2. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek
Bibit daun cocor bebek diperoleh dari tempat budidaya tanaman obat Merapi Farma yang terdapat di daerah kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Kemudian bibit dibudidayakan secara mandiri di kebun obat kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Paingan. Tanaman cocor bebek
disiam tiga hari sekali. Tanaman dipanen pada umur tiga bulan sebelum tanaman berbunga dihitung setelah penanaman. Daun hasil panen dicuci
dengan air mengalir sortasi basah. Selanjutnya daun yang sudah dicuci diangin-anginkan kemudian dirajang memanjang 0,5 cm. Rajangan daun
dikeringkan di almari pengering dengan pengontrol suhu 35 C dan sirkulasi
udara sirkulasi udara sampai daun benar-benar kering. Parameter kering adalah daun mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Simplisia yang sudah
kering diserbuk dengan menggunakan blender. Serbuk lalu diayak dengan ayakan 40 mesh dan hasil ayakan disimpan dalam wadah tertutup rapat
Anam, 2015.
3. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek
Metode ekstraksi dimodifikasi dari teknik ekstraksi senyawa etanolik daun cocor bebek oleh Nwose 2013 dengan mengganti perendaman selama
48 jam menjadi maserasi selama 48 jam. Serbuk daun cocor bebek sebanyak 40 gram dimaserasi dalam 100 mL etanol 70 teknis. Maserasi dilakukan
selama 48 jam. Selanjutnya larutan disaring menggunakan corong Bunchner dengan bantuan pompa vaccum. Proses maserasi diulangi sebanyak dua kali
dengan menggunakan jenis dan jumlah pelarut yang sama yaitu 100 mL etanol
70. Residu yang didapat kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50
o
C selama 3 jam. Hasil rotary evaporator dipindahkan ke cawan porselin untuk selanjutnya diuapkan diatas waterbath
dengan suhu 60 C selama 3 jam dan dilakukan pengadukan berkala setiap 30
menit.
4. Penetapan kadar flavonoid pada ekstrak cocor bebek
Hasil ekstrak daun cocor bebek ditetapkan kadar flavonoidnya dengan metode spektrofotometri yang dilakukan oleh LPPT Universitas Gajah Mada
dengan menggunakan standar pembanding quercetin. Cara kerja dari penetapan kadar adalah 50 mg sampel digodog, ditambahkan 10 mL larutan
asam klorida 2 N, direfluk selama 30 menit, diektraksi dengan 10 mL dietil eter, ambil fase dietil eternya, fase dietil eter diuapkan hingga kering dengan
hembusan gas nitrogen, ditambahkan 0,3 mL natrium nitrit 5, setelah 5 menit ditambahkan 0,6 mL aluminium klorida 10 tunggu 5 menit,
ditambahkan 2 mL natrium hidroksida 1 M, ditambahkan akuades hingga 10 mL, dihitung tetapan serapan pada panjang gelombang 510 nm.
5. Orientasi level faktor Carbopol dan propilen glikol