bersifat asam dan tingkat keasaman masing masing orang berbeda-beda. Sediaan memiliki pH 7 masih dapat diterima oleh kulit tanpa beresiko reaksi
iritasi, hal ini karena adanya toleransi pada pH kulit. Perlu diperhatikan bahwa sediaan dengan bahan dasar utama senyawa poliakrilat Carbopol harus
memiliki pH berkisar 6-10 karena akan berpengaruh pada stabilitasnya selama penyimpanan Hasyim dkk., 2012. Hasil uji pH pada sediaan gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Uji pH gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek Formula
Uji pH 48 Jam 1 Bulan
F 1 7
7 F A
7 7
F B 7
7 F AB
7 7
Tabel VII diketahui bahwa pH yang sesuai untuk kulit normal dan kriteria sediaan topikal yaitu antara 5-6,5 sehingga tidak mengiritasi kulit. Namun pada
pH sdiaan 7 masih dapat ditoleransi oleh kulit. Selama penyimpanan selama satu bulan pH sediaan tidak mengalami perubahan, hal ini menunjukkan bahwa
pH stabil.
3. Uji viskositas
Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir, viskositas berbanding terbalik dengan kemampuan alir, semakin besar viskositas, maka kemampuan
untuk mengalir akan semakin kecil, dan sebaliknya Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1993. Nilai viskositas yang diperhatikan adalah saat setelah
penyimpanan selama 48 jam. Waktu ini merupakan nilai viskositas awal dan
dianggap energi mekanik saat pembuatan tidak ada lagi, sehingga struktur tiga dimensi dari gel telah tertata dengan baik. Viskositas yang diinginkan pada
penelitian ini adalah 200-300 d.Pa.S. Berdasarkan orientasi yang dilakukan, pada rentang viskositas ini gel dapat menyebar dengan baik dan nyaman dalam
pemakaian Aeni, Sulaiman, dan Mulyani, 2012. Pengukuran dengan viskometer menggunakan padel skala 2 dengan kemampuan mengukur
viskositas antara 100-4000 d.Pa.S.
Tabel VIII. Viskositas ± SD gel anti-inflamasi Formula Viskositas awal 48 jam d.Pa.S
F 1 156,67 ± 7,64
F A 245,00 ± 5,00
F B 135,00 ± 5,00
F AB 221,67 ± 7,64
Tabel VIII menunjukkan viskositas dari gel berkisar antara 135-245 d.Pa.S. formula yang masuk dalam rentang yang diinginkan adalah formula FA
dan FAB. Formula F1 dan FB tidak masuk dalam rentang yang diinginkan karena viskositasnya dibawah 200 d.Pa.S. Gel yang terlalu kental akan sulit
untuk menyebar dipermukaan kulit, sedangkan gel yang terlalu encer akan hilang saat aplikasi. Jumlah gelling agent berkorelasi linier dengan viskositas.
Semakin besar jumlah gelling agent maka viskositas gel makin meningkat.
4. Uji daya sebar
Pengujian daya sebar sediaan gel bertujuan untuk mengetahui kemampuan sediaan gel menyebar rata pada permukaan area yang diinginkan.
Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas, semakin kecil viskositas
suatu sediaan maka kemampuan menyebarnya pada permukaan kulit akan semakin besar dan sebaliknya Garg dkk.,2002.
Pengujian daya sebar yang dilakukan pada penelitian ini adalah hasil modifikasi dari metode yang telah dilakukan oleh Garg dkk. 2002. Satu gram
sediaan ditimbang dan diletakkan pada permukaan kaca. Lalu ditutup dengan kaca bundar dan ditambah dengan beban total 125 gram selama satu menit, lalu
diukur daya sebarnya. Simulasi ini dimaksudkan saat pengolesan sediaan pada permukaan kulit sehingga kemampuan gel dapat menyebar rata dalam suatu
area yang mengalami inflamsi. Perbedaan daya sebar dari sediaan akan berpengaruh pada kecepatan difusi zat aktif yakn ekstrak daun cocor bebek
dalam melintasi membran. Semakin sediaan dapat menyebar luas maka luas membran untuk berdifusi pun akan meningkat dan menyebabkan kecepatan
difusi zat aktif meningkat Hasyim dkk., 2012.
Tabel IX. Daya sebar ± SD gel anti-inflamasi Formula Daya Sebar cm
F 1 5,93 ± 0,09
F A 5,03 ± 0,07
F B 6,35 ± 0,19
F AB 5,52 ± 0,10
Tabel IX menunjukkan bahwa daya sebar untuk semua formula masuk dalam rentang daya sebar yang dikehendaki yaitu 5-7 cm menurut rekomendasi
Garg dkk. 2002, menunjukkan konsistensi gel yang nyaman saat digunakan.
H. Mfek Penambahan Carbopol, Propilen glikol dan Interaksinya dalam Menentukan Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel Anti-inflamasi Mkstrak Daun
Cocor Bebek
Perbedaan level dan faktor dari formula menyebabkan perubahan respon dari sifat fisik masing-masing formula. Perubahan respon ini dapat dihitung untuk
menentukan nilai efek yang ditimbulkan dari penambahan Carbopol, propilen glikol dan interaksinya. Nilai efek diketahui dengan menganalisis data
menggunakan software R versi 3.1.2 dengan uji two way ANOVA pada taraf kepercayaan 95. Analisis signifikansi dilakukan pada masing-masing faktor
dalam menimbulkan efek. Nilai efek bersifat mutlak, tanda positif dan negatif menunjukkan bahwa faktor tersebut menaikkan respon positif dan menurunkan
respon negatif.
1. Viskositas