Pengujian Kuantitatif Mkstrak Mtanol Daun Cocor Bebek Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian

struktur tiga dimensi basis gel yang dibuat. Hasil ekstrak kental memiliki persen rendemen sebesar 8. Nilai rendemen pada penelitian ini hampir sama dengan metode ektraksi cocor bebek yang dilakukan oleh Nwose 2013, 200g serbuk dalam 500 mL etanol dengan perendaman selama 48 jam menghasilkan rendemen 7,8 . Metode maserasi dipilih untuk mengektraksi karena merupakan metode penyarian yang sederhana, tidak memerlukan penyari yang banyak, tidak menggunakan alat khusus, pengerjaan relatif mudah dan lebih efisien.

D. Pengujian Kuantitatif Mkstrak Mtanol Daun Cocor Bebek

Hasil ekstrak daun cocor bebek ditetapkan kadar flavonoidnya dengan metode KLT densito yang dilakukan oleh Laboratorium Penelitian Pengujian Terpadu LPPT Universitas Gajah Mada dengan menggunakan standar pembanding kuercetin. Uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun cocor bebek. Hasil pengujian menyatakan terdapat kandungan 45,305 ppm flavonoid dalam 202,4 ppm sampel ekstrak daun cocor bebek. Uji kuantitatif kandungan flavonoid ini menggunakan pembanding kuersetin. Prosen flavonoid yang terdapat dalam sampel ekstrak sebesar 22,384 .

M. Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian

Orientasi level kedua faktor dilakukan oleh peneliti untuk menetepkan level rendah dan level tinggi dari masing-masing faktor dalam penelitian. Faktor yang diamati pengaruhnya adalah jumlah gelling agent yaitu Carbopol dan humektan yaitu propilen glikol. Level rendah dan tinggi kedua faktor ditentukan dengan melihat respon viskositas dan daya sebar. Tabel IV menunjukkan sediaan sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah Carbopol. Tabel IV. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah Carbopol Carbopol g Viskositas

d.Pa.S Daya Sebar

cm 0,8 140 4,93 1 150 4,80 1,2 225 4,57 1,4 250 3,73 1,6 270 3,03 1,8 260 3,20 2 260 3,13 Gambar 3. Profil kurva variasi jumlah Carbopol terhadap viskositas 50 100 150 200 250 300 V isk os itas d .P

a. S.

Carbopol g 0,5 1 1,5 2 2,5 Gambar 4. Profil kurva variasi jumlah Carbopol terhadap daya sebar Gambar 3 menunjukkan peningkatan yang konstan mulai dari jumlah Carbopol 1,2. Apabila jumlah Carbopol dinaikkan, maka respon viskositas akan meningkat. Sedangkan pada jumlah Carbopol 1,6 mulai menunjukkan tahap konstan saat jumlah Carbopol dinaikkan. Gambar 4 menunjukkan bahwa pada rentang 1,2 sampai 1,6 terdapat perbedaan yang signifikan dan linieritas yang baik dari respon daya sebar terhadap penambahan Carbopol. Berdasarkan orientasi yang telah dilakukan, jumlah Carbopol 1,2 dan 1,6 g dipilih sebagai level rendah dan level tinggi. Rentang jumlah Carbopol ini telah membentuk massa gel yang baik. Gel yang terbentuk jernih tak berwarna, terdapat gelembung udara kecil yang tersebar di dalam sediaan, serta memiliki respon viskositas dan daya sebar yang signifikan namun masih masuk rentang yang dikehendaki. Komposisi Carbopol sebagai gelling agent adalah 0,5-2 g Rowe dkk., 2009. 1 2 3 4 5 6 D ay a Seb ar cm Carbopol g 0,5 1 1,5 2 2,5 Tabel V. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah Propilen glikol Propilen g Viskositas

d.Pa.S Daya Sebar

cm 5 295 2,10 10 300 2,20 15 300 2,56 20 285 2,79 25 270 2,91 30 255 3,28 Gambar 5. Profil kurva variasi jumlah propilen glikol terhadap viskositas Gambar 6. Profil kurva variasi jumlah propilen glikol terhadap daya sebar 250 260 270 280 290 300 310 10 20 30 40 V isk osi tas

d. Pa.

S. Propilenglikol 1 2 3 4 10 20 30 40 D ay a Seb ar cm Propilenglikol Gambar 5 menunjukkan pada jumlah propilen glikol mulai dari 15 g, respon viskositas mengalami penurunan yang signifikan dan stabil hingga pada jumlah propilen glikol 30 g yang merupakan batas atas penambahan propilen glikol pada sediaan topikal. Gambar 6 menunjukkan respon daya sebar mengalami peningkatan yang stabil dimulai dari jumlah propilen glikol 15 g. Sehingga dipilih jumlah propilen glikol 15 g sebagai level rendah dan 30 g sebagai level tinggi. Pada sediaan gel propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan pada jumlah 30 gram tiap 200 gram sediaan Rowe dkk., 2009.

F. Pembuatan Sediaan Gel Anti-inflamasi Mkstrak Daun Cocor Bebek

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi formula sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol.

3 18 106

Optimasi gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis).

4 16 120

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99