74
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah diadakan pembahasan tentang jenis-jenis tanda di fasilitas umum dalam Bab II, jenis-jenis tuturan pada tanda verbal dan gabungan tanda verbal dan
nonverbal di fasilitas umum dalam Bab III, dan tingkat kesopanan jenis tuturan pada tanda verbal dan gabungan tanda verbal dan nonverbal di fasilitas umum
dalam Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, jenis-jenis tanda di fasilitas umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tanda verbal yang berupa tulisan,
tanda nonverbal yang berupa gambar, dan gabungan tanda verbal dan nonverbal yang berupa tulisan dan gambar.
Kedua, tuturan pada tanda verbal di faslitas umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan modus dan tujuan sosial. Berdasarkan modusnya, tuturan
dibedakan menjadi dua, yaitu tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Kedua jenis tuturan tersebut dibedakan lagi berdasarkan maksud kalimatnya, yaitu
menyuruh dan melarang. Berdasarkan tujuan sosialnya, tuturan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tuturan menyenangkan convivial, tuturan kolaboratif
collaborative, dan tuturan kompetitif competitive. Ketiga, berdasarkan modus dan maksud kalimatnya, tuturan tidak
langsung menyuruh memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi daripada tuturan langsung menyuruh, sedangkan tuturan tidak langsung melarang memiliki
tingkat kesopanan yang lebih tinggi daripada tuturan langsung melarang. Berdasarkan tujuan sosial, tuturan menyenangkan convivial memiliki tingkat
kesopanan yang lebih tinggi diantara tuturan bekerja sama
collaborative dan tuturan kompetitif competitive. Selanjutnya, tuturan bekerja sama collaborative memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi daripada
tuturan kompetitif competitive. Tuturan kompetitif competitive merupakan jenis tuturan yang memiliki tingkat kesopanan paling rendah.
5.2 Saran
Topik mengenai tuturan pada tanda verbal dan gabungan tanda verbal dan nonverbal di fasilitas umum dapat diperluas lagi permasalahannya. Sebagai
contoh, bila diperluas tidak hanya tuturan menurut Leech, tetapi juga dapat dikaji dengan tuturan menurut Searle. Sumber data juga dapat diperluas, misalnya data
dapat dicari diluar Kelurahan Caturtunggal. Selain itu, pembahasan tuturan tidak sebatas hanya berdasarkan tanda
verbal dan nonverbal saja, tetapi dapat dilihat dari hubungannya dengan maksud dan konteks tempat tanda tersebut berada.