yaitu menghindari kalimat yang rumit dengan menuliskannya dalam Bahasa yang sederhana dan jelas. Penyerdehanaan kalimat diharapkan dapat mempermudah
responden memahami maksud pernyataan kuesioner. Pemahaman Bahasa ini berpengaruh pada tanggapan responden untuk tiap pernyataan. Apabila struktur
kalimat yang digunakan buruk maka akan membingungkan responden dan kemungkinan besar menimbulkan tanggapan yang tidak konsisten. Tanggapan
yang tidak konsisten dapat mempengaruhi hasil pengujian reliabilitas. Hasil uji pemahaman bahasa diketahui bahwa bahasa yang digunakan
dalam kuesioner tersebut dapat dimengerti oleh responden. Pada pengujian bahasa yang kedua tidak ditemukan respon negatif sehingga keempat puluh aitem
kusioner dapat dilanjutkan ke tahap pengujian berikutnya, yaitu uji reliabilitas.
7. Uji reliabilitas instrumen
Pada penelitian ini, uji reliabilitas ketiga aspek dilakukan bersamaan sesuai tata cara penelitian uji kualitas instrumen. Uji kualitas instrumen ini
meliputi uji reliabilitas dan seleksi aitem. Uji kualitas instrumen ini dilakukan sebanyak satu kali. Pada uji yang pertama, dari ketiga aspek yang diujikan
kuesioner aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan telah reliabel sehingga tidak perlu dimasukkan kembali ke dalam uji kualitas instrumen selanjutnya. Aitem
yang dimasukkan pada pengujian kualitas instrumen merupakan 40 aitem yang telah valid secara konten dari pengujian sebelumnya dan telah melalui uji
pemahaman bahasa pada responden.. Reliabilitas
menunjukkan konsistensi
hasil pengukuran
jika pengetesannya dilakukan secara berulang kali terhadap suatu populasi individu
atau kelompok Supraktiknya, 2014, dan sejauh mana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika dilakukan kembali pada subyek
yang sama Azwar, 2006. Uji reliabilitas untuk aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dilihat dari nilai koefisien Cronbac alfa. Koefisien minimum yang
dipandang memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,60, di bawah angka tersebut sebuah tes menjadi kurang memadai untuk digunakan bagi perorangan, sebab hal
tersebut menunjukkan bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian sehingga interpretasi skor menjadi meragukan Supraktiknya, 2014. Uji reliabilitas
penelitian ini dilakukan di Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan jumlah responden 30 orang. Lokasi ini
dipilih sebagai tempat uji reliabilitas karena dari segi geografis dan keadaan sosio
–demografi hampir sama dengan Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
keseluruhan aitem dalam kuesioner memiliki konsistensi yang tinggi dan dapat digunakan untuk mengukur hal yang sama secara berulang
–ulang.
Tabel V. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Hasil uji
nilai α Keterangan
Pengetahuan tentang antibiotika 0,712
Reliabel
Sikap mengenai antibiotika
0,640 Reliabel
tindakan mengenai antibiotika
0,683 Reliabel
8. Pemilihan pembicara seminar