Karakteristik Subyek Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan diagram, serta akan dibahas menjadi empat bagian berdasarkan tujuan yang dipaparkan dalam penelitian ini.

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian akan mengkaji beberapa karakteristik subyek penelitian untuk menggambarkan karakteristik data subyek penelitian yang telah kita peroleh dari hasil penelitian Dahlan,2009. Karakteristik data subyek penelitian yang akan dibahas meliputi umur, tingkat pendidikan terakhir responden, dan jenis pekerjaan. Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini berkisar antara usia 57 – 86 tahun, oleh karena itu responden dibagi menjadi 4 kelompok usia dengan rentang usia masing –masing seperti pada tabel. X di bawah ini. Jumlah responden paling banyak berada pada kelompok usia 67 –71 tahun yaitu sebanyak 10 responden 31,25 dan jumlah responden paling sedikit berada pada kelompok usia 77 –81 tahun yaitu sebanyak 1 orang 3,13. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik Budiman dan Riyanto, 2013. Menurut Sarwono, pandangan tentang kemunduran lansia harus diubah karena akan mempengaruhi lansia sehingga lansia akan merasa tidak berguna, kurang bersemangat, menjadi pendiam, serta tidak bersemangat hidup, sehingga perlu adanya perhatian bagi lansia salah satu diantaranya yaitu upaya peningkatan, sikap, dan tindakan pria lansia dengan metode seminar. Tingkat pendidikan responden yang ditentukan oleh peneliti adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir minimal sekolah dasar SD dengan asumsi bisa membaca dan menulis. Responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir perguruan tinggi jurusan kesehatan, akademi keperawatan, dan sekolah menengah farmasi tidak diikutsertakan dalam penelitian karena masuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini. Dari 32 responden yang terlibat dalam penelitian ini, jumlah tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah SLTPSMP yaitu sebanyak 10 orang 31,25 sedangkan jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan paling sedikit adalah Akademi Militer yaitu 1 orang 3,13. Menurut Gaol 2011 menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka cenderung akan memberikan perilaku kesehatan yang baik. Tingkat pendidikan terakhir akan berpengaruh pada pola pikir dari seseorang Azwar, 2007. Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika yaitu penelitian yang dilakukan oleh Marvel di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta periode maret –juni 2011 Marvel, 2011. Penelitian lain yang menemukan hal yang sama yaitu penelitian yang dilakukan di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah periode september –desember 2013, mengenai hubungan antara karakteristik sosio-demografi terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat tentang penggunaan antibiotika, ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan terakhir terhadap pengetahuan tentang antibiotika Waskitajani, 2014. Sun et al. 2011 menemukan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang antibiotika. Jenis pekerjaan responden menunjukkan bahwa dari 32 responden yang terlibat dalam penelitian ini, jumlah yang paling banyak adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai pensiunan yaitu 17 orang 53,13 dan yang terendah adalah responden yang bekerja sebagai Juru Parkir yaitu 1 orang 3,13. Menurut Robbins 2008, lansia yang bekerja sebagai pensiunan memiliki pengetahuan dan perilaku kesehatan yang baik. Hal ini dikarenakan kualitas positif yang dibawa para pekerja yang lebih tua dari pekerjaan mereka sebelumnya yaitu pengalaman, pemahaman, penilaian, etika, dan komitmen terhadap kualitas. Masyarakat dengan jenis pekerjaan yang menuntut profesionalisme dan keterampilan biasanya memiliki tingkat penghasilan yang lebih tinggi sehingga kebutuhan akan kesehatan akan lebih terpenuhi, sebaliknya masyarakat dengan jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan profesionalisme biasanya memiliki tingkat sosio-ekonomi yang rendah. Hal ini akan berpengaruhi pada pemenuhan kebutuhan serta status kesehatan dari seseorang. Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan responden yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi adalah responden yang memiliki pekerjaan selain sebagai tenaga kesehatan. Gambaran usia responden, jenis pekerjaan responden, dan tingkat pendidikan terakhir responden pada tabel berikut Tabel X. Data karakteristik demografi responden Usia Persentase Tingkat pendidikan terakhir Persentase Pekerjaan Persentase 57-61 21,87 Tamat SD 15,62 Pesiunan 53,13 62-66 25 Tamat SMP 31,25 Wiraswasta 25 67-71 31,25 Tamat SLTA 31,25 Buruh 9,37 72-76 6,25 Tamat PT sarjana dan D3 21,88 Juru parkir 6,25 77-81 3,13 ABRI 6,25 82-86 12,50

B. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden mengenai