81
2 Luas lebih dari 18.000
m
2
, volume 108.000 m3 harus dilengkapi dengan
sprinkler, dikelilingi jalan masuk kendaraan
dan sistem pembuangan asap otomatis
_ _
Sumber : Hasil olah data, 2014
Sesuai dengan keadaan kompartemenisasi bangunan hotel Danau Toba Internasional yaitu mempunyai luas kompartemenisasi tidak melebihi luas
maksimum yang ditentukan dan mempunyai jalan masuk kendaraan darurat yang melebih nilai minimum yang diminta, maka menurut kriteria penilaian audit
kebakaran dari Badan Penelitian dan Perkembangan PU Departemen Pekerjaan Umum termasuk dalam klasifikasi baik B.
4.3.3.3 Perlindungan Bukaan
Selanjutnya akan membahas perlindungan bukaan yang termasuk dalam pembahasan sistem proteksi pasif. Bukaan merupakan lubang pada dinding atau
lubang utilitas seperti ducting AC, plumbing, dll yang harus dilindungi atau diberi penyetop apiasap untuk mencegah merambatnya apiasap ke ruang lainnya.
Perlindungan bukaan ini terdapat beberapa jenis sarana proteksi pada bukaan diantaranya pintu kebakaran, jendela kebakaran, pintu penahan asap dan
penutup api. Semua bukaan tersebut harus terlindungi dan mempunyai ketahanan terhadap api. Sarana proteksi pada pintu kebakaran dapat dilihat pada analisa
sistem proteksi pasif yang terdapat pada bangunan Hotel Danau Toba Internasional, bahwa pintu kebakaran yang tersedia pada bangunan tersebut
banyak yang tidak memenuhi persyaratan baik ukuran, material yang tidak tahan terhadap api, kelengkapan alat, dll. Dengan keadaan pintu kebakaran pada
bangunan ini, maka nilai integritas yang dimiliki dalam tingkat ketahanan apinya tidak lebih dari 2 jam yang artinya tidak sesuai dengan persyaratan. Selanjutnya
pintu penahan asap yang harus dibuat sedemikan rupa sehingga asap tidak akan melewati pintu dari sisi satu ke sisi lainnya. Persyaratan yang harus dipenuhi pada
Universitas Sumatera Utara
82
pintu penahan api ini adalah mampu menahan asap pada suhu 200 C selama 30
menit dengan ketebalan pintu padat 35 mm, pintu hanya dapat berputar pada satu sisi dan dilengkapi dengan alat penutup otomatis. Pintu penahan asap pada
bangunan hotel Danau Toba merupakan pintu darurat yang berperan dalam menahan asap, namun pada pintu darurat hotel ini tidak dilengkapi dengan alat
penutup otomatis sehingga tidak sesuai dengan persyaratan karena tanpa penutup otomatis, asap akan masuk kedalam ruang tangga tempat pengevakuasian yang
paling aman sehingga asap dalam ruang tersebut akan mengganggu penglihatan penghuni dalam melakukan pengevakuasian dan bersifat beracun. Selanjutnya
sarana proteksi pada bukaan penutup api yaitu harus memiliki tingkat ketahanan terhadap api, namun tingkat ketahanan api pada pintu penahan api hotel Danau
Toba ini tidak memenuhi persyaratan. Jalan keluarmasuk pada dinding tahan api ruang Tangga darurat pada
bangunan hotel Danau Toba Internasional memiliki ukuran lebar pintu masuk 1,4 meter dan lebar pintu keluar 90 cm yang tidak melebih ½ dari panjang dinding
tahan api panjang ruang tangga darurat. Pintu kebakaran disatu sisi dan pintu penutup disisi lainya memiliki tingkat isolasi minimal 30 menit dan pada pintu
tersebut tidak dilengkapi dengan penutup otomatis serta tidak dilengkapi detektor asappanas yang berjarak tidak lebih dari 1,5 meter dari dinding kebakaran.
Berikut penilaian perlindungan bukaan hotel Danau Toba Internasional sesuai dengan persyaratan Pustlitbang.
Tabel 4.18 Analisa perlindungan bukaan hotel Danau Toba Internasional
No. Persyaratan
Hasil Penelitian Kesesuaian
1 Bukaan harus
dilindungi dan diberi penyetop api
Bukaan terbuat dari bahan yang mudah terbakar
kayu dan tidak dilindungi dengan penyetop api
Tidak sesuai
Universitas Sumatera Utara
83
2
Sarana proteksi pada bukaan terdiri
dari pintu kebakaran, jendela
kebakaran, pintu penahan asap dan
penutup api harus sesuai dengan
standart pintu kebakaran
Daun pintu dapat
berputar disatu sisi dengan ketebalan
pintu minimal 35mm
Pintu mampu
menahan asap 200
o
C
Sarana proteksi bukaan yang terdapat banyak
yang tidak memenuhi nilai standart.
Pintu kebakaran dapat
berputar pada satu sisi dan memiliki ketebalan
50mm
Pintu tidak mampu menahan asap karena
tidak dilengkapi dengan penutup otomatis.
Tidak sesuai
3 Jalan keluarmasuk
dinding tahan api ruang tangga darurat
harus:
Lebar bukaan pintu keluar harus tidak
lebih ½ dari panjang dinding
tahan api
Tingkat isolasi penjalaran panas
minimal 30 menit
Pintu harus menutup sendiri
otomastis
Lebar bukaan pintu maksimal 1,4 meter dan
tidak melebih ½ dari panjang dinding tahan
api
Bukaan memiliki tingkat isolasi yang
rendah
Pintu tidak dilengkapi dengan penutup
otomatis Tidak sesuai
Sumber : Hasil olah data, 2014
Universitas Sumatera Utara
84
Sesuai dengan keadaan dilapangan, bangunan hotel Danau Toba Internasional, kurang memperhatikan perlindungan terhadap bukaan baik pada
bukaan vertikal maupun pada sarana bukaan lainnya seperti pintu kebakaran, pintu penahan asap dan pintu penahan api. Menurut kriteria penilaian dari Badan
Penelitian dan Perkembangan PU Departemen Pekerjaan Umum , maka perlindungan bukaan pada bangunan hotel Danau Toba Internasional termasuk
dalam klasifikasi kurang baik K karena tidak memenuhi semua kriteria persyaratan penilaian.
Dari hasil pembahasan di atas mengenai sistem proteksi pasif yang terdapat pada bangunan hotel Danau Toba Internasional maka hasil pembobotan penilaian
komponen tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Hasil perhitungan pembobotan dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 4.22 Diagram bobot penilaian sistem proteksi pasif Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
Berdasarkan gambar di atas, maka hasil rata-rata penilaian sistem proteksi pasif pada bangunan hotel Danau Toba Internasional menurut Badan Penelitian
dan Perkembangan PU Departemen Pekerjaan Umum adalah 87,20 dan termasuk dalam klasifikasi baik B. Sistem proteksi pasif yang terdapat pada
bangunan ini memiliki struktur yang tahan terhadap api dan berfungsi dengan baik, namun terdapat beberapa sub komponen yang kurang sehingga fungsi ruang
Universitas Sumatera Utara
85
menjadi tidak optimal karena kurangnya kapasitas yang telah ditetapkan dalam desainspesifikasi.
Dari pembahasan di atas mengenai komponen sistem proteksi pasif yang terdiri dari kelengkapan tapak, sarana penyelamatan dan sistem proteks pasif,
maka penilaian keandalan sistem proteksi pasif hotel Danau Toba Internasional sesuai dengan persamaan 2 adalah 87,53 dan termasuk dalam klasifikasi baik
B. Berikut grafik nilai keandalan sistem proteksi pasif menurut Pustlibang dan keadaan hotel Danau Toba Internasional.
Gambar 4.23 Diagram nilai keandalan sistem proteksi pasif hotel Danau Toba Internasional
Sumber : Hasil olah data, 2014
Universitas Sumatera Utara
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil observasi dan pembahasan sistem proteksi pasif mengenai sarana penyelamatan yang terdapat pada bangunan hotel Danau Toba
Internasional adalah terdapat beberapa sistem proteksi pasif yang tidak memenuhi standar yang ditentukan, seperti ukuran minimal yang tidak terpenuhi, material
yang digunakan tidak tahan terhadap api dan jarak maksimal perletakkan yang masih melebihi nilai maksimal. Adapun rincian dari komponen-kompenen sistem
tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Tangga darurat yang terdapat pada bangunan hotel ini sudah memenuhi persyaratan yang ada, namun ada beberapa persyaratan seperti lebar tangga
dan jarak pencapaian salah satu tangga daruratnya tidak memenuhi standart. 2.
Pintu darurat yang terdapat pada bangunan hotel ini banyak yang tidak memenuhi persyaratan teknis baik warna, perlengkapan alat, material maupun
ukuran. 3.
Pengendalian asap pada bangunan hotel ini tidak menggunakan sistem tata udara otomatis untuk mengatur pembuangan asap saat terjadi kebakaran,
tetapi hanya menggunakan tata udara alami yaitu melalui jendela. 4.
Sarana jalan keluar bangunan yang terdapat pada hotel ini adalah sirkulasi koridor hotel tersebut. Material yang digunakan sarana jalan keluar tersebut
merupakan bahan yang mudah terbakar dan pengekspos panas yang tinggi sehingga tidak aman untuk dijadikan sebagai sarana jalan keluar.
5. Perletakan tanda petunjuk eksit sangat jelas pada bangunan ini, namun tidak
dilengkapi dengan pencahayaan buatan sehingga pada saat lampu mati tanda petunjuk ini hanya mengandalkan pencahayaan darurat dari koridor tersebut.
6. Pencahayaan darurat yang terdapat pada bangunan ini juga cukup menerangi
saat terjadi pemadam listrik ketika terjadi kebakaran, karena disetiap ruang tangga dan koridor dilengkapi dengan pencahayaan darurat ini.
Universitas Sumatera Utara