Tuturan Kompetitif Competitive Jenis Tuturan Berdasarkan Tujuan Sosial

Contoh 62 merupakan tuturan kompetitif karena tujuan dibuatnya tuturan tersebut ialah untuk melarang masyarakat atau mitra tutur agar tidak berjualan di sepanjang jalan tempat tanda tersebut berada. Penutur menggunakan tuturan kompetitif pada tuturan tersebut agar terkesan lebih kasar supaya mitra tuturpengguna tanda mengetahui bahwa di jalan itu tidak diperbolehkan untuk berjualan. Dengan adanya kata dilarang yang terkesan kasar tidak ada keharmonisan yang terjalin antara penutur dan mitra tutur, sehingga tujuan sosial tidak tercapai. Contoh 63 merupakan tuturan kompetitf karena secara langsung penutur menyuruh mitra tutur untuk mengurangi kecepatan.Tuturan yang disampaikan secara langsung terkesan lebih kasar, sehingga muncul ketidakharmonisan antara penutur dan mitra tutur. Contoh 64 merupakan tuturan kompetitif yang secara tidak langsung menyuruh mitra tutur untuk berhati-hati dalam berkendaraan. Kata awas pada tuturan tersebut mengandung makna ancaman, namun bila dilihat secara keseluruhan tuturan tersebut memiliki maksud yang baik. Adanya makna ancaman dengan arti tuturan secara keseluruhan menyebabkan tuturan bersaing dengan tujuan sosial. Contoh 65 merupakan tuturan kompetitif yang secara langsung menyuruh mitra tutur untuk berhati-hati saat berkendaraan karena sering terjadi kecelakaan. Sama seperti contoh 64, kata awas pada tuturan 65 mengandung makna ancaman, namun bila dilihat secara keseluruhan tuturan tersebut memiliki maksud yang baik. Adanya makna ancaman dengan arti tindak tutur secara keseluruhan, menyebabkan tuturan bersaing dengan tujuan sosial. 54

BAB IV TINGKAT KESOPANAN JENIS TUTURAN TANDA VERBAL SERTA

GABUNGAN TANDA VERBAL DAN TANDA NONVERBAL PADA FASILITAS UMUM DI KELURAHAN CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4.1 Pengantar

Pada Bab III telah diuraikan jenis-jenis tuturan pada tanda verbal dan gabungan antara tanda vebal dan tanda nonverbal pada fasilitas umum. Dalam bab ini, dibahas tinkat kesopanan jenis-jenis tuturan yang telah diuraian pada Bab III. Pada 4.2 diuraikan tingkat kesopanan tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Pada 4.3 dibicarakan tingkat kesopanan pada tuturan konvivial, tuturan kolaboratif, tuturan kompetitif, dan tuturan konfliktif. Tingkat kesopanan tersebut dilihat dari enam maksim yang dikemukaan oleh Leech 1993:206, yaitu maksim kearifan taxt maxim, maksim kedermawanan generosity maxim, maksim pujian approbation maxim, maksim kerendahan hati modesty maxim, maksim kesepakatan agreement maxim, dan maksim simpati sympathy maxim.

4.2 Tingkat Kesopanan Jenis Tuturan Berdasarkan Modus Kalimat

Tingkat kesopanan jenis tuturan berdasarkan modus kalimatnya dibedakan menjadi dua, yaitu kesopanan pada tuturan langsung dan kesopanan pada tuturan tidak langsung. Berikut ini dijelaskan satu per satu

4.2.1 Kesopanan Tuturan Langsung

Kesopanan jenis tuturan langsung dibedakan menjadi dua, yaitu kesopanan jenis tuturan langsung menyuruh dan kesopanan jenis tuturan langsung melarang.

4.2.1.1 Kesopanan Jenis Tuturan Langsung Menyuruh

Berikut ini dipaparkan macam-macam kesopanan jenis tuturan langsung menyuruh. 66 PELAN-PELAN RAWAN KECELAKAAN. 67 HATI-HATI BANYAK YANG MENYEBRANG 68 HATI-HATI PERLINTASAN KERETA API 69 KURANGI KECEPATAN KENDARAAN ANDA Bila dilihat dari enam maksim kesopanan menurut Leech, contoh 66 memenuhi dua maksim, yaitu maksim kearifan dan maksim pujian. Memenuhi maksim kearifan karena tuturan diatas ditujukan pada orang lain, yaitu mitra tutur atau pengguna tanda. Tuturan tersebut memenuhi maksim pujian karena dengan adanya kata pelan-pelan pada tuturan tersebut, maka terciptalah sebuah penghormatan antara penutur dan mitra tutur. Dengan adanya kata pelan-pelan, maka tuturan tersebut dibuat untuk menyuruh pengguna tanda atau mitra tutur untuk pelan-pelan dan berhati-hati dalam berkendara karena sering terjadi kecelakaan.

Dokumen yang terkait

ANALISA PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN) (Studi Kasus: Jalan Laksda Adisucipto Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

1 6 83

SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 12

II. TINJAUAN PUSTAKA KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 5 10

V. KESIMPULAN DAN SARAN KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 10

LAPORAN KEGIATAN PPL DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mrican Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.

2 10 161

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SMA NEGERI 1 DEPOK Jalan Babarsari, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 18 Juli 2016 s/d 15 September 2016.

1 17 486

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 DEPOK JALAN BABARSARI, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TELP. (0274) 485794 15 Juli – 15 September 2016.

0 5 258

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 DEPOK Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 15 Juli-15 September 2016.

0 0 278

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN EKIVALEN DESA CATURTUNGGAL KECAMATAN DEPOK DAN DESA KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 0 6

PENGARUH FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA WARNET CHANET DI CATUR TUNGGAL KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 23