Kajian Pustaka LANDASAN TEORI

9

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab II ini, peneliti akan membahas tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan memaparkan tentang keaktifan belajar siswa, prestasi belajar siswa, matematika, materi matematika pembagian, media pembelajaran, dan papan pembagian. 1. Keaktifan belajar siswa Keaktifan berasal dari kata “aktif” yang artinya selalu berusaha, bekerja, dan belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat kemajuan atau prestasi yang gemilang Salim dan Yeni, 1991. Selanjutnya teori kognitif Gage dan Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 menjelaskan bahwa belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Berdasarkan teori tersebut, anak mempunyai sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Selain itu, anak juga mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Menurut Natawijaya 2005 belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa adalah kegiatan mengolah informasi yang telah diperoleh dengan informasi yang telah diketahui, dengan melibatkan fisik, mental, dan emosional secara sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Terdapat lima indikator keaktifan beserta cirinya menurut Sudjana 2010, yaitu: 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, misalnya siswa mendengarkan, memperhatikan, dan mengerjakan soal; 2 terlibat dalam pemecahan masalah, yaitu siswa ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah atau soal siswa ikut membahas; 3 bertanya pada siswa lainkepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya, yaitu jika tidak memahami materi atau penjelasan dari guru hendaknya siswa melontarkan pertanyaan, baik pada guru atau siswa lain; 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, yaitu berusaha mencari informasi atau cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal; 5 melaksanakan diskusi kelompok, yaitu melakukan kerja sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah atau soal. Kelima indikator keaktifan berdasarkan Sudjana 2010 tersebut digunakan dalam penelitian ini. Peneliti menyatakannya ke dalam lima indikator keaktifan yaitu 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya pada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, dan 5 melaksanakan diskusi kelompok. 2. Prestasi belajar siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Selanjutnya prestasi menurut Djamarah 1994 adalah semua yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, dan hasil yang meneyenagkan hati yang diperoleh dari keuletan kerja. Sedangkan prestasi belajar menurut Harahap dalam Djamarah 1994 menyatakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa pada materi yang diberikan pada siswa. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan baik secara mandiri maupun kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan, dan menyenangkan hati yang diperoleh melalui bekerja. Selanjutnya, pengertian belajar menurut Gage dalam Dahar, 1989 adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Slameto 2003 mendefinisikan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan belajar menurut Muhibbinsyah 2000 adalah seluruh tahapan perubahan tingkah laku seseorang yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan lingkungan yang melibatkan sikap kognitif. Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses seluruh tahapan perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Winkel dalam Sunarto, 1996 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar maupun kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Adapun Supriyono 1990 mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri internal maupun dari luar eksternal seseorang. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang dapat diukur dari ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subjek belajar dan objek belajar selama proses belajar mengajar berlangsung untuk mencapai hasil belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto 2008 antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Berikut dijelaskan secara rinci faktor-faktor tersebut. a. Faktor internal Faktor internal ini terbagi menjadi lima, antara lain: 1 Kematangan fisik dan mental Pendidikan akan diterima dengan baik jika muatan pendidikan yang diberikan tersebut sesuai dengan tingkat kematangan fisik dan mental. Jika tidak dilakukan sesuai dengan tingkat kematangan fisik dan mental, maka pendidikan tersebut tidak akan berhasil, bahkan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan siswa. 2 Kecerdasan atau intelegensi Kecerdasan atau intelegensi adalah kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat dari kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan yang baru Purwanto, 1990. Tingkat intelegensi setiap orang berbeda-beda, di mana seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi tentu akan lebih mudah untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan seseorang yang tingkat intelegensinya rendah. 3 Pengetahuan dan keterampilan Purwanto 1990 mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi sikap dan tindakannya sehari-hari. Selain itu, Purwanto 1990 menjelaskan bahwa tingkat kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi kualitas hasil yang diperoleh dari sesuatu yang telah dikerjakannya. Dari penjelasan tersebut, tentu tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa akan mempengaruhi tingkat prestasi siswa tersebut. 4 Minat dan motivasi Motivasi belajar adalah kekuatan atau tenaga yang memberikan dorongan kepada kegiatan siswa sedangkan minat adalah ketertarikan pada sesuatu yang mampu melahirkan dan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar bisa mendapatkannya Kusuma, 1973. Minat dan motivasi menjadi hal yang penting dalam perolehan prestasi belajar siswa karena merupakan sumber kekuatan yang akan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 5 Karakteristik pribadi Setiap manusia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat manusia yang mempunyai karakteristik baik, seperti rajin, kerja keras, tekun, ulet, dan disiplin, akan tetapi terdapat juga manusia yang mempunyai karakteristik tidak baik, seperti malas, lebih suka mengharapkan bantuan orang lain, pemarah, tidak disiplin. Dari hal tersebut, jika siswa mempunyai karakteristik baik, maka siswa cenderung prestasi belajar siswa akan baik juga, begitu pun sebaliknya jika karakteristik yang dimiliki siswa itu tidak baik, maka prestasi belajar siswa cenderung rendah. Kelima faktor internal di atas berdasarkan Slameto 2008 dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Faktor eksternal Faktor eksternal dibagi menjadi tiga yaitu: 1 Faktor keluarga Keluarga merupakan unit sosial yang relatif kecil yang bersifat permanen serta merupakan penyusun utama terbentuknya masyarakat luas. Pertumbuhan dan perkembangan seseorang diawali dari lingkungan keluarga, sehingga keluarga menjadi akar terbentuknya pribadi seseorang. Keluarga yang harmonis, maka akan membentuk anggota keluarga dengan karakteristik yang baik, sedangkan keluarga yang tidak harmonis, maka karakteristik pribadi anggotanya tidak akan terbentuk secara baik. Sering dijumpai siswa yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis mempunyai prestasi belajar yang rendah, sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang harmonis, prestasi belajarnya cenderung baik. 2 Guru Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar. Guru membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari, sehingga guru dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar anak. Hal tersebut dapat melalui: a Metode pembelajaran yang diterapkan Jika metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan materi yang disampaikan dan sesuai dengan tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perkembangan siswa, maka siswa akan memahami materi yang dipelajari. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa, yaitu prestasi belajar siswa baik, namun sebaliknya, jika metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak sesuai dengan materi yang disampaikan dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, maka siswa akan sulit memahami materi yang dipelajari. Hal tersebut dapat membuat prestasi belajar siswa rendah. b Aspek keteladanan Guru merupakan figur utama bagi siswa yang senantiasa akan diperhatikan bahkan ditiru oleh siswa. Oleh sebab itu, guru sebaiknya berperilaku yang baik atau menjadi contoh yang baik bagi siswanya. 3 Sarana dan prasarana pendidikan Sarana dan prasarana seperti ruang kelas, meja, kursi buku pelajaran yang mendukung tentunya akan berdampak positif pada proses belajar mengajar, sehingga prestasi belajar siswa akan baik pula. Terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu aspek kualitas dan aspek kuantitas. Aspek kualitas ini dilihat dari mutu sarana dan prasarana pendidikan di mana hendaknya dibuat dengan mutu yang baik, sehingga tidak menghambat proses belajar mengajar atau pun dapat menimbulkan bencana. Sedangkan aspek kuantitas ini dilihat dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jumlah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada harus memenuhi seluruh siswa. Slameto 2008 memaparkan bahwa ketiga faktor eksternal di atas dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil prestasi belajar siswa. 3. Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Berdasarkan Nasution dalam Subarinah, 2006 kata Matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia. Prihandoko 2006 mengemukakan matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Dari hal tersebut penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep- konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini. Selajutnya Prihandoko 2006 juga menjelaskan bahwa konsep-konsep dalam matematika merupakan suatu rangkaian sebab akibat. Suatu konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan akan menjadi dasar bagi konsep-konsep selanjutnya, sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep, akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya. Menurut BSNP 2006 ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SDMI meliputi 3 aspek yaitu 1 bilangan, 2 geometri dan pengukuran, serta 3 pengolahan data. Tujuan mata pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI matematika menurut BSNP 2006 yaitu agar peserta didik mempunyai kemampuan untuk 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4 mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 4. Materi matematika pembagian Kompetensi matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kompetensi 1 “melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka” pada kompetensi dasar 1.3 “melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka”. Berikut materi pembagian pada kelas 3 SD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Konsep pembagian: pembagian sebagai pengurangan berulang Gambar 2.1 Contoh soal konsep pembagian Sumber: Fajariyah dan Defi, 2008 b. Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka 1 Pembagian dengan cara bersusun panjang Gambar 2.2 Contoh cara penyelesaian pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan cara bersusun panjang Sumber: Fajariyah dan Defi, 2008 2 Pembagian dengan cara bersusun pendek Gambar 2.3 Contoh cara penyelesaian pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan cara bersusun pendek Sumber: Fajariyah dan Defi, 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka Pembagian dengan cara bersusun panjang Gambar 2.4 Contoh cara penyelesaian pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan cara bersusun pendek Sumber: Fajariyah dan Defi, 2008 5. Media pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau penghantar Arsyad, 2007. Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2007 menjelaskan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dari pegertian tersebur, media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sebuah alat yang membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, Arsyad 2007 mengemukakan bahwa ada dua unsur yang amat penting, yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Hal tersebut karena media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Selain itu, media pembelajaran juga mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Jenis media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi yang dikemukakan oleh Arsyad 2007 terdapat empat antara lain 1 media hasil teknologi cetak, 2 media hasil teknologi audio-visual, 3 media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan 4 media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. 6. Papan pembagian Papan pembagian merupakan salah satu media pembelajaran berbasis cetakan dan visual. Papan pembagian ini terdiri dari papan, manik-manik, dan dadu pembagi. Langkah-langkah dalam menggunakan papan pembagian untuk melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, yaitu: a. Menyiapkan papan pembagian beserta manik-manik juga dadu pembaginya. Gambar 2.5 Papan pembagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Analisislah soal pembagian yang akan dikerjakan menggunakan papan pembagian Analisislah mana angka sebagai pambagi dan mana angka sebagai angka yang akan dibagi. Misalnya, 15 : 3 = … Angka 15 sebagai angka yang dibagi, sedangkan angka 3 sebagai angka pembagi. c. Letakkan dadu pembagi 1, 2, dan 3 pada lajur horisontal. Gambar 2.6 Manik-manik Gambar 2.7 Dadu pembagi Gambar 2.8 Langkah meletakkan dadu pembagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Ambillah manik-manik lalu letakkan pada lubang-lubang di bawah lajur dadu angka 1, 2, dan 3 sambil menghitung sebanyak 15 manik- manik. Jangan meletakkan manik-manik melebihi lajur dadu angka 3. e. Lihatlah lajur angka vertikal, manik-manik tersebut mencapai angka 5. Sehingga, 15 : 3 = 5 Langkah-langkah dalam menggunakan papan pembagian untuk melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka, yaitu: a. Menyiapkan papan pembagian beserta manik-manik juga dadu pembaginya. 1 2 Gambar 2.9 Langkah meletakkan manik-manik pada papan pembagian Gambar 2.10 Hasil pembagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Analisislah soal pembagian yang akan dikerjakan menggunakan papan pembagian. Analisislah mana angka sebagai pambagi dan mana angka sebagai angka yang akan dibagi. Gambar 2.11 Papan pembagian Gambar 2.12 Dadu pembagi Gambar 2.13 Manik-manik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Misalnya, 108 : 9 = … Angka 108 sebagai angka yang dibagi, sedangkan angka 9 sebagai angka pembagi. c. Letakkan dadu 1, 2, 3, 4, 4, 6, 7, 8 dan 9 pada lajur horisontal. d. Ambillah manik-manik lalu letakkan pada lalu letakkan pada lubang- lubang di bawah lajur dadu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 sambil menghitung sebanyak 108 manik-manik. Jangan meletakkan manik- manik melebihi lajur dadu angka 9. Gambar 2.15 Langkah meletakkan dadu pembagi Gambar 2.16 Langkah meletakkan manik-manik Gambar 2.14 Contoh soal e. Tulislah bentuk pengurangan berulang pada lembar soal. f. Setelah papan penuh, ambillah kembali manik-manik, lalu mulai melanjutkan menghitung lagi sampai 108. Gambar 2.18 Langkah mengambil kembali manik-manik lalu melanjutkan menghitung l sampai 108 Gambar 2.17 Langkah menuliskan bentuk pengurangan berulang pada lembar soal 1 2 3 4 1 2 g. Lanjutkan menulis bentuk pengurangan berulang pada lembar soal, hingga diperoleh jawaban. Jadi, jawaban dari 108 : 9 = 12

B. Penelitian yang Relevan