4. Pencarian subyek penelitian
Waktu pencarian subyek penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Walikota Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kecamatan
Gondokusuman, Kepala Kelurahan Baciro, dan Ketua Komunitas Lansia Kelurahan Baciro. Kemudian dari izin yang diterima diteruskan kepada Ketua
Komunitas RW untuk memperoleh informasi lengkap terkait jumlah anggota lansia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir pria lansia yang ada di masing
–masing RW di Kelurahan Baciro, data yang diperoleh digunakan untuk menentukan
populasi target. Langkah selanjutnya adalah pencarian subyek penelitian menggunakan teknik sampling dengan mendatangi rumah masing
–masing populasi target atau menemui pengurus di tempat populasi target tersebut dalam
hal ini ketua RTRW, pengurus organisasi lansia. Peneliti mendatangi subyek penelitian kemudian menyampaikan maksud kedatangan, menjelaskan secara
singkat gambaran penelitian yang akan dilakukan, serta menanyakan kesediaan subyek penelitian untuk terlibat di dalam penelitian, dengan memberikan
undangan kepada subyek penelitian untuk menghadiri seminar yang akan dilaksanakan.
5. Uji validitas isi
Uji validitas isi ketiga aspek dilakukan bersamaan sehingga daftar rekomendasi dari setiap ahli ditindak lanjuti untuk setiap aspek. Uji validitas
instrumen dalam penelitian ini sebagai konfirmasi dari kuesioner sebelumnya. Hal ini dikarenakan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
pengembangan, yang sudah melalui tahap validitas isi lebih dari dua orang ahli di
bidangnya. Terdapat seorang ahli yang terlibat hingga proses pengujian validitas konten, yaitu dosen di Fakultas Farmasi yang juga merupakan Kepala Program
Studi Profesi Apoteker Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Uji pemahaman bahasa
Uji pemahaman bahasa dilakukan kepada 30 responden uji pemahaman bahasa yang memiliki kriteria yang serupa dengan kiteria yang ditetapkan dalam
penelitian Umar, 2005. Uji pemahaman dalam penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sonosewu Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Uji
pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap maksud dan tujuan pernyataan yang dibuat oleh peneliti. Dari
40 butir-butir pernyataan kuesioner yang diujikan, terdapat beberapa butir pernyataan yang dinilai sulit dipahami oleh responden. Berikut hasil pengujian
Pemahaman Bahasa pada responden.dipaparkan pada tabel IV.
Tabel IV. Pernyataan pada Tiap Aspek Kuesioner yang Sulit Dipahami oleh Lay People
No Aspek
Pernyataan 1
Pengetahuan
1,7, 11,14
2 Sikap
8
3 Tindakan
10
Butir-butir pernyataan yang dinilai sulit untuk dipahami ini kemudian diperbaiki dari segi struktur kalimat dan kata yang digunakan. Hasil uji
pemahaman bahasa menunjukkan terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami karena penggunaan bahasa medis. Proses perbaikan butir-butir pernyataan ini
mengikuti salah satu kriteria yang dinyatakan oleh Budiman dan Riyanto 2013
yaitu menghindari kalimat yang rumit dengan menuliskannya dalam Bahasa yang sederhana dan jelas. Penyerdehanaan kalimat diharapkan dapat mempermudah
responden memahami maksud pernyataan kuesioner. Pemahaman Bahasa ini berpengaruh pada tanggapan responden untuk tiap pernyataan. Apabila struktur
kalimat yang digunakan buruk maka akan membingungkan responden dan kemungkinan besar menimbulkan tanggapan yang tidak konsisten. Tanggapan
yang tidak konsisten dapat mempengaruhi hasil pengujian reliabilitas. Hasil uji pemahaman bahasa diketahui bahwa bahasa yang digunakan
dalam kuesioner tersebut dapat dimengerti oleh responden. Pada pengujian bahasa yang kedua tidak ditemukan respon negatif sehingga keempat puluh aitem
kusioner dapat dilanjutkan ke tahap pengujian berikutnya, yaitu uji reliabilitas.
7. Uji reliabilitas instrumen