enzim CYP450 untuk membentuk diklorokarben CCl
2
, yang dapat berikatan secara irreversible dengan komponen jaringan atau bereaksi dengan air
membentuk formyl chloride ClCHO, dan akan menjadi karbon monoksida gambar 4. Radikal triklorometil dapat berikatan secara langsung dengan lipid
mikrosomal dan protein Rieth, et al., 2010. Secara aerobik, radikal triklorometil dapat dijerat oleh oksigen untuk
membentuk radikal triklorometil peroksi, yang dapat berikatan dengan protein jaringan atau terdekomposisi menjadi bentuk fosgen COCl
2
dan elektrofilik akan membentuk klorin. Radikal triklorometil peroksi merupakan initiator utama dari
peroksidasi lipid yang terbentuk dari paparan karbon tetraklorida. Karbon dioksida dihasilkan dari pemecahan hidrolitik fosgen dan fosgen tersebut dapat
terkonjugasi untuk mengurangi glutation GSH untuk membentuk diglytathionyl dithiocarbonate atau sistein untuk membentuk asam ozotiazolidin karboksilat
Rieth, et al., 2010. Induksi karbon tetraklorida dapat mengakibatkan kerusakan pada hepar,
ditandai dengan peningkatan enzim yang ada di hepar yaitu Alanin transaminase ALT dan aspartat transamniase AST. Kerusakan hepatoseluler akan
melepaskan ALT dan AST ke aliran darah. ALT ditemukan di hepar, sedangkan AST ditemukan di hepar, pankreas, ginjal, otak, paru-paru, otot skeletal dan
eritrosit, oleh karena itu peningkatan ALT lebih spesifik untuk menandakan adanya kerusakan hepar Oh, R. C., and Hustead, T. R., 2011.
F. Alkalin Fosfatase ALP
Alkaline phosphatase ALP merupakan enzim yang dapat mendeteksi reduksi patologi pada aliran cairan empedu Hayes, 2001. Alkalin fosfatase
merupakan kelompok enzim yang bekerja untuk menghidrolisis ester fosfat pada suasana alkalin Sari, 2008. ALP terdistribusi meluas di hepar dengan 50
tersebar di tulang. Peningkatan konsentrasi ALP dalam jumlah sedikit dapat mengindikasikan adanya gangguan hepar seperti sirosis, hepatitis dan gagal
jantungmGowda, Desai, Hull, Math, Vernekar, and Kulkarni, 2009. Peningkatkan ALP ini juga dapat dikarenakan adanya gangguan hati akibat
induksi hepatotoksin seperti karbon tetraklorida. Mekanisme peningkatan ALP akibat adanya induksi karbon tetraklorida adalah sebagai berikut:
Pemejanan karbon tetraklorida menyebabkan penumpukan trigliserida di hepatosit dan mengakibatkan lipid yang berada dalam hepatosit menghambat
sintesis proten. Hambatan sintesis protein ini mengakibatkan berkurangnya produksi lipoprotein kompleks yang bertanggung jawab terhadap transport lipid
keluar dari hepatosit. Lipid kemudian terakumulasi di hepatosit dan terjadi steatosis. Toksisitas karbon tetraklorida menyebabkan terjadinya influks kalsium
dan kematian sel sehingga terjadi peningkatan ALP di aliran darah akibat kebocoran plasma membran sel Sacher and McPheerson, 2002.
Peningkatan konsentrasi ALP dapat dihubungkan dengan kerusakan hepar yang disebabkan oleh kolestasis intrahepatik atau ekstrahepatik dan
beberapa destruksi membran sel hepar. Mekanisme yang melemahkan eksresi ALP ke saluran empedu mengakibatkan regurgitasi enzim ke sirkulasi darah melalui
sinusoid hepatik. Peningkatan kolestasis menyebabkan kadar ALP meningkat dan akhirnya masuk ke aliran darah, garam empedu yang bersifat hidrofilik
memfasilitasi pelepasan ALP ke aliran darah Hyder, Hasan, and Mohieldein, 2013.
Pada tikus, enzim ini ditemukan di hepar dan usus. Penggunaan enzim ini dalam disfungsi hepar secara kimiawi telah ditelitidiuji. Level normal dari serum
ALP pada tikus sangat tinggi, terlepas dari pertumbuhan dan rentan terhadap variase diet Hayes, 2001.
Alkalin fosfatase ALP mempunyai berbagai macam jenis isoenzim. Jenis-jenis isoenzim ALP adalah sebagai berikut:
1. NAP NAP dapat dideteksi pada perbedaan neutrofil dan monosit dan pada
produk hepar atau tulang atau ginjal. Aktivitas enzim ini diinduksi oleh adanya perlakuan dari neutrofil dengan faktor stimulating koloni granulosit G-CSF.
Adanya kebocoran ALP mengindikasikan adanya kerusakan atau kematian sel, neutrofil pada kejadian infeksi dapat mempengaruhi pelepasan NAP ke aliran
darah. 2. Bone-Type ALP BAP.
Peningkatan kadar BAP biasanya tidak memicu adanya misdiagnosis untuk kondisi patologis seperti penyakit tiroid, dan adanya osteomalacia, gagal
ginjal kronik, diabetes mellitus atau kanker. 3. PLAP
Secara normal, PLAP terbentuk saat kehamilan trimester ketiga.
4. IAP IAP mengatur absorbsi lipid ke membran apikal melalui enterosit. IAP
juga aktif dalam regulasi sekresi bikarbonat dan pengaturan pH permukaan duodenal, membatasi lintasan bakteri transepitel.
Udristioiu, Iliescu, Cojocaru, and Joanta, 2014.
G. Landasan Teori
Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh dan berwarna cokelat kemerahan Martini and Nath, 2009. Fungsi hepar yang sangat penting adalah
regulasi metabolisme, biosintesis, dan produksi asam empedu Hodgson, 2010. Karbon tetraklorida digunakan sebagai hepatotoksin yang menginduksi
kerusakan hepar. Karbon tetraklorida dapat merusak hati dengan cara terkonversi menjadi triklorometil radikal CCl
3
•
kemudian menjadi triklorometilperoksi CCl
3
O
2
•
. Senyawa radikal mempunyai tingkat kereaktifan yang sangat tinggi dan jika senyawa radikal ini masuk ke sel sentrilobular hepar yang mengandung
konsentrasi tinggi sitokrom P450, maka senyawa radikal ini akan diaktivasi dan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hepar yaitu nekrosis Hodgson, 2010.
Kerusakan hepar nekrosis mampu meningkatkan konsentrasi serum ALT dan AST pada dosis pemberian karbon tetraklorida2 mLkg. Peningkatan enzim-enzim
di hepar seperti ALP, ALT dan AST mengindikasikan adanya kerusakan hepar Janakat and Al-Merie, 2002.
Alkalin fosfatase ALP adalah salah satu enzim yang dapat menandakan adanya reduksi patologi pada cairan empedu. Alkalin fosfatase menghidrolisis