11, 13, 15, 16, 19 Jumlah Teknik Pengujian Instrumen

No. Soal r-hitung r-tabel Keterangan Tindak Lanjut No. Soal Setelah Divalidasi 28 0,722 0,334 Valid Dipakai 16 29 0,575 0,334 Valid Dipakai 7 30 0,558 0,334 Valid Dipakai 17 31 0,412 0,334 Valid Dibuang 32 0,558 0,334 Valid Dipakai 18 33 0,573 0,334 Valid Dipakai 4 34 0,315 0,334 Tidak valid Dibuang 35 0,381 0,334 Valid Dibuang 36 0,385 0,334 Valid Dibuang 37 0,415 0,334 Valid Dibuang 38 0,699 0,334 Valid Dipakai 19 39 0,583 0,334 Valid Dipakai 20 40 -0,351 0,334 Tidak valid Dibuang Keterangan: : koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi 1 0,01 : koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi 5 0,05 Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 40 soal yang diujikan pada 35 siswa kelas IV SD Negeri Denggung, terdapat 9 soal yang tidak valid. Kesembilan soal tersebut tidak dipakai atau dibuang. Lalu dari 31 soal yang valid, peneliti mengambil 20 soal valid sesuai dengan cakupan indikator yang dibuat dan nilai r-hitungnya. Berikut adalah tabel kisi-kisi soal evaluasi yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa sesudah validasi. Tabel 3.13 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I sesudah validasi Indikator Nomor Soal 1. Menemukan konsep pembagian 2, 6, 8 2. Melakukan pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka 1, 3, 4, 5, 7, 9, 12, 14, 17, 18, 20 3. Menyelesaikan masalah pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka

10, 11, 13, 15, 16, 19 Jumlah

20 Tabel 3.13 menunjukkan kisi-kisi soal evaluasi siklus I yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa SD Negeri Denggung. Peneliti menggunakan 20 soal valid yang diambil dari soal yang telah diujikan pada 35 siswa kelas IV SD Negeri Denggung. Peneliti mengacak kembali soal yang digunakan, sehingga terlihat seperti pada tabel 3.13. Peneliti juga mengujikan 40 soal evaluasi siklus II pada siswa yang sama ketika mengujikan soal evaluasi siklus I. Setelah diujikan, lalu hasilnya dihitung menggunakan applikasi SPSS 23 hingga diperoleh hasil seperti pada tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14 Hasil validasi soal evaluasi siklus II No. Soal r-hitung r-tabel Keterangan Tindak Lanjut No. Soal Setelah Divalidasi 1 0,308 0,334 Tidak valid Dibuang 2 0,266 0,334 Tidak valid Dibuang 3 0,703 0,334 Valid Dipakai 1 4 0,668 0,334 Valid Dipakai 2 5 0,417 0,334 Valid Dibuang 6 0,410 0,334 Valid Dibuang 7 0,331 0,334 Tidak valid Dibuang 8 0,471 0,334 Valid Dibuang 9 0,491 0,334 Valid Dibuang 10 0,175 0,334 Tidak valid Dibuang 11 0,579 0,334 Valid Dipakai 7 12 0,563 0,334 Valid Dipakai 6 13 0,617 0,334 Valid Dipakai 8 14 0,587 0,334 Valid Dipakai 3 15 0,541 0,334 Valid Dipakai 9 16 0,363 0,334 Valid Dibuang 17 0,453 0,334 Valid Dibuang 18 0,414 0,334 Valid Dibuang 19 0,501 0,334 Valid Dibuang 20 0,243 0,334 Tidak valid Dibuang 21 0,550 0,334 Valid Dipakai 10 22 0,581 0,334 Valid Dipakai 11 No. Soal r-hitung r-tabel Keterangan Tindak Lanjut No. Soal Setelah Divalidasi 23 0,540 0,334 Valid Dipakai 12 24 0,650 0,334 Valid Dipakai 13 25 0,268 0,334 Tidak valid Dibuang 26 0,331 0,334 Tidak valid Dibuang 27 0,627 0,334 Valid Dipakai 4 28 0,562 0,334 Valid Dipakai 5 29 0,563 0,334 Valid Dipakai 14 30 0,537 0,334 Valid Dipakai 15 31 0,517 0,334 Valid Dibuang 32 0,483 0,334 Valid Dibuang 33 0,676 0,334 Valid Dipakai 16 34 0,415 0,334 Valid Dibuang 35 0,664 0,334 Valid Dipakai 17 36 0,605 0,334 Valid Dipakai 18 37 0,532 0,334 Valid Dipakai 19 38 0,531 0,334 Valid Dipakai 20 39 0,383 0,334 Valid Dibuang 40 0,339 0,334 Valid Dibuang Keterangan: : koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi 1 0,01 : koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi 5 0,05 Tabel 3.14 menunjukkan bahwa dari 40 soal yang diujikan, terdapat 7 soal yang tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut dibuang, sedangkan dari 33 soal yang valid dipilih 20 soal valid sesuai dengan cakupan indikator yang dibuat dan nilai r-hitungnya. 20 soal tersebut diacak kembali untuk soal evaluasi siklus II. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sesudah validasi dapat dilihat pada tabel 3.15. Tabel 3.15 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sesudah validasi Indikator Nomor Soal 1. Melakukan pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka 1, 2, 3, 7, 9, 14, 15, 17, 19, 20 2. Menyelesaikan masalah pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 18 Jumlah 20 Tabel 3.15 menunjukkan kisi-kisi soal evaluasi yang digunakan peneliti pada siklus II. Pada indikator 1 yaitu melekukan pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka menggunakan 10 soal pilihan ganda. Begitu pula pada indikator 2 yaitu menyelesaikan masalah pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka menggunakan 10 soal pilihan ganda pula, sehingga jumlah keseluruhan soal evaluasi siklus II adalah 20 soal pilihan ganda. 2. Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil Masidjo, 1995. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain, skor-skor dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan perbedaan-perbadaan yang berarti. Uji reliabilitas soal dilakukan menggunakan applikasi SPSS 23. Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya suatu koefisien reliabilitas suatu tes dapat ditentukan berdasarkan kualifikasi reliabilitas seperti pada tabel 3.6. Tabel 3.16 Kualifikasi reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat Rendah Tabel 3.16 menunjukkan kualifikasi reliabilitas yang dapat digunakan sebagai pedoman. Jika nilai koefisien antara 0,91 – 1,00 berarti kualifikasi reliabilitas sangat tinggi. Lalu nilai koefisien yang menunjukkan antara 0,71 – 0,90 berarti kualifikasi reliabilitasnya tinggi. Jika nilai koefisiennya antara 0,41 – 0,70 menandakan bahwa kualifikasi reliabilitasnya cukup. Kualifikasi realiabilitas dikatakan rendah jika nilai koefisien menunjukkan angka antara 0,21 – 0,40. Jika nilai koefisien negatif sampai 2,00 maka kualifikasi reliabilitasnya sangat rendah. Dari 31 soal evaluasi siklus I yang dinyatakan valid, kemudian peneliti menghitung reliabilitas soal tersebut menggunakan SPSS 23. Hasil penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.17. Tabel 3.17 Reliability Statistics soal evaluasi siklus I Cronbachs Alpha N of Items .921 31 Tabel 3.17 menjelaskan bahwa reliabilitas soal evaluasi siklus I yang valid yang berjumlah 31 adalah 0,926. Tingkat reliabilitas soal dapat diketahui denganmembandingkan antara hasil penghitungan reliabilitas soal dengan taraf kualifikasi reliabilitas. Hasil penghitungan reliabilitas soal menunjukkan kualifikasi yang sangat tinggi, karena berada dalam taraf koefisien korelasi antara 0,91 – 1,00. Pada siklus II peneliti menghitung relibialitas 33 soal valid menggunakan SPSS 23. Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 3.20 berikut. Tabel 3.18 Reliability Statistics soal evaluasi siklus II Cronbachs Alpha N of Items .922 33 Tabel 3.18 menjelaskan bahwa reliabilitas soal siklus II yang valid dengan jumlah 33 soal adalah 0,922. Hasil tersebut menunjukkan taraf reliabilitas yang sangat tinggi. Hal itu dapat diketahui dengan membandingkan hasil pengitungan reliabilitas dengan taraf kualifikasi. 3. Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran suatu aitem dapat diketahui dari banyak siswa yang menjawab benar Masidjo, 1995. Taraf kesukaran suatu aitem dinyatakan dalam suatu bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran IK. Masidjo 1995 menjelaskan lebih lanjut bahwa bilangan tersebut merupakan bilangan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu aitem. Besar indeks kesukaran suatu aitem berkisar antara 0,00 – 1,00. Rumus untuk menghitung indeks kesukaran suatu aitem yaitu: Keterangan: IK = Indeks Kesukaran B = jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu aitem N = kelompok siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dengan diperolehnya indeks kesukaran dari setiap aitem dalam suatu tes diharapkan dapat diketahui bagaimana taraf kesukaran aitem-aitem yang bersangkutan. Untuk memperoleh gambaran yang konkret tentang taraf kesukaran suatu aitem dapat menggunakan kualifikasi IK seperti pada tabel 3.19. Tabel 3.19 Kualifikasi IK IK – IK Kualifikasi IK 0,81 – 1,00 Mudah Sekali MS 0,61 – 0,80 Mudah Md 0,41 – 0,60 SedangCukup SdC 0,21 – 0,40 Sukar Sk 0,00 – 0,20 Sukar Sekali SS Tabel 3.19 menjelaskan bahwa ada lima tingkatan kualifaikasi indeks kesukaran. Suatu aitem dikategorikan mudah sekali jika hasil penghitungan indeks kesukaran berada di antara 0,81 – 1,00. Lain halnya jika hasil penghitungan indeks kesukaran menunjukkan angka di antara 0,61 – 0,80 maka aitem tersebut termasuk mudah. Hasil penghitungan indeks kesukaran suatu aitem yang menunjukkan angka di antara 0,41 – 0,60 berarti aitem tersebut cukup. Jika hasil penghitungan indeks kesukaran berada di antara 0,21 – 0,40 maka aitem tersebut termasuk sukar. Jika hasil penghitungan indeks kesukaran menunjukkan angka di antara 0,00 – 0,20 maka aitem tersebut termasuk aitem yang sukar sekali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Analisis Data