7
Tabel 2.1 Klasifikasi kebakaran
Kelas Kebakaran
Pemadaman
Bahan bakar padat bukan logam. Contoh : kertas, kayu, plasitik,dll.
Air, uap air, pasir, busa, CO
2
, serbuk kimia kering, cairan
kimia Bahan bakar gascairan.
Contoh : amoniak, solar, dll. CO
2
, serbuk kimia kering, busa
Instalasi listrik bertegangan. Contoh : arus pendek, dll
CO
2
, serbuk kimia kering, uap air
Bahan bakar logam. Contoh : tembaga, besi, baja, dll.
Serbuk kimia sodium klorida, grafit
Bahan-Bahan Radioaktif belum diketahui secara
spesifik Lemak dan minyak masakan
Cairan kimia, CO
2
Sumber :Kusdono Pringgodani, 2008
2.1.3 Bahaya Kebakaran
Bahaya kebakaran menurut Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
26PRTM2008 adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial
dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. Kebakaran yang terjadi sering
mengakibatkan kecelakaan yang berkelanjutan, adapun bahaya yang disebabkan dari peristiwa kebakaran yang dihasilkan yaitu:
1. Bahaya Panas
Pada saat terjadinya kebakaran, panas yang ditimbulkan akan mengalami perpindahan dengan berbagai cara yaitu:
a. Radiasi yaitu perpindahan panas yang memancar ke segala arah.
b. Konduksi yaitu perpindahan panas melalui benda logam perambatan
panas. c.
Konveksi yaitu perpindahan panas yang menyebabkan perbedaan tekanan udara.
Universitas Sumatera Utara
8
d. Loncatan bunga api yaitu suatu reaksi antara energi panas dengan udara
O
2
. 2.
Bahaya Asap Asap berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-
bahan yang mengandung unsur karbon. Ketebalan asap tergantung dari jenis bahan yang terbakar dan temperatur kebakaran tersebut.
3. Bahaya Ledakan
Bahaya ledakan dapat terjadi pada saat kebakaran. Jika di antara bahan- bahan yang terbakar terdapat bahan yang mudah meledak, misalnya terdapat
tabung-tabung gas bertekanan, maka dapat terjadi ledakan. 4.
Bahaya Gas Gas beracun yang biasanya dihasilkan oleh proses kebakaran yaitu
HCN, NO
2
, HCL dan lain-lain. Gas beracun tersebut dapat meracuni paru- paru dan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dan mata. Sedangkan
gas lain seperti CO
2
dan H
2
S dapat mengurangi kadar oksigen di udara.
2.1.4 Klasifikasi Bahaya Kebakaran
Klasifikasi kebakaran adalah penggelompokan atau pembagian kebakaran atas dasar jenis bahan bakarnya. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk
memudahkan usaha pencegahan dan pemadaman kebakaran. Menurut SNI 03- 3989-2000 menjelaskan bahwa potensi bahaya kebakaran dapat dikelompokan
menjadi : 1.
Bahaya kebakaran ringan Merupakan bangunan yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api lambat. Adapun jenis tempat kerja tersebut adalah
tempat ibadah, gedungruang perkantoran, gedungruang pendidkan, gedungruang Rumah Sakit, gedungruang Perhotelan, gedungruang
Restoran, dsb.
Universitas Sumatera Utara
9
2. Bahaya kebakaran sedang I
Merupakan bangunan yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, penimbunan yang mudah terbakar sedang bahan dengan
tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang. Adapun bangunan tersebut adalah tempat parkir, pabrik
elektronik, pabrik roti, pabrik barang bekas, pabrik minuman, dsb. 3.
Bahaya kebakaran sedang II Merupakan bangunan yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sehingga menjalarnya api sedang.
Adapun jenis bangunan tersebut adalah pabrik bahan makanan, percetakan dan penerbitan, bengkel mesin, gedung perpustakan, pabrik barang keramik,
pabrik barang kulit, dsb. 4.
Bahaya kebakaran sedang III Merupakan bangunan yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Adapun jenis bangunan tersebut adalah
bengkel mobil, pabrik lilin, pabrik plastik, pabrik sabun, pabrik ban, dsb. 5.
Bahaya kebakaran berat Merupakan bangunan yang mempunyai jumlah dan kemudian terbakar
tinggi, menyimpan bahan cair. Apabila terjadi kebakaran akan melepaskan panas yang tinggi dan penjalaran api yang cepat. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah bangunan komersial dan bangunan industri seperti: Pabrik kimia, Pabrik kembang api, pabrik cat, pabrik karet buatan, dsb.
2.2 Bangunan Gedung