9
2. Bahaya kebakaran sedang I
Merupakan  bangunan  yang  mempunyai  jumlah  dan  kemudahan terbakar  rendah,  penimbunan  yang  mudah  terbakar  sedang  bahan  dengan
tinggi  tidak  lebih  dari  2,5  meter  dan  apabila  terjadi  kebakaran  melepaskan panas  sedang.  Adapun  bangunan  tersebut  adalah  tempat  parkir,  pabrik
elektronik, pabrik roti, pabrik barang bekas, pabrik minuman, dsb. 3.
Bahaya kebakaran sedang II Merupakan  bangunan  yang  mempunyai  jumlah  dan  kemudahan
terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sehingga menjalarnya api sedang.
Adapun  jenis  bangunan  tersebut  adalah  pabrik  bahan  makanan,  percetakan dan penerbitan, bengkel  mesin, gedung perpustakan, pabrik barang keramik,
pabrik barang kulit, dsb. 4.
Bahaya kebakaran sedang III Merupakan  bangunan  yang  mempunyai  jumlah  dan  kemudahan
terbakar  tinggi,  dan  apabila  terjadi  kebakaran  melepaskan  panas  tinggi, sehingga  menjalarnya  api  cepat.  Adapun  jenis  bangunan  tersebut  adalah
bengkel mobil, pabrik lilin, pabrik plastik, pabrik sabun, pabrik ban, dsb. 5.
Bahaya kebakaran berat Merupakan bangunan  yang mempunyai  jumlah dan kemudian terbakar
tinggi,  menyimpan  bahan  cair.  Apabila  terjadi  kebakaran  akan  melepaskan panas  yang  tinggi  dan  penjalaran  api  yang  cepat.  Yang  termasuk  dalam
kelompok  ini  adalah  bangunan  komersial  dan  bangunan  industri  seperti: Pabrik kimia, Pabrik kembang api, pabrik cat, pabrik karet buatan, dsb.
2.2 Bangunan Gedung
2.2.1  Defenisi Bangunan Gedung
Bangunan Gedung
menurut Menteri
Pekerjaan Umum
Nomor: 45PRTM2007 merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan  tempat  dan  kedudukannya,  Sebagian  atau  seluruhnya  berada  di  atas  dan atau  di  dalam  tanah  dan  atau  air,  yang  berfungsi  sebagai  tempat  manusia
Universitas Sumatera Utara
10
melakukan kegiatan, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan  usaha,  kegiatan  sosial,  budaya,  maupun  kegiatan  khusus.  Sedangkan
menurut  UU  No.28  Tahun  2002  bangunan  gedung  didefenisikan  sebagai  wujud fisik  hasil  pekerjaan  konstruksi  yang  menyatu  dengan  tempat  kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas danatau di dalam tanah danatau air, yang berfungsi sebgai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau
tempat  tinggal,  kegiatan  keagamaan,  kegiatan  usaha,  kegiatan  sosial,  budaya, maupun kegiatan khusus.
2.2.2  Klasifikasi Bangunan Gedung
Klasifikasi  Bangunan  Gedung  adalah  klasifikasi  dari  fungsi  bangunan gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan
teknisnya.  Berdasarkan  Keputusan  Meteri  Pekerjaan  Umum  No.  10KPTS2000, tentang  pengamanan  terhadap  bahaya  kebakaran  pada  bangunan  gedung  dan
lingkungan membagi kelas bangunan menjadi beberapa kelas, yaitu: 1.
Kelas 1 : Bangunan gedung hunian biasa a.
Kelas 1a : Bangunan hunian tunggal yang berupa satu rumah tinggal, dan satu  atau  lebih  bangunan  hunian  gandeng,  yang  masing-masing
bangunannya dipisahkan dengan suatu dinding tahan api, termasuk rumah deret, rumah taman, unit town house,villa.
b. Kelas 1b : rumah asramakost, rumah tamu, hotel, atau sejenis-nya dengan
luas total lantai kurang dari 300 m
2
dan tidak ditinggali lebih dari 12 orang secara  tetap,  dan  tidak  terletak  diatas  atau  dibawah  bangunan  hunian  lain
atau bangunan kelas lain selain tempat garasi pribadi. 2.
Kelas 2 : Bangunan gedung hunian yang terdiri dari 2 atau lebih unit hunian yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah.
3. Kelas 3 :  Bangunan  gedung hunian diluar bangunan  gedung kelas 1 dan 2,
yang  umum  digunakan  sebagai  tempat  tinggal  lama  atau  sementara  oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan, termasuk:
a. Rumah asrama, rumah tamu, losmen
b. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel
Universitas Sumatera Utara
11
c. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu sekolah
d. Panti untuk orang berumur, cacat, atau anak-anak
e. Bagian  untuk  tempat  tinggal  dari  suatu  bangunan  perawatan  kesehatan
yang menampung karyawan-karyawannya. 4.
Kelas 4 : Bangunan gedung hunian campuran merupakan tempat tinggal yang berada didalam suatu bangunan kelas 5, 6, 7, 8, atau 9 dan merupakan tempat
tinggal yang ada dalam bangunan tersebut. 5.
Kelas  5  :  Bangunan  gedung  kantor  merupakan  bangunan  gedung  yang dipergunakan
untuk tujuan-tujuan
usaha professional,
pengurusan administrasi, atau usaha komersial, diluar bangunan kelas 6, 7, 8, atau 9.
6. Kelas 6 : Bangunan gedung perdagangan merupakan bangunan gedung  toko
atau bangunan lain yang dipergunakan untuk tempat penjualan barang-barang secara  eceran  atau  pelayanan  kebutuhan  langsung  kepada  masyarakat,
termasuk: a.
Ruang makan, kafe, restoran b.
Ruang makan malam, bar, took atau kios sebagai bagian dari suatu hotel c.
Tempat potong rambutsalon, tempat cuci umum d.
Pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel. 7.
Kelas  7  :  Bangunan  gedung  penyimpanangudang  merupakan  bangunan gedung yang dipergunakan penyimpanan, termasuk tempat parkir umum dan
gudangtempat pamer barang-barang produksi untuk dijual atau cuci gudang. 8.
Kelas  8  :  Bangunan  gedung  laboratoriumindustripabrik  merupakan bangunan  gedung  laboratorium  dan  bangunan  yang  dipergunakan  untuk
tempat  pemrosesan  suatu  produksi,  perakitan,  perubahan,  perbaikan, pengepakan,  finishing,  atau  pembersihan  barang-barang  produksi  dalam
rangka perdagangan atau penjualan. 9.
Kelas  9  :  Bangunan  gedung  umum  merupakan  bangunan  gedung  yang dipergunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat umum, yaitu:
a. Kelas  9a  :  Bangunan  perawatan  kesehatan,  termasuk  bagian-bagian  dari
bangunan tersebut yang berupa laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
12
b. Kelas  9b  :  Bangunan  pertemuan,  termasuk  bengkel  kerja,  laboratorium
atau  sejenisnya  di  sekolah  dasar  atau  sekolah  lanjutan,  hall,  bangunan peribadatan,  bangunan  budaya  atau  sejenis,  tetapi  tidak  termasuk  setiap
bagian dari bangunan yang merupakan kelas lain. 10.
Kelas 10 : Banguan gedung atau struktur yang bukan hunian a.
Kelas  10a  :  bangunan  gedung  bukan  hunian  yang  merupakan  garasi pribadi, carport atau sejenisnya.
b. Kelas  10b  :  Struktur  yang  berupa  pagar,  tonggak,  antena,  dinding
penyangga atau  dinding yang berdiri bebas, kolam renang atau sejenisnya. 11.
Bangunan-bangunan  yang  tidak  diklasifikasikan  khusus  :  bangunan  gedung atau  bagian  dari  bangunan  gedung  yang  tidak  termasuk  dalam  klasifikasi
bangunan 1 s.d. 10 tersebut, dalam Pedoman Teknis ini dimaksudkan dengan klasifikasi yang mendekati sesuai peruntukannya.
12. Bangunan gedung yang penggunaannya insidentil : bagian bangunan gedung
yang penggunaannya insidentil dan sepanjang tidak mengakibatkan gangguan pada  bagian  bangunan  gedung  lainnya,  dianggap  memiliki  klasifikasi  yang
sama dengan bangunan utamanya. 13.
Klasifikasi  jamak  :  bangunan  gedung  dengan  klasifikasi  jamak  adalah  bila beberapa bagian dari bangunan harus diklasifikasikan secara terpisah, dan:
a. Bila bagian bangunan  yang memiliki fungsi berbeda tidak melebihi 10
dari  luas  lantai  dari  suatu  tingkat  bangunan,  dan  bukan  laboratorium, klasifikasinya disamakan dengan klasifikasi bangunan utamanya.
b. Kelas-kelas 1a, 1b, 9a, 9b, 10a dan 10b adalah klasifikasi yang terpisah.
c. Ruang-ruang  pengelolah,  ruang  mesin,  ruang  boiler  atau  sejenisnya
diklasifikasikan sesuai bagian bangunan dimana ruang tersebut terletak.
Universitas Sumatera Utara
13
2.3 Hotel