Gambar penunjuk jalan di atas merupakan indeks karena langsung menunjuk pada kedekatan realitas yang diacunya. Berdasarkan kedekatan dengan
realitas tersebut, maka para pengguna tanda langsung dapat memahami arah jalan yang akan dituju ketika melihat penunjuk jalan tersebut.
C. Simbol Symbol
Simbol symbol adalah tanda yang representamennya merujuk pada objek tertentu. Simbol terbentuk melalui konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya
kaitan langsung diantara representamen dan objeknya, yang oleh Ferdinand de Saussure dalam Budiman 2011:80 dikatakan sebagai sifat tanda yang
arbitrerthe arbitrary character of the sign. Berikut ini contohnya. 20
Lampu lalu lintas terdiri dari tiga warna, yaitu lampu yang berwarna merah, lampu yang berwarna kuning, dan lampu yang berwarna hijau. Ketiga
warna tersebut memiliki arti yang berbeda-beda. Lampu lalu lintas berwarna merah memberi tanda harus berhenti. Lampu lalu lintas berwarna kuning
memberi tanda agar masyarakat hati-hati dalam berkendara dan lampu lalu lintas berwarna hijau memberi tanda agar para pengendara segera melajukan
kendaraannya. Ketiga warna pada lampu lalu lintas tersebut sudah disepakati bersama oleh para pengguna jalan, sehingga para pengguna jalan sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan jika salah satu dari ketiga lampu itu menyala.
21
Gambar gelas dan ular mengacu pada toko obat apotek. Simbol ini telah disepakati bersama sebelumnya sehingga simbol ini menjadi tidak asing lagi bagi
banyak orang.
1.6.3 Pengertian dan Jenis Tuturan
Wijana dan Leech mengemukakan teorinya mengenai jenis-jenis tuturan. Berdasarkan modusnya, Wijana 1996:30 membagi tuturan menjadi dua jenis,
yaitu tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Berdasarkan tujuan sosial, Leech 1993:162 membagi tuturan menjadi empat jenis, yaitu tuturan kompetitif
compettitive, tuturan menyenangkan convivial, tuturan bekerja sama collaborative, dan tuturan bertentangan conflictive. Berikut ini dipaparkan
satu per satu.
1.6.3.1 Jenis Tuturan Berdasarkan Modus
Secara formal, berdasarkan modusnya, tuturan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Berdasarkan kedua jenis
tuturan tersebut, jenis kalimat atau tuturan yang terdapat tanda verbal dan gabungan antara tanda verbal dan tanda nonverbal di fasilitas umum dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu kalimat yang bermaksud menyuruh dan melarang. Berikut ini dipaparkan satu per satu.
1.6.3.1.1 Tuturan Langsung
Berikut ini dipaparkan macam-macam jenis tuturan langsung. 22
ANDA MASUK KAWASAN RW. HARAP SOPAN. DILARANG NGEBUT.
23 HARAP PELAN-PELAN
Contoh 22 merupakan jenis tuturan langsung. Berdasarkan maksud kalimatnya, tuturan tersebut merupakan jenis tuturan langsung melarang untuk
ngebut dan ugal-ugalan saat berkendara. Contoh 23 merupakan jenis tuturan langsung. Berdasarkan maksud kalimatnya, tuturan tersebut merupakan jenis
tuturan langsung yang bermaksud menyuruh untuk hati-hati dan pelan-pelan dalam berkendara.
1.6.3.1.2 Tuturan Tidak Langsung
Tuturan tidak langsung ialah tuturan yang diutarakan secara tidak langsung biasanya tidak dijawab secara langsung, tetapi harus segera dilakukan maksud
yang terimplikasi didalamnya Wijana, 1996:31. Berikut ini contohnya. 24
ANDA SOPAN BERKENDARAAN KAMI HORMAT. ANDA SOPAN KAMI SEGAN.
25 ANDA MEMASUKI KAWASAN SOPAN BERKENDARA
Contoh 24 dan 25 diatas merupakan tuturan tidak langsung karena ada maksud yang terimplikasi di dalam tuturan tersebut. Secara tidak langsung,
tuturan 24 dibuat agar pengendara pengguna tanda dapat saling menghormati satu sama lain, terutama dalam hal berkendara. Berdasarkan maksud kalimatnya,