Pembuatan Sediaan Gel Anti-inflamasi Mkstrak Daun Cocor Bebek

Gambar 5 menunjukkan pada jumlah propilen glikol mulai dari 15 g, respon viskositas mengalami penurunan yang signifikan dan stabil hingga pada jumlah propilen glikol 30 g yang merupakan batas atas penambahan propilen glikol pada sediaan topikal. Gambar 6 menunjukkan respon daya sebar mengalami peningkatan yang stabil dimulai dari jumlah propilen glikol 15 g. Sehingga dipilih jumlah propilen glikol 15 g sebagai level rendah dan 30 g sebagai level tinggi. Pada sediaan gel propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan pada jumlah 30 gram tiap 200 gram sediaan Rowe dkk., 2009.

F. Pembuatan Sediaan Gel Anti-inflamasi Mkstrak Daun Cocor Bebek

Zat aktif yang digunakan dalam formulasi gel anti-inflamasi ini adalah ekstrak daun cocor bebek sebanyak 5 gram, disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasyim dkk. 2012. Hasil uji yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak kental daun cocor bebek memiliki konsentrasi flavonoid sebesar 22,384, maka kadar flavonoid yang ada pada sediaan adalah sebanyak 1,12 g dalam 200 g sediaan. Sediaan hidrogel merupakan jaringan tiga dimensi yang terbentuk dari polimer–polimer hidrofilik. Polimer yang biasa digunakan untuk membuat hidrogel yaitu gelatin, polisakarida, dan polimer–polimer sintetis yang membentuk cross-link, dan jaringan yang mengandung sejumlah besar air Winfield dan Richards, 2004. Basis hidrogel yang digunakan pada penelitian ini adalah Carbopol yang merupakan polimer sintesis. Gelling agent yang digunakan dalam formulasi gel antiinflamsi ini adalah Carbopol. Carbopol biasanya digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 0,5-2. Sediaan topikal banyak yang dibuat dari basis Carbopol karena memiliki beberapa kelebihan, aman dan efektif, tidak mengiritasi kulit, tidak mempengaruhi efek biologis zat aktif, serta memiliki sifat thickenig yang sangat baik Hosmani, Thorat, dan Kasture, 2006. Komposisi Carbopol yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah 1,2–1,6 g sesuai dengan hasil orientasi yang dilakukan. Carbopol memiliki pH yang sangat asam, yakni antara 2,5-3 pada dispersi cair dengan konsentrasi 1 bv. Tingkat keasaman Carbopol ini tidak hanya dapat mempengaruhi solubilitas dan stabilitas zat aktif dalam sediaan, namun juga dapat menimbulkan iritasi sehingga harus diformulasikan dengan rentang pH kulit yaitu 5-6,5 Heater dan Adam, 2012. Nilai pH dapat di naikkan dengan penambahan basa amin, pada penelitian ini digunakan trietanolamin TEA. Penambahan trietanolamin ini juga berbengaruh terhadap viskositas sediaan, hal ini disebabkan keberadaan elektrolit yang bermuatan negatif menimbulkan gaya tolak-menolak dari ion-ion tersebut, sehingga meningkatkan viskositas Bluher, Haller, Banik, dan Thobis, 1995. Humektan pada formulasi gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ini menggunakan propilen glikol. Humektan berfungsi mempertahankan tingkat kelembaban dan stabilitas gel selama penyimpanan. Propilen glikol digunakan dalam formula sediaan gel sebagai humektan karena memiliki kelebihan dapat berfungsi sebagai humektan, pelarut, pengawet dan desinfektan. Propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan tidak boleh lebih dari 15 dari sediaan Rowe dkk., 2009. Penelitian ini menggunakan propilen glikol sebanyak 7,5–15 sesuai dengan orientasi yang telah dilakukan dalam jumlah 15g–30g. Sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek memiliki kandungan air yang sangat banyak. Air merupakan media tumbuhnya mikroba yang baik, sehingga diperlukannya penambahan bahan pengawet. Metil paraben dipilih sebagai pengawet karena dapat digunakan secara luas sebagai antimikroba dalam sediaan dan memiliki aktivitas antimikroba pada pH 4-8 dan dapat stabil pada sediaan dengan pH 3-6. Batas yang diperbolehkan untuk penggunaan metil paraben sebagai anti mikroba dalam sediaan topikal yaitu 0,02-0,3 Rowe dkk., 2009. Sesuai dengan formula yang diacu penelitian ini menggunakan metil paraben sebanyak 0,18, masuk ke dalam batas yang diperbolehkan. Gel yang dihasilkan perlu diperhatikan pH nya. Kondisi pH yang telalu tinggi atau telalu rendah, dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada kulit. Sediaan gel diharapkan memiliki pH netral atau mendekati netral. Nilai pH netral pada penelitian kali ini dapat diperoleh dengan penambahan trietanolamin yang bersifat basa yang menetralkan kondisi asam yang terbentuk pada basis gel. Pencampuran saat pembentukan massa gel dan saat pencampuran basis dengan ekstrak dilakukan dengan pengadukan dengan menggunakan mixer kecepatan putar kecil yaitu skala satu selama 5 menit. Hal ini dilakukan karena adanya peningkatan shearing stress berlebihan dapat menyebabkan rusaknya struktur gel yang telah terbentuk sehingga terjadi penurunan viskositas dan memiliki sifat lebih mudah mengalir daya sebar meningkat menurut Zats dan Kushla 1996. Kecepatan putar dan waktu pengadukan yang rendah sudah dapat membentuk masa gel dengan konsistensi baik.

G. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi formula sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol.

3 18 106

Optimasi gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis).

4 16 120

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99