Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini akan membahas perbandingan hasil keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa Matematika materi pembagian menggunakan media papan pembagian pada siklus I dan siklus II. Hasil tersebut akan dibandingkan lagi dengan kondisi awal sebelum dilakukan perlakuan. 1. Perbandingan keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II Berdasarkan pendapat Natawijaya 2005 bahwa belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan, keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan media papan pembagian dapat dilihat dari lima indikator keaktifan belajar siswa. Kelima indikator tersebut mengacu pada indikator keaktifan menurut Sudjana 2010 antara lain, 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya pada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, dan yang terakhir 5 melaksanakan diskusi kelompok. Berikut perbandingan hasil rangkuman keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II pada setiap indikator keaktifan belajar siswa. a. Indikator keaktifan belajar siswa pertama: turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya Hasil rangkuman keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II pada indikator keaktifan belajar siswa pertama dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Rangkuman keaktifan belajar siswa pada indikator pertama No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria A TA A TA 1 Siswa A √ 3 √ 2 Siswa B 1 √ 4 √ 3 Siswa C 5 √ 6 √ 4 Siswa D 2 √ 1 √ 5 Siswa E √ 1 √ 6 Siswa F 3 √ 5 √ 7 Siswa G √ 3 √ 8 Siswa H 1 √ 2 √ 9 Siswa I √ 5 √ 10 Siswa J 2 √ 2 √ 11 Siswa K 2 √ 4 √ 12 Siswa L 5 √ 6 √ 13 Siswa M 2 √ 5 √ 14 Siswa N 1 √ 3 √ 15 Siswa O 2 √ 2 √ 16 Siswa P √ 2 √ 17 Siswa Q 2 √ 5 √ 18 Siswa R √ √ 19 Siswa S 1 √ 4 √ 20 Siswa T 6 √ 6 √ 21 Siswa U 5 √ 5 √ 22 Siswa V 4 √ 4 √ 23 Siswa W 2 √ 4 √ 24 Siswa X 2 √ 2 √ 25 Siswa Y 3 √ 6 √ 26 Siswa Z √ √ 27 Siswa AA 4 √ 2 √ 28 Siswa AB 2 √ 2 √ 29 Siswa AC 5 √ 3 √ Jumlah 62 97 Rata-rata 2,1 3,3 Jumlah Siswa 20 9 31 20 69 14 48 15 52 Keterangan: A = Aktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dikategorikan aktif jika siswa memperoleh skor di atas atau sama dengan rata-rata keaktifan pada setiap indikator. TA = Tidak Aktif Dikategorikan tidak aktif jika siswa memperoleh skor di bawah rata-rata keaktifan pada setiap indikator Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat maupun bertahan tingkat keaktifan belajarnya selama proses pebelajaran sebanyak 14 siswa dari keseluruhan jumlah siswa 29. Hal itu jika dilihat dari persentase, maka hasilnya mencapai 48. Siswa yang tidak meningkat maupun menurun keaktifan belajarnya dapat diketahui ada 15 siswa dari 29 siswa atau 52. Keaktifan belajar di mana siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya pada kondisi awal hanya 20, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 31, hingga pada siklus II meningkat lagi menjadi 48. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat sebesar 28 dan sudah melampaui target ketercapaian indikator. Target ketercapaian indikator pertama pada siklus I adalah 30 dan siklus II adalah 45. Ketercapaian indikator pertama di mana siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya selama proses pembelajaran terlihat ketika guru menjelaskan setiap tahap pemakaian papan pembagian. Guru membagikan papan pembagian pada masing-masing kelompok. Lalu guru menjelakan cara menggunakan papan pembagian. Sudjana 2010 dalam penjelasannya bahwa indikator keaktifan di mana siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya dapat dilihat ketika siswa memperhatikan setiap penjelasan guru. Beberapa siswa sudah sangat antuasias memperhatikan guru dan mendengarkan setiap penjelasan yang dikemukakan guru. Walaupun begitu, masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika menjelaskan penggunaan papan pembagian. Hal tersebut terlihat ketika guru menunjuk beberapa siswa untuk mengemukakan kembali cara penggunaan papan pembagian yang telah dijelaskan. Siswa tersebut tidak bisa menjawab dan terus diam hanya menggelengkan kepala. Berbeda dengan siswa yang memperhatikan penjelasan guru, siswa tersebut mampu menerangkan kembali cara penggunaan papan pembagian. Secara keseluruhan, dengan adanya papan pembagian maka dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam turut serta melaksanakan tugas belajarnya. Hal tersebut nampak pada saat guru menjelaskan cara penggunaan papan pembagian. Siswa menjadi terdorong untuk mendengarkan penjelasan guru. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Metasari 2014 bahwa alat peraga memberikan pengalaman yang positif terhadap guru dan persepsi siswa atas penggunaan alat baik. b. Indikator keaktifan belajar siswa kedua: turut serta dalam pemecahan masalah Hasil rangkuman keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II pada indikator keaktifan belajar siswa kedua dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Rangkuman keaktifan belajar siswa pada indikator kedua No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria A TA A TA 1 Siswa A 2 √ 3 √ 2 Siswa B 2 √ 4 √ 3 Siswa C 6 √ 6 √ 4 Siswa D 4 √ 4 √ 5 Siswa E 2 √ 2 √ 6 Siswa F 6 √ 6 √ 7 Siswa G 2 √ 4 √ 8 Siswa H 5 √ 5 √ 9 Siswa I 5 √ 6 √ 10 Siswa J 3 √ 4 √ 11 Siswa K 4 √ 6 √ 12 Siswa L 6 √ 6 √ 13 Siswa M 3 √ 6 √ 14 Siswa N 2 √ 3 √ 15 Siswa O 2 √ 5 √ 16 Siswa P 2 √ 4 √ 17 Siswa Q 4 √ 6 √ 18 Siswa R 2 √ 2 √ 19 Siswa S 2 √ 2 √ 20 Siswa T 6 √ 6 √ 21 Siswa U 4 √ 5 √ 22 Siswa V 4 √ 6 √ 23 Siswa W 4 √ 5 √ 24 Siswa X 4 √ 4 √ 25 Siswa Y 2 √ 2 √ 26 Siswa Z 2 √ 4 √ 27 Siswa AA 2 √ 2 √ 28 Siswa AB 4 √ 5 √ 29 Siswa AC 2 √ 2 √ Jumlah 98 125 Rata-rata 3,4 4,3 Jumlah Siswa 20 14 48 15 52 14 48 15 52 Keterangan: A = Aktif Dikategorikan aktif jika siswa memperoleh skor di atas atau sama dengan rata-rata keaktifan pada setiap indikator. TA = Tidak Aktif Dikategorikan tidak aktif jika siswa memperoleh skor di bawah rata-rata keaktifan pada setiap indikator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.14 menjelaskan bahwa terdapat 14 siswa dari 29 siswa yang meningkat maupun bertahan tingkat keaktifan belajarnya selama proses pembelajaran. Dengan kata lain ada 48 dari keseluruhan siswa yang telah aktif turut serta dalam pemecahan masalah. Sedangkan 15 siswa dari 29 siswa 52 siswa belum meningkat maupun turun tingkat keaktifan belajarnya. Pada kondisi awal, siswa yang turut serta dalam pemecahan masalah hanya 20. Indikator ketercapaian pada siklus I adalah 30 dan indikator ketercapaian pada siklus II adalah 45. Dari tabel dapat dikatakan bahwa kenaikan persentase indikator keaktifan kedua mencapai 28. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan dari kondisi awal yang hanya 20 lalu meningkat menjadi 48 pada siklus II. Ketercapaian indikator keaktifan belajar siswa di mana siswa turut serta dalam pemecahan masalah dapat dilihat ketika siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan pemaparan Sudjana 2010 bahwa siswa terlibat dalam pemecahan masalah yaitu siswa ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas. Lembar kerja siswa yang menuat soal pembagian yang dikerjakan menggunakan media papan pembagian telah diselesaikan dengan baik oleh siswa. Dua orang siswa bernama siswa A dan siswa B yang pada kondisi awal terkenal dengan kemalasannya mengerjakan tugas-tugas dari guru, tetapi pada pertemuan pertama siklus I, mereka mau mengerjakan soal yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diberikan oleh guru. Soal tentang konsep pembagian, soal pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, soal pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka, serta soal pembagian dalam bentuk soal cerita, telah dikerjakan oleh semua siswa kelas III menggunakan media papan pembagian. Bahkan ada beberapa siswa yang ingin menambah soal untuk dikerjakan menggunakan papan pembagian setelah mereka selesai dengan tugas yang diberikan guru. tidak hanya itu, soal evaluasi yang harus dikerjakan pada akhir setiap siklus pun dikerjakan oleh siswa. Papan pembagian yang digunakan guru untuk membantu siswa memahami materi pembagian telah berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam hal turut serta dalam pemecahan masalah. Siswa yang awalnya malas bahkan tidak pernah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, pada akhirnya mau mengerjakan tugas atau soal yang diberikan oleh guru. c. Indikator keaktifan belajar siswa ketiga: bertanya pada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapi Hasil rangkuman keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II pada indikator keaktifan belajar siswa ketiga dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Rangkuman keaktifan belajar siswa pada indikator ketiga No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria A TA A TA 1 Siswa A √ 2 √ 2 Siswa B 1 √ 3 √ 3 Siswa C 5 √ 6 √ No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria A TA A TA 4 Siswa D 2 √ 2 √ 5 Siswa E 2 √ 3 √ 6 Siswa F 5 √ 6 √ 7 Siswa G √ 5 √ 8 Siswa H 1 √ 2 √ √ 9 Siswa I 1 √ 4 10 Siswa J 4 √ 3 √ 11 Siswa K 5 √ 6 √ 12 Siswa L 6 √ 5 √ 13 Siswa M 1 √ 2 √ 14 Siswa N 2 √ 2 √ 15 Siswa O 4 √ 4 √ 16 Siswa P √ 1 √ 17 Siswa Q 2 √ 4 √ 18 Siswa R √ √ 19 Siswa S √ 1 √ 20 Siswa T 6 √ 6 √ 21 Siswa U 6 √ 4 √ 22 Siswa V 4 √ 4 √ 23 Siswa W 4 √ 3 √ 24 Siswa X 2 √ 1 √ 25 Siswa Y 2 √ 2 √ 26 Siswa Z √ √ 27 Siswa AA 4 √ 4 √ 28 Siswa AB 2 √ 2 √ 29 Siswa AC 6 √ 5 √ Jumlah 77 92 Rata-rata 2,7 3,2 Jumlah Siswa 20 12 41 17 59 13 45 16 55 Keterangan: A = Aktif Dikategorikan aktif jika siswa memperoleh skor di atas atau sama dengan rata-rata keaktifan pada setiap indikator. TA = Tidak Aktif Dikategorikan tidak aktif jika siswa memperoleh skor di bawah rata-rata keaktifan pada setiap indikator Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat keaktifannya maupun bertahan aktif selama proses pembelajaran sebanyak 13 siswa dari jumlah keseluruhan 29 siswa, dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persentase keaktifan 45. Sedangkan siswa yang belum meningkat maupun menurun keaktifan belajarnya sebanyak 16 siswa dari 29 siswa atau 55. Keaktifan belajar di mana siswa bertanya pada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya pada kondisi awal hanya 20, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 41, hingga pada siklus II meningkat menjadi 45. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat sebesar 25 dan sudah melampaui target ketercapaian indikator di mana target ketercapaian indikator pertama pada siklus I adalah 30 dan siklus II adalah 45. Ketercapaian indikator keempat nampak ketika siswa bertanya pada guru jika ia tidak memahami soal yang dikerjakan. Beberara siswa, seperti siswa T, siswa L, dan siswa K selalu mengajukan pertanyaan pada guru. Kondisi tersebut sesuai dengan pernyataan Sudjana 2010 bahwa siswa dikatakan aktif jika siswa melontarkan pertanyaan pada guru apabila tidak memahami materi atau penjelasan guru. Pada pertemuan pertama siklus I beberapa anak masih belum terampil menggunakan papan pembagian, guru meminta untuk anak yang sudah bisa dalam satu kelompok untuk mengajari cara penggunaan papan pembagian. Secara keseluruhan, papan pembagian yang digunakan siswa untuk memahami konsep pembagian dan untuk menyelesaikan soal telah meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya baik dengan siswa lain maupun kepada guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Indikator keaktifan belajar siswa keempat: berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah Hasil rangkuman keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II pada indikator keaktifan belajar siswa keempat dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Rangkuman keaktifan belajar siswa pada indikator keempat No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria A TA A TA 1 Siswa A √ √ 2 Siswa B √ 2 √ 3 Siswa C 6 √ 6 √ 4 Siswa D 2 √ 2 √ 5 Siswa E √ √ 6 Siswa F 5 √ 6 √ 7 Siswa G √ 1 √ 8 Siswa H 2 √ 1 √ 9 Siswa I 3 √ 5 √ 10 Siswa J 2 √ 4 √ 11 Siswa K 4 √ 5 √ 12 Siswa L 6 √ 6 √ 13 Siswa M 2 √ 3 √ 14 Siswa N 1 √ 2 √ 15 Siswa O 2 √ 4 √ 16 Siswa P √ √ 17 Siswa Q 1 √ 2 √ 18 Siswa R √ 1 √ 19 Siswa S √ 1 √ 20 Siswa T 6 √ 6 √ 21 Siswa U 6 √ 6 √ 22 Siswa V 3 √ 4 √ 23 Siswa W 2 √ 2 √ 24 Siswa X 4 √ 4 √ 25 Siswa Y 2 √ 3 √ 26 Siswa Z √ √ 27 Siswa AA 3 √ 4 √ 28 Siswa AB 2 √ 1 √ 29 Siswa AC 1 √ √ Jumlah 65 81 Rata-rata 2,2 2,8 Jumlah Siswa 20 10 34 19 66 14 48 15 52 Keterangan: A = Aktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dikategorikan aktif jika siswa memperoleh skor di atas atau sama dengan rata-rata keaktifan pada setiap indikator. TA = Tidak Aktif Dikategorikan tidak aktif jika siswa memperoleh skor di bawah rata-rata keaktifan pada setiap indikator Tabel 4.16 menjelaskan bahwa terdapat 14 siswa dari 29 siswa yang meningkat maupun bertahan tingkat keaktifan belajarnya selama proses pembelajaran. Dengan kata lain ada 48 dari keseluruhan siswa yang telah aktif berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah. Sedangkan 15 siswa dari 29 siswa 52 siswa belum meningkat maupun turun tingkat keaktifan belajarnya. Pada kondisi awal, siswa telah aktif berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah hanya 20. Indikator ketercapaian pada siklus I adalah 30 dan indikator ketercapaian pada siklus II adalah 45. Dari tabel dapat dikatakan bahwa kenaikan persentase indikator keaktifan keempat mencapai 28. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan dari kondisi awal yang hanya 20 lalu meningkat menjadi 48 pada siklus II. Ketercapaian indikator keempat di mana siswa dikategorikan aktif jika berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah terlihat pada saat siswa membuka kembali catatan mereka bagaimana langkah menyelesaikan soal cerita. Pada sub bab materi sebelumnya telah mempelajari perkalian dalam bentuk soal cerita. Selain itu, pada siklus II sangat nampak beberapa siswa mulai membuka catatan mereka pada minggu sebelumnya karena pada siklus II masih melanjutkan materi pembagian dengan pengembangan bilangannya lebih besar mencapai ratusan. Bahkan ada beberapa siswa yang menunjukkan hasil catatan minggu sebelumnya, lalu digunakan untuk melihat cara menghitung pembagian menggunakan papan pembagian. Siswa yang pada kondisi awal malas maupun tidak mau mencari informasi dan hanya mengandalkan jawaban dari guru, pada akhirnya sudah mulai aktif mencari. Kondisi seperti itu sudah sesuai dengan indikator keaktifan menurut Sudjana 2010 yaitu siswa berusaha mencari informasi atau cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal. Melihat hal tersebut, dapat dikatakan bahwa papan pembagian dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk mau berusaha mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan dalam mengerjakan soal. e. Indikator keaktifan belajar siswa kelima: melaksanakan diskusi kelompok Hasil rangkuman keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II pada indikator keaktifan belajar siswa kelima dapat dilihat pada tabel 4.17. Tabel 4.17 Rangkuman keaktifan belajar siswa pada indikator kelima No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria A TA A TA 1 Siswa A √ 1 √ 2 Siswa B 1 √ 1 √ 3 Siswa C 9 √ 6 √ 4 Siswa D 3 √ 2 √ 5 Siswa E √ √ 6 Siswa F 7 √ 6 √ 7 Siswa G √ 3 √ 8 Siswa H 3 √ 2 √ 9 Siswa I 5 √ 4 √ 10 Siswa J 4 √ 4 √ 11 Siswa K 6 √ 6 √ 12 Siswa L 9 √ 6 √ 13 Siswa M 4 √ 5 √ 14 Siswa N 2 √ 3 √ 15 Siswa O 4 √ 4 √ 16 Siswa P 1 √ 2 √ 17 Siswa Q 2 √ 4 √ 18 Siswa R 1 √ 2 √ 19 Siswa S √ 3 √ 20 Siswa T 9 √ 6 √ 21 Siswa U 9 √ 6 √ 22 Siswa V 5 √ 5 √ 23 Siswa W 3 √ 6 √ 24 Siswa X 6 √ 2 √ 25 Siswa Y 5 √ 6 √ 26 Siswa Z √ √ 27 Siswa AA 3 √ 2 √ 28 Siswa AB 3 √ 2 √ 29 Siswa AC 1 √ 1 √ Jumlah 105 100 Rata-rata 3,6 3,4 Jumlah Siswa 10 13 45 16 55 14 48 15 52 Keterangan: A = Aktif Dikategorikan aktif jika siswa memperoleh skor di atas atau sama dengan rata-rata keaktifan pada setiap indikator. TA = Tidak Aktif Dikategorikan tidak aktif jika siswa memperoleh skor di bawah rata-rata keaktifan pada setiap indikator Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat maupun bertahan tingkat keaktifan belajarnya selama proses pebelajaran sebanyak 14 siswa dari keseluruhan jumlah siswa 29. Hal itu jika dilihat dari persentase, maka hasilnya mencapai 48. Siswa yang tidak meningkat maupun menurun keaktifan belajarnya dapat diketahui ada 15 siswa dari 29 siswa atau 52. Keaktifan belajar di mana siswa melaksanakan diskusi kelompok, pada kondisi awal hanya 10, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 45, hingga pada siklus II indikator ketercapaiannya adalah 48. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat sebesar 38 dan sudah melampaui target ketercapaian indikator. Target ketercapaian indikator pertama pada siklus I adalah 20 dan siklus II adalah 45. Ketercapaian indikator keaktifan belajar kelima yaitu melaksanakan tugas belajarnya terlihat ketika siswa bekerja dalam kelompok. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan siswa pandai serta kurang pandai yang ditandai dengan prestasi belajar rendah. Setiap kelompok beranggotakan 7 siswa dan ada satu kelompok yang beranggotakan 8 siswa. Setiap kelompok diberi sebuah papan pembagian yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal di LKS secara bergantian. Nampak sekali para siswa dalam kelompok bergantian menggunakan papan pembagian secara rapi. Bahkan ada kelompok yang menerapkan penggunaan papan pembagian urut memutar ke kanan sesuai tempat duduk. Guru juga meminta siswa yang sudah bisa atau memahami soal untuk membantu menjelaskan pada teman yang belum jelas. Walaupun siswa tetap harus mengerjakan soal yang di berikan secara mandiri. Dari hal tersebut terlihat bahwa papan pembagian dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok. Rangkuman capaian pada setiap indikator keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Persentase kekatifan belajar siswa siklus I dan siklus II Gambar 4.5 menjelaskan bahwa persentase indikator keaktifan belajar siswa pada indikator pertama, kondisi awalnya adalah 20. Capaian yang diperoleh pada siklus I adalah 31, lalu meningkat lagi pada siklus II hingga menjadi 48. Hal tersebut menunjukkan peningkatan capaian dalam indikator keaktifan belajar siswa yang pertama sebanyak 28. Persentase kondisi awal indikator keaktifan belajar siswa kedua adalah 20. Kemudian meningkat menjadi 48 pada siklus I dan siklus II. Dari capaian persentase kekatifan belajar siswa kedua pada siklus I dan siklus II, jika dibandingkan dengan kondisi awal, maka terjadi peningkatan sebesar 28. Kondisi awal indikator keaktifan belajar siswa ketiga berdasarkan tabel di atas adalah 20, sedangkan capaian persentase indikator keaktifan belajar siswa ketiga pada siklus I adalah 41 dan 45 untuk siklus II. 10 20 30 40 50 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 20 20 20 20 10 31 48 41 34 45 48 48 45 48 48 Kondisi Awal Siklus I Siklus II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil tersebut, maka terjadi peningkatan persentase indikator keaktifan belajar siswa ketiga dari kondisi awal hingga siklus II sebanyak 25. Pada indikator keaktifan belajar siswa yang keempat, dapat dilihat kodisi awalnya 20, lalu pada siklus I menjadi 34, dan pada siklus II menjadi 48. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa indikator keaktifan belajar siswa yang keempat mengalami kenaikan persentase sebesar 28. Untuk indikator keaktifan belajar siswa yang kelima, kondisi awalnya adalah 10, lalu pada siklus I adalah 45, hingga pada siklus II persentase naik menjadi 48. Melihat hal tersebut, maka kondisi kekatifan belajar siswa yang kelima mengalami kenaikan sebesar 38. 2. Perbandingan prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II Prestasi belajar siswa digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Winkel dalam Sunarto, 1996 bahwa prestasi belajar siswa adalah suatu bukti keberhasilan belajar maupun kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa dilihat dari hasil nilai lembar kerja siswa dan nilai evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus. Rangkuman nilai hasil prestasi belajar siswa yang diperoleh dari lembar kerja siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.18. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.18 Rangkuman penilaian LKS siklus I dan siklus II No. Nama Siswa Nilai LKS Siklus I Siklus II 1 Siswa A 62,4 58,4 2 Siswa B 47 58,4 3 Siswa C 85,1 90 4 Siswa D 68 74,5 5 Siswa E 81,2 73,4 6 Siswa F 96,2 90 7 Siswa G 85,1 73,4 8 Siswa H 96,2 100 9 Siswa I 96,2 94,5 10 Siswa J 96,2 80 11 Siswa K 96,2 100 12 Siswa L 96,2 100 13 Siswa M 81,2 83,4 14 Siswa N 81,2 100 15 Siswa O 70,1 74,5 16 Siswa P 54,7 73,4 17 Siswa Q 81,2 100 18 Siswa R 50,9 73,4 19 Siswa S 50,9 63,4 20 Siswa T 85,1 94,5 21 Siswa U 92,3 80 22 Siswa V 85,1 77,8 23 Siswa W 96,2 90 24 Siswa X 94,5 84,5 25 Siswa Y 64,1 73,4 26 Siswa Z 60,3 83,4 27 Siswa AA 68 63,4 28 Siswa AB 75,7 80 29 Siswa AC 70,1 63,4 Nilai Tertinggi 96,2 100 Nilai Terendah 47 60 Nilai Rata-rata 78,2 81 Berdasarkan tabel 4.18 diperoleh nilai tertinggi hasil rangkuman penialaian LKS siklus I adalah 96,2, nilai terendahnya 47, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 78,2. Berbeda dengan siklus II, nilai tertinggi yang didapat adalah 100, sedangkan nilai terendahnya 60, dan nilai rata-ratanya 81. Nilai siswa untuk LKS pada siklus I dan siklus II mengalamai peningkatan sebanyak 3,2. Pada pertemuan pertama siklus I, siswa mengerjakan soal tentang konsep pembagian dan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka. siswa bekerja dalam kelompok, tetapi mengerjakan soalnya secara individu. Ketika seorang siswa mendemonstrasikan membagi rata 6 pulpen kepada dua temannya, seluruh siswa memperhatikan dan mengikuti jalannya pendemonstrasian. Dari demonstrasi tersebut, menjadi awal siswa mengetahui konsep pembagian. Suasana pembelajaran yang dibangun guru dengan melibatkan siswa ini dapat memberikan pengaruh positif pada hasil belajar siswa. Hal tersebut mengacu pada pendapat Slameto 2008 tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa bahwa metode yang digunakan guru hendaknya sesuai dengan karakteristik peserta didik. Guru mengenalkan media papan pembagian dan menjelaskan cara penggunaan papan pembagian. Lalu siswa mempraktekkan cara penggunaan media papan pembagian. Hingga pada akhirnya siswa bekerja dalam kelompok untuk mengerjakan soal pada lembar kerja siswa menggunakan papan pembagian. Sarana yang mendukung dengan adanya media pembelajaran berupa papan pembagian ini juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Slameto 2008 bahwa sarana dan prasarana yang mendukung tentunya akan berdampak positif pada proses belajar mengajar, sehingga presatsi belajar siswa akan baik pula. Pada pertemuan kedua siklus I, siswa masih bekerja pada kelompok yang sama. Materi yang dibahas adalah pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka melalui soal cerita. Siswa juga masih menggunakan papan pembagian. Ada dua kelompok yang lupa cara penggunaan papan pembagian, sehingga guru harus menjelaskan lagi caranya. Selain itu, dalam mengerjakan soal cerita harus menggunakan langkah-langkah. Untuk dua kelompok dengan leader siswa T dan siswa L sudah paham dengan cara pengerjaannya, tetapi kelompok lain masih belum paham. Walaupun begitu, siswa sudah paham untuk mencari pada buku catatan mereka masing-masing. Pada pertemuan pertama siklus II, materi ajar yang dibahas adalah pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka. Siswa bekerja dalam kelompok yang berbeda, karena guru mengacaknya kembali secara heterogen. Hal tersebut dilakukan untuk membiasakan siswa bekerja pada kelompok yang tidak melulu sama anggotanya, sehingga terjadi interaksi yang lebih dalam lagi antara siswa. Papan pembagian masih digunakan guru untuk menyampaikan materi pembagian pada pertemuan pertama siklus II ini. Peneliti melihat bahwa penanaman konsep pembagian harus benar-benar tersampaikan dengan jelas pada siswa. Pendapat peneliti tersebut mengacu pada tujuan Matematika menurut BSNP 2006 yaitu agar peserta didik mempunyai kemampuan untuk memahami konsep PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Pada pertemuan kedua siklus II, materi ajar yang disampaikan adalah pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka melalui soal cerita. Siswa masih bekerja pada kelompok yang sama pada pertemuan pertama siklus II. Materi hampir sama dengan pertemuan kedua siklus I, hanya angka ynag digunakan dikembangkan pada tingkat ratusan. Papan pembagian juga masih sangat berperan untuk membantu siswa menyelesaikan soal cerita. Selain LKS, prestasi belajar juga diperoleh dari nilai hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Nilai evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.19. Tabel 4.19 Nilai evaluasi siklus I dan siklus II No. Nama Siswa Nilai Evaluasi Siklus I Siklus II 1 Siswa A 60 75 2 Siswa B 60 70 3 Siswa C 75 70 4 Siswa D 70 75 5 Siswa E 70 60 6 Siswa F 80 95 7 Siswa G 70 80 8 Siswa H 70 80 9 Siswa I 70 90 10 Siswa J 70 85 11 Siswa K 70 100 12 Siswa L 80 100 13 Siswa M 80 100 14 Siswa N 60 100 15 Siswa O 70 95 16 Siswa P 60 80 17 Siswa Q 70 100 18 Siswa R 65 90 19 Siswa S 60 70 20 Siswa T 80 100 21 Siswa U 70 100 22 Siswa V 75 75 23 Siswa W 65 90 24 Siswa X 80 100 25 Siswa Y 60 95 26 Siswa Z 60 80 27 Siswa AA 65 80 28 Siswa AB 65 95 29 Siswa AC 60 75 Nilai Tertinggi 80 100 Nilai Terendah 60 60 Rata-rata 68,6 86,4 Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai evaluasi tertinggi pada siklus I yaitu 80, nilai terendahnya adalah 60, dan rata-rata nilainya 68,6. Pada evaluasi siklus II, nilai tertinggi 100, nilai terendah 60, dan nilai rata- ratanya adalah 86,4. Evaluasi dilakukan pada akhir setiap siklus atau pada akhir pertemuan kedua di setiap siklus. Soal evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda. Soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator yang telah dibuat pada RPP. Soal evaluasi siklus I memuat materi konsep pembagian, pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, dan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka melalui soal cerita. Soal evaluasi siklus II memuat materi pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka dan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka melalui soal cerita. Rangkuman hasil presatasi belajar siswa dari nilai LKS dan nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.20. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.20 Rangkuman hasil prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II No. Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nilai Akhir KKM Kriteria Nilai Akhir KKM Kriteria Nilai Pencapaian KKM T TT T T 1 Siswa A 61,2 71 √ 66.7 71 √ 2 Siswa B 53,5 71 √ 64.2 71 √ 3 Siswa C 80 71 √ 80.0 71 √ 4 Siswa D 69 71 √ 74.7 71 √ 5 Siswa E 75,6 71 66.7 71 √ 6 Siswa F 88,1 71 √ 92.5 71 √ 7 Siswa G 77,5 71 √ 76,7 71 √ 8 Siswa H 83,1 71 √ 90 71 √ 9 Siswa I 83,1 71 √ 92,2 71 √ 10 Siswa J 83,1 71 √ 82,5 71 √ 11 Siswa K 83,1 71 √ 100 71 √ 12 Siswa L 88,1 71 √ 100 71 √ 13 Siswa M 80,6 71 √ 91,7 71 √ 14 Siswa N 70,6 71 √ 100 71 √ 15 Siswa O 70,1 71 √ 84,7 71 √ 16 Siswa P 57,4 71 √ 76,7 71 √ 17 Siswa Q 75,6 71 √ 100 71 √ 18 Siswa R 57,9 71 √ 81,7 71 √ 19 Siswa S 55,4 71 √ 66,7 71 √ 20 Siswa T 82,5 71 √ 97,2 71 √ 21 Siswa U 81,2 71 √ 90 71 √ 22 Siswa V 80 71 √ 76,4 71 √ 23 Siswa W 80,6 71 √ 90 71 √ 24 Siswa X 87,2 71 √ 92,2 71 √ 25 Siswa Y 62,1 71 √ 84,2 71 √ 26 Siswa Z 60,1 71 √ 81,7 71 √ 27 Siswa AA 66,5 71 √ 71,7 71 √ 28 Siswa AB 70,3 71 √ 87,5 71 √ 29 Siswa AC 65,1 71 √ 69,2 71 √ Nilai Tertinggi 88,1 55 45 100 79 21 Nilai Terendah 53,5 64,2 Nilai Rata-rata 54,29 73,4 83,7 Keterangan: T = Tuntas TT = Tidak Tuntas Tabel 4.20 menjelaskan bahwa hasil prestasi belajar siswa siklus I diperoleh nilai tertinggi yaitu 88,1, nilai terendah 53,5, dan nilau rata- ratanya adalah 74,3. Pada siklus I, siswa yang mencapai KKM sebanyak 16 siswa dari 29 siswa atau 55. Pada siklus II, hasil presatasi belajar diperoleh nilai tertinggi 100, nilai terendah 64,2, dan nilai rata-rata 83,7. Jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 23 siswa dari 29 siswa atau 79. Peningkatan prestasi belajar siswa yang mecapai KKM dapat dilihat pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Siswa yang mencapai KKM siklus I dan siklus II Berdasarkan gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa siswa yang telah mencapai KKM pada kondisi awal hanya 29, lalu meningkat pada siklus I menjadi 55, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 79. Peningkatan presatasi belajar siswa dari kondisi awal hingga siklus II sebesar 50. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media papan pembagian pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang 20 40 60 80 KKM 29 55 79 Kondisi awal Siklus I Siklus II telah dilakukan oleh Mawarsih 2013 bahwa peneliti menggunakan alat peraga untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Data tentang persentase peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa secara keseluruhan dari siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Keaktifan dan prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II No. Variabel Kondisi Awal Siklus I Siklus II Capaian Target Ket. Capaian Target Ket. Keaktifan 1 Persentase siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 20 31 30 √ 48 45 √ 2 Persentase siswa terlibat dalam pemecahan masalah 20 48 30 √ 48 45 √ 3 Persetase bertanya pada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya 20 41 30 √ 45 45 √ 4 Persentase berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah 20 34 30 √ 48 45 √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No. Variabel Kondisi Awal Siklus I Siklus II Capaian Target Ket. Capaian Target Ket. 5 Persentase melaksanakan diskusi kelompok 10 45 20 √ 48 45 √ Prestasi Belajar 1 Rata-rata nilai LKS dan ulangan harian 54,29 73,4 73 √ 83,7 80 √ 2 Persentase siswa yang mencapai KKM 29 55 50 √ 79 60 √ Keterangan: √ = mencapai target Tabel 4.21 menjelaskan bahwa persentase capaian keaktifan dan prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II telah mencapai target yang ditetapkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136

BAB V PENUTUP