Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel Uji aktivitas anti-inflamasi

b. Pembuatan gel. Carbopol dikembangkan dalam wadah berisi 100 mL aquadest. Proses pengembangan dilakukan dengan cara menaburkan Carbopol di atas aquadest dan didiamkan selama 24 jam. Metil paraben dilarutkan ke dalam 1,3 mL etanol 70 dan diaduk hingga larut, ditambahkan propilen glikol, ekstrak daun cocor bebek, kemudian ditambahkan 62 mL aquadest campuran 1. Campuran 1 ditambahkan dengan Carbopol yang telah dikembangkan sebelumnya. Semua bahan diaduk kuat menggunakan mixer dengan kecepatan putar level 1 hingga homogen selama 1 menit lalu ditambahkan 3g trietanolamin dan pengadukan dilanjutkan sampai 5 menit.

7. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel

a. Uji organoleptis. Sediaan gel diuji terhadap penampilan fisik meliputi warna, bau, homogenitas, dan teksturnya. Uji organoleptis dilakukan 48 jam setelah pembuatan. b. Uji pH. Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH stick. Sediaan gel dioleskan secukupnya pada stik, kemudian dibandingkan warnanya untuk menentukan pH. Uji pH dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan setelah 1 bulan penyimpanan. c. Uji viskositas. Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Masing-masing formula gel diukur viskositasnya dengan menggunakan alat Viscometer Rion seri VT 04. Ukuran padle yang digunakan adalah skala 2. d. Uji daya sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Gel ditimbang sejumlah 1 gram kemudian diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat dengan total beban 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter sebarnya selaman 1 menit Garg, Aggarwal, Garg dan Singla 2002. e. Uji pergeseran viskositas. Uji pergeseran viskositas dilakukan setelah penyimpanan pada minggu ke-1, 2, 3, dan 4. Masing-masing formila diukur viskositasnya dengan menggunakan alat Viscometer Rion seri VT 04. Ukuran rotor yang digunakan adalah skala 2.

8. Uji aktivitas anti-inflamasi

Uji aktifitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek dilakukan terhadap tikus jantan galur Sprague dawley dengan tata cara penelitian metode radang telapak kaki belakang. a. Penyiapan hewan uji. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan galur Spargue dawley umur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 gram. Kelompok perlakuan terdiri dari kontrol negatif sespensi karagenan-NaCl 1, kontrol positif Voltadex ® , dan sediaan gel antiinflamsi ekstrak daun cocor bebek pada formula optimum. b. Pembuatan suspensi karagenan-NaCl 1. NaCl ditimbang sebanyak 0,9 gram dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 100 mL. Karagenan ditimbang sebanyak 0,1 gram, dilarutkan dengan larutan NaCl 0,9 dalam labu ukur 10 mL c. Perlakuan hewan uji. Hewan uji dibagi menjadi : 1 Kelompok kontrol negatif suspensi karagenan-NaCl 1 Kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong sebelum diinjeksi dengan suspensi karagenan-NaCl 1 menit ke-0 sejumlah 0,5 mL secara subplantar. Edema yang terjadi lalu diukur pada menit ke-30, 60, 120, dan 180 dengan menggunakan jangka sorong digital. 2 Kelompok kontrol positif Voltadex ® Kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong sebelum dioleskan Voltadex ® sebanyak 1 gram, satu jam kemudian diinjeksi dengan suspensi karagenan-NaCl 1 sejumlah 0,5 mL secara subplantar. Edema yang terjadi lalu diukur pada menit ke-0 sebelum dioleskan Voltadex ® , 30, 60, 120, dan 180 dengan menggunakan jangka sorong digital. 3 Kelompok perlakuan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek pada formula optimum. Kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong sebelum dioleskan gel ekstrak daun cocor bebek sebanyak 1 gram, satu jam kemudian diinjeksi dengan suspensi karagenan-NaCl 1 sejumlah 0,5 mL secara subplantar. Edema yang terjadi lalu diukur pada menit ke-0 sebelum dioleskan gel, 30, 60, 120, dan 180 dengan menggunakan jangka sorong digital. d. Analisis hasil pengukuran Analisis hasil dilakukan dengan menggukur ketebalan telapak kaki tikus menggunakan jangka sorong. Nilai tebal edema tiap jam diukur dengan rumus: Yu = Yt –Yo…………………………………………...……2 Keterangan: Yu = Edema kaki tikus pada waktu tertentu Yt = Tebal kaki tikus pada waktu tertentu setelah diradangkan dengan karagenan 1 Yo = Tebal kaki tikus sebelum diradangkan dengan karagenan 1 Nilai AUC total masing-masing perlakuan dengan rumus: = ∑ − ....................................3 = luas area dibawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-3 mm.jam. = selisih tebal edema telapak kaki pada jam ke-n-1 mm = selisih tebal edema telapak kaki pada jam ke-n mm = jam ke-n jam = jam ke-n-1 jam Persen penghambatan inflamasi dihitung dengan rumus: Daya Anti-inflamasi = × 100.......................4 = rata – rata kontrol negatif mm.jam = masing-masing mencit pada kelompok yang diberi perlakuan n mm.jam Taufiq, Wahyuningtyas, dan Wahyuni, 2008

G. Optimasi dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi formula sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol.

3 18 106

Optimasi gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis).

4 16 120

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99