Tempat dan Waktu Penelitian Teknik Sampling Keterbatasan Penelitian

Skema pencarian subyek penelitian dapat dilihat pada gambar yaitu sebagai berikut: Gambar 2.Skema pencarian subyek penelitian.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta selama 3 bulan. Penelitian dilaksanakan pada minggu ke IV bulan November 2014, dilanjutkan pada minggu keempat bulan Desember 2014 dan Januari 2015. Perincian tempat dan waktu penelitian adalah sebagai berikut: a. Pengambilan data pertama dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014 dari pukul 09.00-11.30 WIB, bertempat di Aula Kantor Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. b. Pengambilan data kedua dilaksanakan pada bulan Desember 2014, dan pengambilan data ketiga dilaksanakan pada bulan Januari 2015 bertempat di Populasi umum ± 400 orang Populasi target 56 orang Hasil sampling 38 orang masuk kriteria eksklusi 6 orang Subyek penelitian 32 orang masing –masing tempat tinggal responden penelitian yang berlokasi di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

G. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Notoatmodjo,2012. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan identifikasi karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Notoatmodjo,2012; Sastroasmoro dan Ismael, 2011. Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Kuesioner yang berisi daftar yang berisikan 40 pernyataan mengenai pengertian antibiotika, cara memperoleh antibiotika, cara penggunaan antibiotika, aturan pakai antibiotika. pernyataan tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu pernyataan yang menunjukkan tingkat pengetahuan terdapat 20 pernyataan, sikap terdapat 10 pernyataan, dan tindakan terdapat 10 pernyataan. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal –hal yang diketahui Arikunto, 2010. 2. Materi presentasi yang berupa power point yang memuat materi tentang Antibiotika definisi antibiotika, cara penggunaan antibiotika, tempat mendapatkan antibiotika, resistensi antibiotika, dan upaya pencegahan resistensi antibiotika yang digunakan dalam seminar oleh nara sumber. Dalam kuesioner terdapat satu jenis pertanyaan mengenai fakta dan tiga jenis pernyataan yang terdiri dari pernyataan tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. 1. Pertanyaan mengenai fakta Bagian ini berisi mengenai fakta –fakta data demografi responden yang ada pada saat pengisisan kuesioner. Bagian ini diantaranya terdiri dari nama responden, rukun tetangga RTkampongdusundesa tempat responden tinggal, tingkat pendidikan terakhir responden, dan usia responden. 2. Pernyataan yang memuat aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan Pada penelitian kuesioner yang digunakan terdiri dari 40 aitem pernyataan yang di susun pada tahap awal penelitian. Aitem kuesioner yang diujikan adalah sebagai berikut: 1. Aspek Pengetahuan terdiri dari 20 aitem pernyataan yang terbagi dalam 10 aitem favorable dan 10 aitem unfavorable. Pokok bahasan aitem-aitem ini meliputi definisi antibiotika, cara penggunaan antibiotika, tempat mendapatkan antibiotika, resistensi antibiotika, dan upaya pencegahan resistensi antibiotika. 2. Aspek sikap terdiri dari 10 aitem pernyataan yang terbagi dalam 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Pokok bahasan yang dimasukkan dalam aspek ini meliputi motivasi belajar masyarakat mencari informasi tentang antibiotika, dan pemilihan penggunan antibiotika yang tepat. 3. Aspek tindakan berisi 10 aitem yang terdiri dari 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Pokok bahasan dalam aspek ini adalah penggunaan antibiotika, dan upaya pencegahan resistensi antibiotika. Aitem kuesioner ini secara terperinci dapat dilihat pada Tabel I berikut : Tabel I. Pernyataan favorable dan unfavorable aspek pengetahuan, sikap dan tindakan Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan Favorable Unfavorable Pengetahuan a.Definisi 3 1 dan 2 b.Cara penggunaan - 11 c.Aturan penggunaan antibiotika 6 dan15 4, 9, 17dan 20 d.Cara memperoleh antibiotika 8, dan 10 14 e.Tempat mendapatkan antibiotika 13 12 f. Resistensi antibiotika 7 dan 19 18 g.Pencegahan resistensi antibiotika. 5 16 Sikap a.Cara memperoleh informasi tentang antibiotika 6 dan 7 - b.Penggunaan antibiotika 5, 8, dan 9 1,2, 3, 4, dan 10 Tindakan a.Penggunaan antibiotika 4 dan 5 1, 2, 3, dan 6 b.Upaya pencegahan resistensi antibiotika 7, 8, dan 9 10 Aitem –aitem pernyataan di atas memiliki skor masing–masing untuk kemudian dapat diolah dengan uji statistik yang sesuai. Berikut rincian besar skor untuk masing –masing pernyataan. Tabel II. Besar skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan Skor Benar 1 Salah Tabel III. Besar skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Skor Pernyataan Favorable Skor Pernyataan Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak setuju 1 4

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal yang dilakukan adalah pencarian informasi mengenai jumlah pria lansia yang masih aktif di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Jumlah pria lansia yang masih aktif adalah pria lansia yang tergabung dalam komunitas atau organisasi lansia yang ada di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Hasil dari observasi awal adalah keputusan memilih Kelurahan Baciro sebagai lokasi penelitian dan pria lansia yang tergabung dalam komunitas lansia Kelurahan Baciro sebagai subyek penelitian. Peneliti memilih Kelurahan Baciro sebagai lokasi penelitian karena, Kelurahan Baciro terdiri dari 22 RW dan masing –masing RW memiliki perkumpulan lansia yang terorganisir dengan baik yaitu memiliki struktur kepengurusan yang jelas.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan izin pertama diajukan kepada Walikota Daerah Istimewa Yogyakarta untuk untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Surat izin penelitian dari Walikota Daerah Istimewa Yogyakarta ini dapat ditujukan kepada instansi pemerintah tertentu untuk keperluan penelitian dinas kesehatan, kelurahan, kecamatan, organisasi, dan memiliki batasan waktu yaitu dari tanggal 25 September 2014 sampai 25 Desember 2014, kemudian diperpanjang pada tanggal 23 Februari 2015 sampai 23 Mei 2015. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Kepala Camat Gondokusuman DIY untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian di Kecamatan Gondokusuman yaitu di Kelurahan Baciro, dan izin tersebut diperoleh dari Walikota DIY. Permohonan izin ketiga diberikan kepada Kepala Kelurahan Baciro untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian di kelurahan tersebut dan dapat melibatkan masyarakat di Kelurahan Baciro sebagai subyek dalam penelitian, serta untuk peminjaman ruangan di Kantor Kelurahan untuk digunakan dalam penelitian.Izin dari Kepala Kelurahan Baciro diperoleh pada tanggal 8 Oktober 2014. Permohonan izin keempat ditujukan kepada ketua Komunitas Lansia Kelurahan Baciro untuk memperoleh izin melibatkan lansia khususnya anggota pria lansia dalam peneitian.Permohonan izin ini diperoleh pada tanggal 14 Oktober 2014. Permohonan izin kelima ditujukan kepada ketua Komunitas Lansia RW yang ada di Kelurahan Baciro untuk melibatkan anggota lansia lansia khususnya anggota pria lansia dalam peneitian, serta membantu dalam hal mengundang para peserta seminar atau subyek penelitian dan observasi terkait kriteria inklusi yang ditetapkan.

3. Pembuatan kuesioner

Kuesioner yang dibuat terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian pertama memuat aspek pengetahuan tentang antibiotika. Tingkat pengetahuan tentang antibiotika diukur melalui pernyataan tentang cara memperoleh antibiotika dan tingkat pengetahuan umum tentang antibiotika pengertian umum, cara penggunaan, resistensi antibiotika, efek samping dengan jawaban “ya” dan “tidak”. Bagian kedua kuesioner mengenai sikap dan bagian ketiga mengenai tindakan penggunaan antibiotika. Pada bagian ini menggunakan skala Likert dengan pilihan “1” Sangat Setuju SS, “2” Setuju S, “3” Tidak Setuju TS, dan “4” Sangat Tidak Setuju STS.Item pernyataan pada bagian kedua ini dibuat 2 jenis pernyataan yaitu unfavourable dan favourable. Hal ini dilakukan untuk melihat konsistensi jawaban responden dalam setiap pernyataan.

4. Pencarian subyek penelitian

Waktu pencarian subyek penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Walikota Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kecamatan Gondokusuman, Kepala Kelurahan Baciro, dan Ketua Komunitas Lansia Kelurahan Baciro. Kemudian dari izin yang diterima diteruskan kepada Ketua Komunitas RW untuk memperoleh informasi lengkap terkait jumlah anggota lansia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir pria lansia yang ada di masing –masing RW di Kelurahan Baciro, data yang diperoleh digunakan untuk menentukan populasi target. Langkah selanjutnya adalah pencarian subyek penelitian menggunakan teknik sampling dengan mendatangi rumah masing –masing populasi target atau menemui pengurus di tempat populasi target tersebut dalam hal ini ketua RTRW, pengurus organisasi lansia. Peneliti mendatangi subyek penelitian kemudian menyampaikan maksud kedatangan, menjelaskan secara singkat gambaran penelitian yang akan dilakukan, serta menanyakan kesediaan subyek penelitian untuk terlibat di dalam penelitian, dengan memberikan undangan kepada subyek penelitian untuk menghadiri seminar yang akan dilaksanakan.

5. Uji validitas isi

Uji validitas isi ketiga aspek dilakukan bersamaan sehingga daftar rekomendasi dari setiap ahli ditindak lanjuti untuk setiap aspek. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini sebagai konfirmasi dari kuesioner sebelumnya. Hal ini dikarenakan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengembangan, yang sudah melalui tahap validitas isi lebih dari dua orang ahli di bidangnya. Terdapat seorang ahli yang terlibat hingga proses pengujian validitas konten, yaitu dosen di Fakultas Farmasi yang juga merupakan Kepala Program Studi Profesi Apoteker Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Uji pemahaman bahasa

Uji pemahaman bahasa dilakukan kepada 30 responden uji pemahaman bahasa yang memiliki kriteria yang serupa dengan kiteria yang ditetapkan dalam penelitian Umar, 2005. Uji pemahaman dalam penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sonosewu Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap maksud dan tujuan pernyataan yang dibuat oleh peneliti. Dari 40 butir-butir pernyataan kuesioner yang diujikan, terdapat beberapa butir pernyataan yang dinilai sulit dipahami oleh responden. Berikut hasil pengujian Pemahaman Bahasa pada responden.dipaparkan pada tabel IV. Tabel IV. Pernyataan pada Tiap Aspek Kuesioner yang Sulit Dipahami oleh Lay People No Aspek Pernyataan 1 Pengetahuan 1,7, 11,14

2 Sikap

8

3 Tindakan

10 Butir-butir pernyataan yang dinilai sulit untuk dipahami ini kemudian diperbaiki dari segi struktur kalimat dan kata yang digunakan. Hasil uji pemahaman bahasa menunjukkan terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami karena penggunaan bahasa medis. Proses perbaikan butir-butir pernyataan ini mengikuti salah satu kriteria yang dinyatakan oleh Budiman dan Riyanto 2013 yaitu menghindari kalimat yang rumit dengan menuliskannya dalam Bahasa yang sederhana dan jelas. Penyerdehanaan kalimat diharapkan dapat mempermudah responden memahami maksud pernyataan kuesioner. Pemahaman Bahasa ini berpengaruh pada tanggapan responden untuk tiap pernyataan. Apabila struktur kalimat yang digunakan buruk maka akan membingungkan responden dan kemungkinan besar menimbulkan tanggapan yang tidak konsisten. Tanggapan yang tidak konsisten dapat mempengaruhi hasil pengujian reliabilitas. Hasil uji pemahaman bahasa diketahui bahwa bahasa yang digunakan dalam kuesioner tersebut dapat dimengerti oleh responden. Pada pengujian bahasa yang kedua tidak ditemukan respon negatif sehingga keempat puluh aitem kusioner dapat dilanjutkan ke tahap pengujian berikutnya, yaitu uji reliabilitas.

7. Uji reliabilitas instrumen

Pada penelitian ini, uji reliabilitas ketiga aspek dilakukan bersamaan sesuai tata cara penelitian uji kualitas instrumen. Uji kualitas instrumen ini meliputi uji reliabilitas dan seleksi aitem. Uji kualitas instrumen ini dilakukan sebanyak satu kali. Pada uji yang pertama, dari ketiga aspek yang diujikan kuesioner aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan telah reliabel sehingga tidak perlu dimasukkan kembali ke dalam uji kualitas instrumen selanjutnya. Aitem yang dimasukkan pada pengujian kualitas instrumen merupakan 40 aitem yang telah valid secara konten dari pengujian sebelumnya dan telah melalui uji pemahaman bahasa pada responden.. Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil pengukuran jika pengetesannya dilakukan secara berulang kali terhadap suatu populasi individu atau kelompok Supraktiknya, 2014, dan sejauh mana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika dilakukan kembali pada subyek yang sama Azwar, 2006. Uji reliabilitas untuk aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dilihat dari nilai koefisien Cronbac alfa. Koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,60, di bawah angka tersebut sebuah tes menjadi kurang memadai untuk digunakan bagi perorangan, sebab hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian sehingga interpretasi skor menjadi meragukan Supraktiknya, 2014. Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan di Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan jumlah responden 30 orang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat uji reliabilitas karena dari segi geografis dan keadaan sosio –demografi hampir sama dengan Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa keseluruhan aitem dalam kuesioner memiliki konsistensi yang tinggi dan dapat digunakan untuk mengukur hal yang sama secara berulang –ulang. Tabel V. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hasil uji nilai α Keterangan Pengetahuan tentang antibiotika 0,712 Reliabel Sikap mengenai antibiotika 0,640 Reliabel tindakan mengenai antibiotika 0,683 Reliabel

8. Pemilihan pembicara seminar

Penentuan pembicara seminar diawali dengan memilih nara sumber tepat yang profesional dan memiliki kompetensi di bidangnya yaitu Apoteker, sehingga mampu memberikan informasi dan memotivasi responden mengenai materi yang akan diberikan yaitu Antibiotika. Apoteker merupakan professional kesehatan terakhir yang menemui pasien. Apoteker memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pasien mengerti maksud dari terapi obat dan cara penggunaannya yang tepat Kurniawan dan Chabib, 2010. Hal ini didukung dengan studi tambahan yang menunjukkan bahwa pentingnya edukasi terhadap pasien yang berkesinambungan dan intervensi oleh apoteker menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam kepatuhan pasien Kurniawan dan Chabib, 2010. Nara sumber yang berperan sebagai pembicara dalam penelitian ini adalah seorang Apoteker, yang juga merupakan seorang dosen di Profesi Apoteker Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Pelaksanaan seminar

Seminar dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014 pukul 09.00- 12.30. Seminar diawali dengan sambutan dari Pengurus lansia Kelurahan Baciro, dan sambutan dari peneliti yaitu ucapan terima kasih untuk para peserta seminar yang juga akan menjadi sebyek dalam penelitian atas kehadiran dan keterlibatan dalam penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian informasi terkait rangkaian acara yang akan dilaksanakan yaitu sebelum seminar, para subyek penelitian akan diberikan informed consent yang selanjutnya diisi dan ditanda tangani oleh subyek penelitian sebagai bukti kesediaannya untuk berpartisipasi di dalam penelitian ini. Setelah mengisi informed consent subyek penelitian diberikan kuesioner pre intervention yang harus dijawab berdasarkan panduan yang diberikan oleh peneliti yaitu pengisian jawaban harus berdasarkan petunjuk dalam kuesioner, semua pernyataan dan pertanyaan dalam kuesioner harus diisi secara lengkap dan merupakan jawaban sendiri tanpa melihat jawaban atau bertanya pada peerta lain, kuesioner pre intervention langsung dikumpulkan kepada petugas setelah peserta selesai menjawab. Seminar dimulai dengan sambutan dan perkenalan dari pembicara seminar, dan dilanjutkan dengan pemberian materi seminar kepada peserta seminar. Setelah pembicara selesai memberikan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi pertanyaan oleh peserta seminar terhadap materi yang belum dipahami. Kuesioner post intervention diberikan setelah sesi pertanyaan berlangsung dengan panduan dan petunjuk yang diberikan oleh peneliti.

10. Pengumpulan data

a. Pre intervetion dan post intervention I Data diperoleh dari hasil penelitian jawaban kuesioner pre intervetion dan kuesioner post intervention yang dikumpulkan dari setiap subyek penelitian. Untuk Pre intervention dan post intervetion, data diambil dihari yang sama dengan pelaksanaan seminar, dimana data Pre intervention diperoleh sebelum seminar diberikan untuk melihat pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum diberikan intervensi seminar yang kemudian akan dibandingkan juga dengan data post intervention ke I, II dan III. Data post intervetiont I diperoleh langsung sesudah seminar dilaksanakan untuk melihat pengetahuan, sikap, dan tindakan sesudah diberikan intervensi seminar. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan prosedur analisis yang sesuai, namun sebelumnya dilakukan selisih antara nilai pre intervetion dan post intervetion. b. Post intervetion II dan post intervention III Data post intervetion II diambil 1 bulan setelah intervensi seminar diberikan, dan data post intervetion III didapatkan 2 bulan setelah intervensi seminar diberikan untuk melihat pengetahuan, sikap, dan tindakan subyek penelitian setelah diberikan intervensi seminar dalam rentang waktu tersebut. Tujuan data diambil 1 bulan dan 2 bulan setelah diberikan seminar adalah untuk melihat apakah dengan rentang waktu tersebut peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan subyek penelitian setelah diberikan seminar tetap mengalami peningkatan yang sama dengan post intervetion I atau terdapat perubahan baik mengalami peningkatan atau penurunan.

J. Analisis Hasil

Untuk menjamin keakuratan data, dilakukan beberapa kegiatan proses manajemen data yaitu editing, processing, cleaning, dan analisis data.

1. Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kuesioner hasil penelitian terkait kelengkapan isi jawaban dan pemilihan kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner yang telah diiisi dan dikembalikan responden tidak semua digunakan dalam analisis data. Dari 38 peserta seminar yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan menjadi subyek dalam penelitian berjumlah 32 orang. Untuk data post intervetion , II, III, semua subyek penelitian mengisi semua jawaban dengan lengkap dan sesuai petunjuk yang diberikan. Hal ini didukung oleh pengawasan yang baik dari peneliti dan petugas yang terlibat dalam penelitian.

2. Data coding

Setelah responden menjawab pernyataan yang diajukan oleh peneliti, kemudian penelti melakukan pengkodean data dengan cara scoring . Jawaban “ya” dan “tidak” untuk pernyataan pengetahuan pada kuesioner nomor 1-20, setiap jawaban yang dinilai benar diberi skor 1 satu dan jawaban yang dinilai salah diberi skor 0 nol, sedangkan untuk pernyataan sikap dan tindakan kuesioner 21- 40 menggunakan skala Likert. Pilihan jawaban yang diberikan yaitu SS sangat setuju, S setuju, TS tidak setuju, STS sangat tidak setuju. Ada dua bentuk skala Likert yaitu pernyataan Positif favorabel yang diberi skor 4, 3, 2, 1, dan pernyataan Negatif unfavorabel diberi skor 1, 2, 3, 4.

3. Processing

Pada tahap ini pengolahan data dilakukan dengan cara memasukkan angka dari setiap butir-butir pernyataan yang dijawab oleh responden berdasarkan pengelompokannya masing –masing yaitu pengelompokan data pengetahuan, sikap, dan tindakan, setelah itu dilakukan pemindahan isi data dari kuesioner ke program komputer. 4. Analisis hasil Data dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan 95, menggunakan perangkat lunak R-3.1.2. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk Test. Data dikatakan terdistribusi normal jika p- value 0,05. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji alternatif yaitu uji wilcoxon untuk dua data yaitu pre intervention dan post intervention I, pre intervention dan post intervention II, pre intervention dan post intervention III, Pada penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon karena data yang diperoleh tidak terdistribusi normal p value ˂0,05 Dahlan, 2009. Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh intervensi dengan metode seminar yang diberikan terhadap peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan tindakan responden. Berikut hasil uji normalitas data dan uji hipotesis penelitian. a. Uji normalitas data Uji normalitas sebaran data bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan distribusi sebaran skor suatu variable dengan populasi. Dalam penelitian ini pengujian normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan Shapiro-Wilk untuk analisis normalitas data denga n sampel ≤ 50. Uji ini dilakukan dengan memasukkan data dari kuisioner pre intervention dengan post intervention I, II, dan III untuk aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran a dalah “jika nilai kemaknaan p 0,05 maka sebaran datanya normal, dan jika nilai kemaknaan p 0,05 maka sebaran datany a tidak normal” Dahlan, 2009. Berikut hasil uji normalitas aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Tabel VI. Hasil Uji Normalitas Variabel nilai α Keterangan Pengetahuan tentang antibiotika Pre intervention Post intervention I Post intervention II Post intervention III 0,108 0,062 0,005 0,000 Normal Normal Tidak Normal Tidak Normal Sikap tentang antibiotika Pre intervention Post intervention I Post intervention II Post intervention III 0,519 0,003 0.106 0,060 Normal Tidak Normal Normal Normal Tindakan tentang antibiotika Pre intervention Post intervention I Post intervention II Post intervention III 0,201 0,034 0,045 0.137 Normal Tidak Normal Tidak Normal Normal b. Uji Hipotesis Uji hipotesis untuk mengukur peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai antibiotika sebelum dan sesudah intervensi dengan metode seminar dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji wilcoxon dengan menggunakan program R 3.1.2. Nilai p-value menentukan kebermaknaan hasil dari pengujian yang dilakukan.Hasil dikatakan signifikan jika nilai p-value 0,05. Berikut hasil nilai p-value untuk pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Tabel VII. Nilai p – value pengetahuan responden Klasifikasi data P - value Keterangan Pre intervention dan post intervention I 0,000 Signifikan Pre intervention dan post intervention II 0,046 Signifikan Pre intervention dan post intervention III 2.018e-06 Signifikan Tabel VIII. Nilai p – value sikap responden Klasifikasi data P - value Keterangan Pre intervention dan post intervention I 5.887e-06 Signifikan Pre intervention dan post intervention II 3.074e-05 Signifikan Pre intervention dan post intervention III 0,000 Signifikan Tabel IX. Nilai p – value tindakan responden Klasifikasi data P - value Keterangan Pre intervention dan post intervention I 0,000 Signifikan Pre intervention dan post intervention II 0,014 Signifikan Pre intervention dan post intervention III 0.0154 Signifikan

K. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini hanya memaparkan karakteristik demografi tanpa menghubungkan hal tersebut dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan responden tentang antibiotika, sehingga tidak diketahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan. 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan diagram, serta akan dibahas menjadi empat bagian berdasarkan tujuan yang dipaparkan dalam penelitian ini.

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian akan mengkaji beberapa karakteristik subyek penelitian untuk menggambarkan karakteristik data subyek penelitian yang telah kita peroleh dari hasil penelitian Dahlan,2009. Karakteristik data subyek penelitian yang akan dibahas meliputi umur, tingkat pendidikan terakhir responden, dan jenis pekerjaan. Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini berkisar antara usia 57 – 86 tahun, oleh karena itu responden dibagi menjadi 4 kelompok usia dengan rentang usia masing –masing seperti pada tabel. X di bawah ini. Jumlah responden paling banyak berada pada kelompok usia 67 –71 tahun yaitu sebanyak 10 responden 31,25 dan jumlah responden paling sedikit berada pada kelompok usia 77 –81 tahun yaitu sebanyak 1 orang 3,13. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik Budiman dan Riyanto, 2013. Menurut Sarwono, pandangan tentang kemunduran lansia harus diubah karena akan mempengaruhi lansia sehingga lansia akan merasa tidak berguna, kurang bersemangat, menjadi pendiam, serta tidak bersemangat hidup, sehingga