stabilitas dan sifat fisik yang baik serta memiliki efek farmakologis dalam pengobatan inflamasi.
B. Tujuan 1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek Kalanchoe pinnataLam. yang memenuhi persyaratan sifat
fisik viskositas dan daya sebar dan stabilitas pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui faktor yang lebih dominan antara Carbopol, propilen glikol atau interaksi keduanya yang menentukan sifat fisik viskositas dan daya sebar
dan stabilitas fisik pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek.
b. Mendapatkan area komposisi optimum gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol yang menghasilkan sediaan gel anti-inflamasi
ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik viskositas dan daya sebar dan stabilitas fisik pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan baik.
c. Mengatahui apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan efek farmakologis sebagai anti-inflamasi pada hewan uji tikus yang
diinduksi karagenan-NaCl 1.
7
BAB II PMNMLAAHAN PUSTAKA
A. Gel
Gel merupakan sediaan semipadat yang terbentuk dari sistem suspensi yang dibuat dari partikel anorganik atau molekul organik terpenetrasi dalam
cairan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995. Gel mengandung larutan bahan aktif tunggal atau campuran dengan
pembawa yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik. Basis dari gel merupakan senyawa hidrofilik sehingga memiliki konsistensi lembut. Efek penguapan
kandungan air yang terdapat pada basis gel memberikan sensasi dingin saat diaplikasikan pada kulit. Sediaan gel hidrofilik memiliki sifat daya sebar yang
baik pada permukaan kulit. Pelepasan obat dari sediaan ini dinilai baik, zat aktif dilepaskan dalam waktu yang singkat dan nyaris semua zat aktif dilepaskan dari
pembawanya. Setelah kering hidrogel akan membentuk suatu lapisan film tipis elastis dengan daya lekat baik, tidak menyumbat pori kulit, tidak menghambat
fungsi fisiologis kulit, dan mudah dicuci dengan air Voigt, 1994. Kandungan utama dalam sediaan gel adalah air 85-95 dan gelling
agent. Sediaan gel biasanya menggunakan komponen polimer organik seperti golongan asam poliakrilat Carbopol, natrium metilselulosa atau selulosa organik
lainnya. Penambahan bahan pengawet harus dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada sediaan karena kandungan air yang sangat banyak
merupakan tempat yang baik untuk bakteri berkembang. Penggunaan gel dalam jangka yang lama akan menyebabkan permukaan kulit menjadi kering, untuk