Defenisi Kebakaran Klasifikasi Kebakaran

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebakaran

2.1.1 Defenisi Kebakaran

Menurut National Fire Protection Association NFPA, kebakaran sebagai peristiwa oksidasi dimana bertemunya tiga unsur yaitu bahan bakar yang dapat terbakar, oksigen yang terdapat diudara dan panas yang dapat berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan kematian. Menurut Perda DKI No 3 tahun1992, secara umum kebakaran adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda. Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebakaran merupakan nyala api yang terjadi karena tiga unsur bertemu pada suatu komposisi waktu yang tidak dikehendaki dan bersifat merugikan.

2.1.2 Klasifikasi Kebakaran

Klasifikasi kebakaran merupakan penggolongan atau pembagian jenis kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar. Pembagian atau penggolongan ini bertujuan agar diperoleh kemudahan dalam menetukan cara pemadamannya. Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01Men1980 yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas A,B,C, dan D, sedangkan menurut NFPA klasifiksi kebakaran terdapat 5 kelas yaitu A, B, C, D, dan K. adapun beberapa negara lainnya menetapkan klasifikasi kebakaran dengan menambah jenis kelas E. Klasifikasi kebakaran dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 7 Tabel 2.1 Klasifikasi kebakaran Kelas Kebakaran Pemadaman Bahan bakar padat bukan logam. Contoh : kertas, kayu, plasitik,dll. Air, uap air, pasir, busa, CO 2 , serbuk kimia kering, cairan kimia Bahan bakar gascairan. Contoh : amoniak, solar, dll. CO 2 , serbuk kimia kering, busa Instalasi listrik bertegangan. Contoh : arus pendek, dll CO 2 , serbuk kimia kering, uap air Bahan bakar logam. Contoh : tembaga, besi, baja, dll. Serbuk kimia sodium klorida, grafit Bahan-Bahan Radioaktif belum diketahui secara spesifik Lemak dan minyak masakan Cairan kimia, CO 2 Sumber :Kusdono Pringgodani, 2008

2.1.3 Bahaya Kebakaran