediaan dengan bahan dasar utama senyawa poliakrilat Carbopol harus
memiliki pH berkisar 6-10 karena akan berpengaruh pada stabilitasnya selama penyimpanan Hasyim dkk., 2012. Hasil uji pH pada sediaan gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Uji pH gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek Formula
Uji pH 48 Jam 1 Bulan
F 1 7
7 F A
7 7
F B 7
7 F AB
7 7
Tabel VII diketahui bahwa pH yang sesuai untuk kulit normal dan kriteria sediaan topikal yaitu antara 5-6,5 sehingga tidak mengiritasi kulit. Namun pada
pH sdiaan 7 masih dapat ditoleransi oleh kulit. Selama penyimpanan selama satu bulan pH sediaan tidak mengalami perubahan, hal ini menunjukkan bahwa
pH stabil.
3. Uji viskositas