E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu kognitif yang ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa dan afektif yang ditunjukkan dengan
keaktifan belajar siswa. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara, observasipengamatan, dan
dokumentasi. 1. Wawancara
Arifin 2009 berpendapat bahwa wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan
tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru kelas III untuk memperoleh informasi
tentang proses kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesulitan materi yang dialami siswa kelas III serta strategi
yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran Matematika di kelas. Hal tersebut dapat menjadi acuan peneliti untuk melakukan tindak lanjut
yang akan dilakukan dalam penelitian. Peneliti menggunakan bentuk pertanyaan tak berstruktur. Oleh sebab itu, dalam pedoman wawancara
hanya memuat pertanyaan secara garis besar yang akan ditanyakan kepada guru kelas.
2. Observasipengamatan Observasipengamatan adalah pencatatan suatu obyek yang difokuskan
pada perilaku tertentu Daryanto, 2011. Observer dalam penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah guru kelas III. Observasi ini dilakukan mengamati perilaku siswa yang memenuhi indikator keaktifan dalam pembelajaran.
3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
tentang keaktifan dan prestasi belajar siswa dari hasil observasi. Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari lembar keaktifan siswa. Data
mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dari lembar kerja siswa dan hasil evaluasi siswa yang diberikan setiap akhir siklus.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara,
lembar observasipengamatan, dan soal evaluasi. Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi kondisi awal keaktifan dan prestasi
belajar siswa kelas III SD Negeri Denggung. Lembar observasipengamatan digunakan untuk mengamati keaktifan belajar siswa selama pembelajaran.
Sedangkan soal evaluasi digunakan untuk melihat pencapaian prestasi belajar siswa.
1. Pedoman wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk
memperoleh informasi tentang kesulitan materi Matematika yang dialami dan metode yang dilakukan guru kelas. Pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
No. Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1 Berapa jumlah siswa kelas III?
2 Bagaimana proses pembelajaran Matematika kelas III?
3 Apakah ada materi Matematika yang dirasa sulit bagi siswa kelas III?
4 Metode apa yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar?
5 Apakah ada media pembelajaran yang dapat digunakan siswa untuk
membantu memahami materikonsep? 6
Apakah siswa difasilitasi agar mereka aktif belajar selama pembelajaran?
Tabel 3.1 menjelaskan secara garis besar pedoman wawancara yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran
Matematika yang pernah berlangsung di kelas III. Terdapat enam pertanyaan yang digunakan peneliti.
2. Lembar observasipengamatan Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang
difokuskan pada perilaku tertentu. Observasi dilakukan oleh guru kelas III. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk setiap
siswa yang melakukan aktivitas sesuai dengan indikator keaktifan. Peneliti mengambil lima indikator keaktifan dari Sudjana 2010, kemudian
membuat kisi-kisi keaktifan belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi pengamatan keaktifan belajar siswa
No Indikator Keaktifan
Deskriptor
1 Turut serta dalam melaksanakan
tugas belajarnya -
Mendengarkan ketika guru menjelaskan.
2 Terlibat dalam pemecahan masalah
- Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh guru. 3
Bertanya pada siswa lainkepada guru jika tidak memahami persoalan
yang dihadapinya -
Bertanya kepada guru jika tidak memahami soalmateri.
- Bertanya pada siswa lain jika
No Indikator Keaktifan
Deskriptor
mengalami masalah dalam mengerjakan soal.
4 Berusaha mencari berbagai informasi
yang diperoleh untuk pemecahan masalah
- Mencari cara untuk menjawab
pertanyaan dari
berbagai sumber.
5 Melaksanakan diskusi kelompok
- Memberikan
masukan pendapat
ketika diskusi
kelompok. -
Ikut menyelesaikan tugassoal yang
diberikan pada
kelompok.
Dari tabel 3.2 tersebut dapat dijelaskan bahwa pengataman keaktifan siswa dilihat dari 5 indikator keaktifan yang dideskripsikan menjadi
beberapa kegiatan yang lebih spesifik. 3. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang pemeriksaannya dilakukan secara objektif Arikunto, 2005. Peneliti mengambil jenis tes objektif berupa tes pilihan
ganda. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa secara kogntif. Pada tabel 3.3 di bawah ini merupakan
kisi-kisi siklus I yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa melalui tes soal pilihan ganda.
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I
Indikator Nomor Soal
1. Menemukan konsep pembagian 1, 2, 6, 8, 11, 15, 18
2. Melakukan pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka
3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 23, 26, 29, 30, 32,
33, 35, 37, 39
3. Menyelesaikan masalah
pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka
19, 21, 22, 24, 25, 27, 28, 31, 34, 36, 38, 40
Jumlah
40
Tabel 3.3 memberikan gambaran bahwa soal evaluasi yang digunakan sebanyak 40 soal di mana pada indikator pertama menemukan konsep
pembagian dibuat menjadi 5 butir soal. Pada indikator kedua melakukan pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka dibuat menjadi 18
butir soal, sedangkan pada indikator ketiga yaitu menyelesaikan masalah pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka dijabarkan menjadi
17 butir soal. Pada siklus II pun peneliti menggunakan tes objektif berupa pilihan
ganda. Berikut ini tabel 3.4 yang merupakan kisi-kisi soal yang digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa.
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II
Indikator Nomor Soal
1. Melakukan pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka
1, 2, 3, 4, 5, 7, 11, 14, 15, 18, 20, 25, 29, 30, 35, 37, 38, 40
2. Menyelesaikan masalah
pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka
6, 8, 9, 10, 12, 13, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 31,
32, 33, 34, 36, 39
Jumlah
40
Tabel 3.4 memberikan gambaran bahwa peneliti menggunkan 40 soal pilihan ganda untuk melakukan evaluasi pembelajaran di akhir siklus II.
Pada indikator pertama, peneliti menggunakan 18 soal, sedangkan pada indikator kedua, digunakan 22 soal.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian yang digunakan peneliti meliputi validitas dan reliabilitas. 1. Validitas
Validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Masidjo, 1995. Suatu skala atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Arikunto 1990 menjelaskan bahwa validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil
pemikiran dan pengalaman. Menurutnya, hal pertama yang akan diperoleh adalah validitas logis dan hal kedua yang diperoleh adalah validitas
empiris. Kedua hal tersebut yang dijadikan dasar pengelompokkan validitas tes, sehingga ada empat macam validitas berdasarkan kedua hal
tersebut. Di dalam validitas logis memuat validitas isi dan validitas konstruksi, sedangkan dalam validitas empiris memuat validitas ada
sekarang dan validitas prediksi. Penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas empiris.
a. Validitas isi Arikunto 1990 mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi jika mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Uji validitas isi
perangkat pembelajaran yang digunakan peneliti berupa silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, dan media pembelajaran diujikan kepada dosen
dan dua guru kelas III SD. Sedangkan uji validitas isi perangkat penelitian berupa lembar observasi keaktifan belajar siswa diujikan
kepada dosen ahli di bidang Psikologi. Penelitian ini mengunakan skala Likert untuk mengukur validasi silabus dan RRP. Skala yang
diambil adalah skala positif dengan skor 5, 4, 3, 2, 1. Kemudian peneliti memodifikasi menjadi skala positif dengan skor 4, 3, 2, 1. Skor
4 berarti sangat baik, skor 3 berarti baik, skor 2 berarti tidak baik, dan skor 1 berarti sangat tidak baik. Hasil validasi silabus yang telah
divalidasi dapat dilihat pada tebel 3.7. Tabel 3.5 Hasil validasi silabus
Validator Komponen Penialaian
Rata-rata A
B C
D E
F
Validator 1 4
4 4
4 3
4 3,83
Validator 2 3
3 3
4 3
3 3,17
Validator 3 4
4 3
4 3
3 3,50
Rata-rata
3,50
Dari tabel 3.5 di atas, validator 1 adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dalam bidang Matematika.
Validator 2 adalah guru kelas III A SD Negeri Denggung, sedangkan validator 3 adalah guru kelas III SD Negeri Denggung.
Komponen penilaian silabus meliputi A kelengkapan komponen silabus, B kesesuaian antara standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator, C kesistematisan kegiatan pembelajaran, D PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesesuaian pemilihan sumberbahanalat pembelajaran, E kesesuaian tingkat penilaian yang digunakan dengan indikator, F penggunaan
bahasa Indonesia dan tata tulis. Skor maksimal pada validasi silabus adalah 4, sehingga skor yang
berada di bawah 2 akan direvisi, sedangkan untuk skor di atas 2 tidak direvisi. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil rata-rata validitas silabus
3,50, maka silabus tersebut dikategorikan baik dan layak untuk digunakan.
Selain silabus, peneliti juga melakukan validasi Rencana Pelaksaan Pembelajaran RPP pada dosen ahli Matematika dan dua guru kelas
III A dan III SD Negeri Denggung. Berikut tabel hasil validasi RPP yang telah dilakukan.
Tabel 3.6 Hasil validasi rencana pelaksanaan pembelajaran
Validat or
Komponen Penilaian Rata
- rata
A B C D E F G H I J K L M N O
Validato r 1
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4
4 4 3,73
Validato r 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3,07
Validato r 3
4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3
3 4 3,47
Rata-rata 3,42
Tabel 3.6 menujukkan rata-rata skor validasi rencana pelaksanaan pembelajaran sebesar 3,42. Skor tersebut menandakan bahwa RPP
yang akan digunakan untuk penelitian sudah baik dan layak untuk digunakan. Komponen RPP yang dinilai antara lain, A kelengkapan
komponen RPP, B kesesuaian antara indikator dengan tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran, C isi perumusan tujuan sesuai dengan aspek perkembangan siswa, D rumusan indikator dan tujuan pembelajaran
tidak bermakna ganda, E ketepatan dalam memilih modelmetode pembelajaran, F urutan komponen RPP logis, G rumusan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tujuan, H terdapat kegiatan awal, inti, dan akhir, I kegiatan belajar menkondisikan keaktifan siswa, J
kesesuaian alokasi waktu dengan kegiatan belajar, K penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku, L memuat unsur eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, M kesesuaian memilih media dengan indikator yang akan dicapai, N kesesuaian antara indikator dan tujuan
pembelajaran dengan jenis penelitian, O kelengkapan instrumen penialain.
Perangkat pembelajaran selanjutnya yang divalidasi yaitu Lembar Kerja Siswa LKS. Berikut tabel 3.7 yang merupakan hasil validasi
LKS. Tabel 3.7 Hasil validasi lembar kerja siswa
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata A
B C
D E
F
Validator 1 4
4 4
4 3
3 3,67
Validator 2 3
3 3
3 3
3 3,00
Validator 3 3
4 3
3 3
3 3,17
Rata-rata 3,28
Tabel 3.7 menunjukkan hasil validasi lembar kerja siswa. Komponen yang dinilai meliputi A kelengkapan komponen LKS, B
kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran dengan LKS, C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami, D LKS membantu siswa untuk memahami materi ajar, E tampilan
LKS menarik dan indah, F penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Berdasarkan tabel 3.8, rata-rata validasi LKS adalah 3,28.
Hasil tersbut menunjukkan bahwa LKS baik dan layak untuk digunakan.
Materi ajar yang digunakan untuk penilitian juga divalidasi oleh tiga validator, yaitu dosen ahli dalam bidang Matematika Universitas
Sanata Dharma dan guru kelas III A dan III SD Negeri Denggung. Hasil dari validitas materi ajar dapat dilihar pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.8 Hasil validasi materi ajar
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata A
B C
D E
F
Validator 1 4
4 3
3 4
4 3,67
Validator 2 3
3 3
3 3
3 3,00
Validator 3 4
4 3
3 3
3 3,00
Rata-rata 3,33
Berdasarkan tabel 3.8, komponen penilaian dalam validasi materi ajar antara lain, A materi ajar sesuai dengan rumusan indikator dan
tujuan pembelajaran, B kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik, C materi ajar memuat fakta-fakta dan konsep, D
penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku, E materi ajar cakupannya memadai, F kesesuaian alokasi waktu dan materi. Hasil
rata-rata skor adalah 3,33. Skor tersebut dalam kategori baik, sehingga materi ajar dapat digunakan untuk penelitian.
Hasil validasi soal evaluasi yang sudah divalidasi oleh tiga validator dapat dilihat pada 3.11 berikut.
Tabel 3.9 Hasil validasi soal evaluasi
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata A
B C
D E
F G
H I
Validator 1 4
3 4
4 4
3 3
4 3
3,56 Validator 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3,00
Validator 3 4
3 3
3 3
3 4
3 3
3,22
Rata-rata 3,26
Komponen penilaian soal evaluasi berdasarkan tabel 3.9 meliputi, A kesesuaian indikator dengan butir soal, B kalimat yang
digunakan sederhana dan mudah dipahami, C bahasa jelas dan baku serta tidak berlebihan, D keluasan cakupan soal, E pilihan jawaban
tidak mengandung ambigunitas, F soal menanyakan materi yang penting, G urutan alternative jawaban logis, H soal tidak berisi
jebakan yang tidak ada jawabannya, I pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban.
Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.9 dapat diperoleh data bahwa rata-rata skor validator 1 yaitu 3,56. Rata-rata validator 2 adalah
3,00, sedangkan rata-rata validator 3 adalah 3,22. Dari ketiga validator tersebut diperoleh rata-rata skor sebesar 3,26. Dari hasil tersebut, maka
soal evaluasi dapat digunakan untuk penelitian. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
divalidasi juga oleh tiga validator. Hasil dari validasi dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10 Hasil validasi media pembelajaran
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata A
B C
D
Validator 1 3
3 3
4 3,25
Validator 2 3
3 3
3 3,00
Validator 3 4
4 4
4 4,00
Rata-rata 3,42
Komponen penilaian media pembelajaran meliputi A mudah digunakan untuk siswa, B menarik bagi siswa, C media awet, D
aman digunakan untuk siswa. Hasil dari validasi media pembelajaran berdasarkan tabel 3.10 diperoleh rata-rata skor 3,42. Hasil tersebut
menunjukkan kategori baik dan dapat digunakan untuk penelitian. Validitas muka soal evaluasi diujikan kepada siswa kelas IV A SD
Negeri Denggung yang bernama siswa L, siswa K, dan siswa M. Ketika peneliti bertanya kepada siswa L tentang soal pembagian untuk
memahami konsep pembagian, Ia kebingungan. Peneliti memberi soal 72
– 9 – 9 – 9 – 9 – 9 – 9 – 9 – 9 = 0, Ia menjawab bahwa bentuk pembagiannya adalah 72 : 8.
“Bu, ini kan sembilannya ada 8 jadi jawabannya 72 : 8.” Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa L masih
belum memahami konsep pembagian. Ketika peneliti bertanya apakah soal yang berikan itu mudah atau
sulit, ia menjawab “duh, aku gak tahu Bu, aku bingung soal yang itu.”
Lalu peneliti menunjukkan soal pembagian dalam bentuk soal cerita, siswa L dapat menjawab dengan benar dan mengatakan bahwa soal
tersebut tidak terlalu sulit. Peneliti juga bertanya apakah kata-kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang digunakan dalam soal cerita sulit dipahami, ia menjawab “enggak bu, kata-katanya mudah kok.” Hal tersebut menunjukkan
bahwa kata-kata atau kalimat dalam soal mudah dipahami. Berbeda dengan siswa K dan siswa M, ketika peneliti bertanya
kepada mereka soal pembagian untuk memahami konsep pembagian, mereka bisa menjawab soal dengan benar. Lalu peneliti bertanya
mengapa jawabannya bisa 72 : 9. Siswa K menjawab “kan yang
dipake untuk mengurangi 72 sampai 0 adalah 9 Bu, lha nanti jawabannya 72 : 9 kan 8 B
u.” Peneliti bertanya lagi dari mana diperoleh angka 8, Ia menjawab
“kan sembilannya ada 8 Bu.” Sedangkan siswa M hanya menjawab
“iya Bu iya gitu Bu.” Mereka juga mengatakan bahwa soal tersebut mudah.
Akan tetapi, mereka kesulitan ketika mengerjakan soal pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka. Mereka sulit untuk
menghitungnya. Ketika peneliti bertanya apakah kata-kata yang dalam soal cerita itu sulit dipahami? Mereka semua menjawab tidak, tetapi
mereka kesulitan untuk menghitungnya. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian juga diujikan
pada dosen ahli Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Hasil validasi lembar pengamatan keaktifan belajar siswa
Komponen Penialaian Rata-rata
A B
C D
E
Skor 3
3 3
3 3
3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komponen penilaian silabus meliputi A kelengkapan unsur-unsur lembar observasi, B terdapat kriteria penskoran dalam lembar
observasi, C kejelasan perintah pengisian lembar observasi, D penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku, E lembar observasi
sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Skor maksimal pada validasi silabus adalah 4, sehingga skor yang
berada di bawah 2 akan direvisi, sedangkan untuk skor di atas 2 tidak direvisi. Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil rata-rata validitas
lembar pengamatan keaktifan belajar siswa adalah 3, maka lembar keaktifan belajar siswa tersebut dikategorikan baik dan layak untuk
digunakan. b. Validitas empiris
Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman Arikunto, 1990. Dalam hal ini hasil tes
dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman yang dimaksud tersebut merupakan hasil yang telah diperoleh pada tes sebelumnya.
Arifin 2009 menjelaskan bahwa dalam menguji validitas empiris dapat digunakan jenis statistika korelasi product moment. Masidjo
1995 menjelaskan lebih lanjut bahwa taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien validitas r
xy
. Suatu soal dikatakan valid jika koefisien korelasi product moment
atau r-hitung lebih besar daripada r-product moment atau r-tabel dengan N sejumlah sampel siswa yang diambil dan taraf signifikan 5
0,05. Uji validitas dilakukan dengan memberikan soal pada siswa kelas VI B SD Negeri Denggung yang berjumlah 29 siswa dan 6 siswa
kelas VI A SD Negeri Denggung. Selanjutnya hasil uji soal tersebut diujikan menggunakan korelasi product moment yang terdapat pada
applikasi SPSS 23. Sesuai dengan jumlah sampel siswa yang diambil sebanyak 35 siswa dengan taraf signifikan 5, maka nilai r-product
moment atau r-tabel adalah 0,334. Penghitungan SPSS 23 untuk validasi soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.12 Hasil validasi soal evaluasi siklus I
No. Soal
r-hitung r-tabel
Keterangan Tindak
Lanjut No. Soal
Setelah Divalidasi
1 0,012
0,334 Tidak valid
Dibuang 2
-0,099 0,334
Tidak valid Dibuang
3 0,622
0,334 Valid
Dipakai 1
4 0,484
0,334 Valid
Dibuang 5
0,543 0,334
Valid Dibuang
6 0,018
0,334 Tidak valid
Dibuang 7
0,475 0,334
Valid Dibuang
8 0,405
0,334 Valid
Dipakai 2
9 0,412
0,334 Valid
Dibuang 10
0,554 0,334
Valid Dipakai
3 11
0,299 0,334
Tidak valid Dibuang
12 0,428
0,334 Valid
Dibuang 13
-0,002 0,334
Tidak valid Dibuang
14 0,658
0,334 Valid
Dipakai 5
15 0,577
0,334 Valid
Dipakai 6
16 0,288
0,334 Tidak valid
Dibuang 17
0,389 0,334
Valid Dibuang
18 0,476
0,334 Valid
Dipakai 8
19 0,166
0,334 Tidak valid
Dibuang 20
0,595 0,334
Valid Dipakai
9 21
0,489 0,334
Valid Dipakai
10 22
0,568 0,334
Valid Dipakai
11 23
0,566 0,334
Valid Dipakai
12 24
0,564 0,334
Valid Dipakai
13 25
0,448 0,334
Valid Dibuang
26 0,685
0,334 Valid
Dipakai 14
27 0,589
0,334 Valid
Dipakai 15
No. Soal
r-hitung r-tabel
Keterangan Tindak
Lanjut No. Soal
Setelah Divalidasi
28 0,722
0,334 Valid
Dipakai 16
29 0,575
0,334 Valid
Dipakai 7
30 0,558
0,334 Valid
Dipakai 17
31 0,412
0,334 Valid
Dibuang 32
0,558 0,334
Valid Dipakai
18 33
0,573 0,334
Valid Dipakai
4 34
0,315 0,334
Tidak valid Dibuang
35 0,381
0,334 Valid
Dibuang 36
0,385 0,334
Valid Dibuang
37 0,415
0,334 Valid
Dibuang 38
0,699 0,334
Valid Dipakai
19 39
0,583 0,334
Valid Dipakai
20 40
-0,351 0,334
Tidak valid Dibuang
Keterangan: : koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi
1 0,01 : koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi
5 0,05
Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 40 soal yang diujikan pada 35 siswa kelas IV SD Negeri Denggung, terdapat 9 soal
yang tidak valid. Kesembilan soal tersebut tidak dipakai atau dibuang. Lalu dari 31 soal yang valid, peneliti mengambil 20 soal valid sesuai
dengan cakupan indikator yang dibuat dan nilai r-hitungnya. Berikut adalah tabel kisi-kisi soal evaluasi yang digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa sesudah validasi. Tabel 3.13 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I sesudah validasi
Indikator Nomor Soal
1. Menemukan konsep pembagian 2, 6, 8
2. Melakukan pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka
1, 3, 4, 5, 7, 9, 12, 14, 17, 18, 20
3. Menyelesaikan masalah pembagian bilangan 2 angka dengan bilangan 1 angka
10, 11, 13, 15, 16, 19 Jumlah
20
Tabel 3.13 menunjukkan kisi-kisi soal evaluasi siklus I yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa SD
Negeri Denggung. Peneliti menggunakan 20 soal valid yang diambil dari soal yang telah diujikan pada 35 siswa kelas IV SD Negeri
Denggung. Peneliti mengacak kembali soal yang digunakan, sehingga terlihat seperti pada tabel 3.13.
Peneliti juga mengujikan 40 soal evaluasi siklus II pada siswa yang sama ketika mengujikan soal evaluasi siklus I. Setelah diujikan, lalu
hasilnya dihitung menggunakan applikasi SPSS 23 hingga diperoleh hasil seperti pada tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14 Hasil validasi soal evaluasi siklus II
No. Soal
r-hitung r-tabel
Keterangan Tindak
Lanjut No. Soal
Setelah Divalidasi
1 0,308
0,334 Tidak valid
Dibuang 2
0,266 0,334
Tidak valid Dibuang
3 0,703
0,334 Valid
Dipakai 1
4 0,668
0,334 Valid
Dipakai 2
5 0,417
0,334 Valid
Dibuang 6
0,410 0,334
Valid Dibuang
7 0,331
0,334 Tidak valid
Dibuang 8
0,471 0,334
Valid Dibuang
9 0,491
0,334 Valid
Dibuang 10
0,175 0,334
Tidak valid Dibuang
11 0,579
0,334 Valid
Dipakai 7
12 0,563
0,334 Valid
Dipakai 6
13 0,617
0,334 Valid
Dipakai 8
14 0,587
0,334 Valid
Dipakai 3
15 0,541
0,334 Valid
Dipakai 9
16 0,363
0,334 Valid
Dibuang 17
0,453 0,334
Valid Dibuang
18 0,414
0,334 Valid
Dibuang 19
0,501 0,334
Valid Dibuang
20 0,243
0,334 Tidak valid
Dibuang 21
0,550 0,334
Valid Dipakai
10 22
0,581 0,334
Valid Dipakai
11
No. Soal
r-hitung r-tabel
Keterangan Tindak
Lanjut No. Soal
Setelah Divalidasi
23 0,540
0,334 Valid
Dipakai 12
24 0,650
0,334 Valid
Dipakai 13
25 0,268
0,334 Tidak valid
Dibuang 26
0,331 0,334
Tidak valid Dibuang
27 0,627
0,334 Valid
Dipakai 4
28 0,562
0,334 Valid
Dipakai 5
29 0,563
0,334 Valid
Dipakai 14
30 0,537
0,334 Valid
Dipakai 15
31 0,517
0,334 Valid
Dibuang 32
0,483 0,334
Valid Dibuang
33 0,676
0,334 Valid
Dipakai 16
34 0,415
0,334 Valid
Dibuang 35
0,664 0,334
Valid Dipakai
17 36
0,605 0,334
Valid Dipakai
18 37
0,532 0,334
Valid Dipakai
19 38
0,531 0,334
Valid Dipakai
20 39
0,383 0,334
Valid Dibuang
40 0,339
0,334 Valid
Dibuang Keterangan:
: koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi 1 0,01
: koefisien korelasi yang diperoleh signifikan pada taraf signifikansi 5 0,05
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa dari 40 soal yang diujikan, terdapat 7 soal yang tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut
dibuang, sedangkan dari 33 soal yang valid dipilih 20 soal valid sesuai dengan cakupan indikator yang dibuat dan nilai r-hitungnya. 20 soal
tersebut diacak kembali untuk soal evaluasi siklus II. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sesudah validasi dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sesudah validasi
Indikator Nomor Soal
1. Melakukan pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka
1, 2, 3, 7, 9, 14, 15, 17, 19, 20
2. Menyelesaikan masalah pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka
4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 18
Jumlah 20
Tabel 3.15 menunjukkan kisi-kisi soal evaluasi yang digunakan peneliti pada siklus II. Pada indikator 1 yaitu melekukan pembagian
bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka menggunakan 10 soal pilihan ganda. Begitu pula pada indikator 2 yaitu menyelesaikan
masalah pembagian bilangan 3 angka dengan bilangan 1 angka menggunakan 10 soal pilihan ganda pula, sehingga jumlah keseluruhan
soal evaluasi siklus II adalah 20 soal pilihan ganda. 2. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam
taraf ketepatan dan ketelitian hasil Masidjo, 1995. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai
pengukuran. Dengan kata lain, skor-skor dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan perbedaan-perbadaan yang berarti. Uji reliabilitas soal
dilakukan menggunakan applikasi SPSS 23. Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya suatu koefisien reliabilitas suatu tes dapat ditentukan
berdasarkan kualifikasi reliabilitas seperti pada tabel 3.6. Tabel 3.16 Kualifikasi reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat Rendah
Tabel 3.16 menunjukkan kualifikasi reliabilitas yang dapat digunakan sebagai pedoman. Jika nilai koefisien antara 0,91
– 1,00 berarti kualifikasi reliabilitas sangat tinggi. Lalu nilai koefisien yang menunjukkan antara
0,71 – 0,90 berarti kualifikasi reliabilitasnya tinggi. Jika nilai koefisiennya
antara 0,41 – 0,70 menandakan bahwa kualifikasi reliabilitasnya cukup.
Kualifikasi realiabilitas dikatakan rendah jika nilai koefisien menunjukkan angka antara 0,21
– 0,40. Jika nilai koefisien negatif sampai 2,00 maka kualifikasi reliabilitasnya sangat rendah.
Dari 31 soal evaluasi siklus I yang dinyatakan valid, kemudian peneliti menghitung reliabilitas soal tersebut menggunakan SPSS 23. Hasil
penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.17. Tabel 3.17 Reliability Statistics soal evaluasi siklus I
Cronbachs Alpha
N of Items
.921 31
Tabel 3.17 menjelaskan bahwa reliabilitas soal evaluasi siklus I yang valid yang berjumlah 31 adalah 0,926. Tingkat reliabilitas soal dapat
diketahui denganmembandingkan antara hasil penghitungan reliabilitas soal dengan taraf kualifikasi reliabilitas. Hasil penghitungan reliabilitas
soal menunjukkan kualifikasi yang sangat tinggi, karena berada dalam taraf koefisien korelasi antara 0,91
– 1,00. Pada siklus II peneliti menghitung relibialitas 33 soal valid
menggunakan SPSS 23. Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 3.20 berikut.
Tabel 3.18 Reliability Statistics soal evaluasi siklus II
Cronbachs Alpha
N of Items
.922 33
Tabel 3.18 menjelaskan bahwa reliabilitas soal siklus II yang valid dengan jumlah 33 soal adalah 0,922. Hasil tersebut menunjukkan taraf
reliabilitas yang sangat tinggi. Hal itu dapat diketahui dengan membandingkan hasil pengitungan reliabilitas dengan taraf kualifikasi.
3. Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran suatu aitem dapat diketahui dari banyak siswa yang
menjawab benar Masidjo, 1995. Taraf kesukaran suatu aitem dinyatakan dalam suatu bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran IK. Masidjo
1995 menjelaskan lebih lanjut bahwa bilangan tersebut merupakan bilangan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan
jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu aitem. Besar indeks kesukaran suatu aitem berkisar antara 0,00
– 1,00. Rumus untuk menghitung indeks kesukaran suatu aitem yaitu:
Keterangan: IK
= Indeks Kesukaran B
= jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu aitem N
= kelompok siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan diperolehnya indeks kesukaran dari setiap aitem dalam suatu tes diharapkan dapat diketahui bagaimana taraf kesukaran aitem-aitem
yang bersangkutan. Untuk memperoleh gambaran yang konkret tentang taraf kesukaran suatu aitem dapat menggunakan kualifikasi IK seperti pada
tabel 3.19. Tabel 3.19 Kualifikasi IK
IK – IK
Kualifikasi IK
0,81 – 1,00
Mudah Sekali MS 0,61
– 0,80 Mudah Md
0,41 – 0,60
SedangCukup SdC 0,21
– 0,40 Sukar Sk
0,00 – 0,20
Sukar Sekali SS
Tabel 3.19 menjelaskan bahwa ada lima tingkatan kualifaikasi indeks kesukaran. Suatu aitem dikategorikan mudah sekali jika hasil
penghitungan indeks kesukaran berada di antara 0,81 – 1,00. Lain halnya
jika hasil penghitungan indeks kesukaran menunjukkan angka di antara 0,61
– 0,80 maka aitem tersebut termasuk mudah. Hasil penghitungan indeks kesukaran suatu aitem yang menunjukkan angka di antara 0,41
– 0,60 berarti aitem tersebut cukup. Jika hasil penghitungan indeks
kesukaran berada di antara 0,21 – 0,40 maka aitem tersebut termasuk
sukar. Jika hasil penghitungan indeks kesukaran menunjukkan angka di antara 0,00
– 0,20 maka aitem tersebut termasuk aitem yang sukar sekali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari data hasil pengamatan keaktifan
belajar siswa. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari data hasil pekerjaan siswa dalam LKS selama pembelajaran dan data hasil tes evaluasi di setiap
akhir siklus. Keaktifan belajar siswa dinilai berdasarkan hasil skor yang diperoleh siswa
pada data pengamatan kemudian dihitung menggunakan rumus Rata-rata keaktifan pada indikator 1 =
Rata-rata keaktifan pada indikator 2 = Rata-rata keaktifan pada indikator 3 =
Rata-rata keaktifan pada indikator 4 = Rata-rata keaktifan pada indikator 5 =
Siswa dikategorikan aktif jika memperoleh skor di atas atau sama dengan rata-rata keaktifan pada setiap indikator. Siswa dikategorikan tidak aktif jika
memperoleh skor di bawah rata-rata keaktifan pada setiap indikator. Prestasi belajar diperoleh dari hasil nilai Lembar Kerja Siswa LKS pada
setiap pertemuan dan hasil evaluasi pada akhir setiap siklus. Nilai LKS siklus I pertemuan 1 dihitung menggunakan rumus:
Nilai LKS = × 100
Nilai LKS siklus I pertemuan 2 dihitung menggunakan rumus: Nilai LKS =
× 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai LKS siklus II pertemuan 1 dihitung menggunakan rumus: Nilai LKS =
× 100 Nilai LKS siklus II pertemuan 2 dihitung menggunakan rumus:
Nilai LKS = × 100
Penghitungan soal evaluasi setiap akhir siklus yang berupa soal pilihan ganda dapat menggunakan rumus:
Nilai evaluasi = × 100
Nilai prestasi belajar siswa pada setiap siklus dihitung menggunakan rumus:
Nilai prestasi belajar =
I. Indikator Ketercapaian
Indikator ketercapaian dalam penelitian ini digunakan untuk mencapai target yang diinginkan. Kemudian untuk melihat sejauh mana nantinya target
akan tercapai.
Persentase kondisi awal diperoleh dari data awal pengamatan dengan cara membagi jumlah siswa yang aktif dengan jumlah siswa dalam kelas. Target
capaian pada siklus I ditentukan dengan menaikkan persentase kondisi awal. Begitu pula dengan target capaian siklus II, ditentukan dengan menaikkan persentase target
capaian siklus I.
Data mengenai kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.20.
Tabel 3.20 Indikator ketercapaian
Variabel Kondisi
Awal Indikator
Ketercapaian Akhir
Siklus I Akhir
Siklus II Keaktifan
Persentase siswa
turut serta
dalam melaksanakan tugas belajarnya
20 30
45 Persentase siswa terlibat dalam pemecahan
masalah 20
30 45
Persetase bertanya pada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan
yang dihadapinya 20
30 45
Persentase berusaha
mencari berbagai
informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah
20 30
45 Persentase melaksanakan diskusi kelompok
10 20
45
Prestasi belajar
Rata-rata nilai LKS dan ulangan harian 54,29
73 80
Persentase siswa yang mencapai KKM 29
50 60
Tabel 3.20 memaparkan tentang indikator ketercapaian keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini. Indikator keaktifan pertama
adalah siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, kondisi awal menunjukkan persentase 20, sedangkan target yang diharapkan
peneliti pada siklus I mencapai 30 dan pada siklus II 45. Indikator keaktifan kedua yaitu siswa terlibat dalam pemecahan masalah, pada
kondisi awal 20, lalu pada siklus I diharapkan naik menjadi 30, hingga pada siklus II naik lagi mencapai 45. Indikator keaktifan ketiga adalah
bertanya pada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya, dengan kondisi awal 20, lalu pada siklus I peneliti
menargetkan 30, sedangkan pada siklus II peneliti mengambil target 45. Indikator keaktifan yang keempat yaitu berusaha mencari berbagai
informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, kondisi awal menunjukkan 20, lalu pada siklus I diharapkan mencapai target 30,
hingga pada siklus II mencapai target 45. Indikator keaktifan yang terakhir adalah melaksanakan diskusi kelompok, kondisi awal hanya 10,
lalu target indikator keberhasilan pada siklus I 20, dilanjutkan target siklus II mencapai 45. Untuk indikator prestasi belajar siswa untuk rata-
rata nilai lembar kerja siswa dan ulangan harian pada kondisi awal adalah 54,29 dengan target keberhasilan pada siklus I mencapai 73 dan pada
siklus II mencapai 80. Siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal hanya 29, target keberhasilan pada siklus I diharapkan mencapai 50
dan 60 untuk siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian membahas tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Pada bagian pembahasan, peneliti membahas tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam penelitian ini meliputi deskripsi tindakan yang dilakukan peneliti, hasil keaktifan belajar siswa, dan hasil presatasi belajar
siswa.
1. Deskripsi Tindakan a. Siklus I
Deskripsi penelitian siklus I dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut pemaparan
yang dilakukan peneliti. 1 Perencanaan tindakan
Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat permasalahan dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran
Matematika. Observasi dilakukan di kelas III SD Negeri Denggung. Hasil observasi menunjukkan adanya permasalahan
dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang muncul yaitu rendahnya keaktifan belajar siswa, sehingga menyebabkan