Jenis Tanda Menurut Charles S. Pierce

Gambar penunjuk jalan di atas merupakan indeks karena langsung menunjuk pada kedekatan realitas yang diacunya. Berdasarkan kedekatan dengan realitas tersebut, maka para pengguna tanda langsung dapat memahami arah jalan yang akan dituju ketika melihat penunjuk jalan tersebut. C. Simbol Symbol Simbol symbol adalah tanda yang representamennya merujuk pada objek tertentu. Simbol terbentuk melalui konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan objeknya, yang oleh Ferdinand de Saussure dalam Budiman 2011:80 dikatakan sebagai sifat tanda yang arbitrerthe arbitrary character of the sign. Berikut ini contohnya. 20 Lampu lalu lintas terdiri dari tiga warna, yaitu lampu yang berwarna merah, lampu yang berwarna kuning, dan lampu yang berwarna hijau. Ketiga warna tersebut memiliki arti yang berbeda-beda. Lampu lalu lintas berwarna merah memberi tanda harus berhenti. Lampu lalu lintas berwarna kuning memberi tanda agar masyarakat hati-hati dalam berkendara dan lampu lalu lintas berwarna hijau memberi tanda agar para pengendara segera melajukan kendaraannya. Ketiga warna pada lampu lalu lintas tersebut sudah disepakati bersama oleh para pengguna jalan, sehingga para pengguna jalan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan jika salah satu dari ketiga lampu itu menyala. 21 Gambar gelas dan ular mengacu pada toko obat apotek. Simbol ini telah disepakati bersama sebelumnya sehingga simbol ini menjadi tidak asing lagi bagi banyak orang.

1.6.3 Pengertian dan Jenis Tuturan

Wijana dan Leech mengemukakan teorinya mengenai jenis-jenis tuturan. Berdasarkan modusnya, Wijana 1996:30 membagi tuturan menjadi dua jenis, yaitu tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Berdasarkan tujuan sosial, Leech 1993:162 membagi tuturan menjadi empat jenis, yaitu tuturan kompetitif compettitive, tuturan menyenangkan convivial, tuturan bekerja sama collaborative, dan tuturan bertentangan conflictive. Berikut ini dipaparkan satu per satu.

1.6.3.1 Jenis Tuturan Berdasarkan Modus

Secara formal, berdasarkan modusnya, tuturan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Berdasarkan kedua jenis tuturan tersebut, jenis kalimat atau tuturan yang terdapat tanda verbal dan gabungan antara tanda verbal dan tanda nonverbal di fasilitas umum dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kalimat yang bermaksud menyuruh dan melarang. Berikut ini dipaparkan satu per satu.

1.6.3.1.1 Tuturan Langsung

Berikut ini dipaparkan macam-macam jenis tuturan langsung. 22 ANDA MASUK KAWASAN RW. HARAP SOPAN. DILARANG NGEBUT. 23 HARAP PELAN-PELAN Contoh 22 merupakan jenis tuturan langsung. Berdasarkan maksud kalimatnya, tuturan tersebut merupakan jenis tuturan langsung melarang untuk ngebut dan ugal-ugalan saat berkendara. Contoh 23 merupakan jenis tuturan langsung. Berdasarkan maksud kalimatnya, tuturan tersebut merupakan jenis tuturan langsung yang bermaksud menyuruh untuk hati-hati dan pelan-pelan dalam berkendara.

1.6.3.1.2 Tuturan Tidak Langsung

Tuturan tidak langsung ialah tuturan yang diutarakan secara tidak langsung biasanya tidak dijawab secara langsung, tetapi harus segera dilakukan maksud yang terimplikasi didalamnya Wijana, 1996:31. Berikut ini contohnya. 24 ANDA SOPAN BERKENDARAAN KAMI HORMAT. ANDA SOPAN KAMI SEGAN. 25 ANDA MEMASUKI KAWASAN SOPAN BERKENDARA Contoh 24 dan 25 diatas merupakan tuturan tidak langsung karena ada maksud yang terimplikasi di dalam tuturan tersebut. Secara tidak langsung, tuturan 24 dibuat agar pengendara pengguna tanda dapat saling menghormati satu sama lain, terutama dalam hal berkendara. Berdasarkan maksud kalimatnya,

Dokumen yang terkait

ANALISA PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN) (Studi Kasus: Jalan Laksda Adisucipto Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

1 6 83

SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 12

II. TINJAUAN PUSTAKA KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 5 10

V. KESIMPULAN DAN SARAN KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 10

LAPORAN KEGIATAN PPL DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mrican Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.

2 10 161

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SMA NEGERI 1 DEPOK Jalan Babarsari, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 18 Juli 2016 s/d 15 September 2016.

1 17 486

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 DEPOK JALAN BABARSARI, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TELP. (0274) 485794 15 Juli – 15 September 2016.

0 5 258

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 DEPOK Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 15 Juli-15 September 2016.

0 0 278

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN EKIVALEN DESA CATURTUNGGAL KECAMATAN DEPOK DAN DESA KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 0 6

PENGARUH FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA WARNET CHANET DI CATUR TUNGGAL KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 23