31
Jangka waktu uji fungsi peralatan lampu darurat yang menggunakan sistem tenaga batterai harus dilakukan pada setiap 30 hari, selama 30 detik.
Uji tahunan harus dilakukan dengan waktu uji selama 1½ jam. Peralatan harus beroperasi penuh selama jangka waktu pengujian.
F. Pengendalian Asap
Perambatan asap disebabkan oleh perbedaan tekanan karena adanya perbedaan suhu ruangan dan dampak timbunan asap yang mencari jalan
keluar. Asap dapat tersedot melalui lubang vertikal pada bangunan seperti ruang tangga, shaft, atau atrium dan menjalar secara horizontal. Perambatan
asap dapat menyebabkan terjadinya pemanasan lebih awal sebelum api menjalar ke tempat itu sehingga memicu timbulnya titik api baru. Selain itu,
asap yang ditimbulkan menghalangi petugas pemadam kebakaran dalam menemukan titik permasalahannya.
Pengendalian asap dapat dilakukan dengan beberapa cara Depnaker ILO 1987 yaitu:
1. Melemahkan dilution yaitu dengan cara memberikan ventilasi untuk
memasukan udara segar dari luar dan memberikan saluran asap. Jendela dan pintu yang dapat dibuka sebanding dengan 10 luas lantai.
2. Menghabiskan exhaust yaitu memberikan peralatan mekanis untuk
mengendorkanmenyedot asap dan terintegrasi dengan sistem tata udara. 3.
Membatasi yaitu memasang sarana penghambat asap untuk mencegah menjalarnya asap ke suatu daerah.
Gambar 2.14 Tirai penghalang asap Sumber : Juwana, Jimmy S, 2005
Universitas Sumatera Utara
32
4. Tekanan udara yaitu tempat-tempat jalur pelarian seperti koridor dan
ruang tangga harus bebas dari asap dan gas dengan cara memberikan tekanan udara.
Gambar 2.15 Pengendalian asap pada bangunan tinggi Sumber : Juwana, Jimmy S, 2005
Persyaratan pengendalian asap pada bangunan tinggi yang mempunyai atrium di dalamnya adalah :
a Pintu keluar yang berada pada sekeliling atrium harus menggunakan
pintu tahan api. b
Bangunan dengan fungsi hotel, apartemen dan asrama hanya boleh mempunyai atrium maksimal 110 m² dan dilengkapi dengan pintu keluar
yang tidak menuju atrium. c
Adanya pemisahan vertikal, sehingga lubang atrium maksimal terbuka setinggi tiga lantai.
d Pemisahan vertikal ini berlaku pula bagi ruang pertemuan dengan
kapasitas 300 orang atau lebih dan perkantoran yang berada di bawah apartemen, hotel, atau asrama.
e Mezanin dibuat dengan bahan yang tahan api sekurang-kurangnya 2 jam.
f Ruangan yang bersebelahan dengan mezanin dibuat dengan bahan tahan
api sekurang-kurangnya satu jam. g
Jarak dari lantai dasar ke lantai mezanin minimal 2,2 meter. h
Mezanin tidak boleh terdiri dari dua lantai. 10 dari luas mezanin dapat ditutup misalnya untuk kamar kecil, ruang utilitas dan kompartemen.
i Ruang mesanin yang tertutup harus mempunyai dua pintu keluar. Jarak
tempuh antar pintu keluar maksimum adalah 35 meter.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono 2004 adalah suatu cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan sehingga dapat memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Jenis-jenis penelitian menurut Sugiyono 2007 dapat dibedakan menurut jenis dan analisa data, tingkat eksplanasi, metode dan tujuannya. Berdasarkan
jenis dan analisa data penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif dan penelitian asosiatif. Berdasarkan metode penelitian dapat dibedakan menjadi 8
yaitu penelitian survey, penelitian expost facto, penelitian eksperimen, penelitian naturalisme, penelitian kebijakan, penelitian tindakan, penelitian evaluasi, dan
penelitian sejarah, sedangkan jenis penelitian menurut tujuannya terbagi atas 2 yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan.
Pada penelitian ini akan membahas tentang sistem proteksi kebakaran secara pasif pada bangunan hotel Danau Toba Internasional, maka jenis penelitian yang
digunakan dalam mencapai tujuan penelitian ini adalah penelitian terapan yaitu dengan memecahkan permasalahan-permasalahan sistem proteksi kebakaran pasif
yang terdapat pada bangunan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam tingkat
eksplanasinya adalah
penelitian deskriptif,
dimana jenis
ini menjelaskanmendeskripsikan fakta-fakta tentang sistem proteksi pasif yang
terdapat pada hotel Danau Toba Internasional dan menggunakan penelitian komparatif yang bersifat membandingkan yaitu membandingkan sistem proteksi
pasif yang terdapat pada bangunan hotel Danau Toba dengan standart teori yang sudah ditentukan. Untuk menganalisa datanya, jenis penelitian yang digunakan
Universitas Sumatera Utara