Alkalin Fosfatase ALP TINJAUAN PUSTAKA

4. IAP IAP mengatur absorbsi lipid ke membran apikal melalui enterosit. IAP juga aktif dalam regulasi sekresi bikarbonat dan pengaturan pH permukaan duodenal, membatasi lintasan bakteri transepitel. Udristioiu, Iliescu, Cojocaru, and Joanta, 2014.

G. Landasan Teori

Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh dan berwarna cokelat kemerahan Martini and Nath, 2009. Fungsi hepar yang sangat penting adalah regulasi metabolisme, biosintesis, dan produksi asam empedu Hodgson, 2010. Karbon tetraklorida digunakan sebagai hepatotoksin yang menginduksi kerusakan hepar. Karbon tetraklorida dapat merusak hati dengan cara terkonversi menjadi triklorometil radikal CCl 3 • kemudian menjadi triklorometilperoksi CCl 3 O 2 • . Senyawa radikal mempunyai tingkat kereaktifan yang sangat tinggi dan jika senyawa radikal ini masuk ke sel sentrilobular hepar yang mengandung konsentrasi tinggi sitokrom P450, maka senyawa radikal ini akan diaktivasi dan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hepar yaitu nekrosis Hodgson, 2010. Kerusakan hepar nekrosis mampu meningkatkan konsentrasi serum ALT dan AST pada dosis pemberian karbon tetraklorida2 mLkg. Peningkatan enzim-enzim di hepar seperti ALP, ALT dan AST mengindikasikan adanya kerusakan hepar Janakat and Al-Merie, 2002. Alkalin fosfatase ALP adalah salah satu enzim yang dapat menandakan adanya reduksi patologi pada cairan empedu. Alkalin fosfatase menghidrolisis ester fosfat pada suasana alkalin Hayes, 2001. Peningkatan alkalin fosfatase menunjukkan adanyak kerusakan pada hati Sari, 2008. Peningkatan kadar ALP dapat dihubungkan dengan kerusakan hepar yang disebabkan oleh kolestasis intrahepatik atau ekstrahepatik dan beberapa destruksi membran sel hepar. Mekanisme yang melemahkan eksresi ALP ke saluran empedu mengakibatkan regurgitasi enzim ke sirkulasi darah melalui sinusoid hepatik. Peningkatan kolestasis menyebabkan kadar ALP meningkat dan akhirnya masuk ke aliran darah, garam empedu yang bersifat hidrofilik memfasilitasi pelepasan ALP ke aliran darah Hyder, Hasan, and Mohieldein, 2013. Biji P. americana mengandung saponin, flavonoid, alkaloid fenol, sianogenik glikosida, dan steroid Adindu, Agomuo, Amadi, Anudike, and Duru, 2012. Ekstrak etanol biji P. americana mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid Sangi, Audy, dan Marlinda, 2012. Kandungan flavonoid dari biji P. americana ini berperan sebagai antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Pemberian ekstrak etanol biji P. americana memiliki efek hepatoprotektif pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, yaitu berupa penurunan aktivitas ALT dan AST Nopitasari, 2013. Berdasarkan penelitian Kumar, et al 2013, terjadi peningkatan ALT, AST dan ALP pada tikus jantan galur Wistar saat diinduksi karbon tetraklorida sehingga perlu dilakukan penelitian serupa untuk mengetahui perubahan konsentrasi ALP setelah diinduksi karbon tetraklorida dan diberikan ekstrak etanol jangka panjang kulit P. americana secara per oral. Kulit P.americana berfungsi sebagai antioksidan karena kandungan fenoliknya Barreira, et. al 2013. Antioksidan bermanfaat sebagai heptoprotektor yang berperan dalam proteksi tubuh terhadap hepatotoksisitas AlWasel and Bashandy, 2011. Ekstrak etanol kulit P. americana mengandung kardenolid, bufadenolid, gula 2-deoksi, steroidtriterpenoid tidak jenuh dan flavonoid Servillon, et. al 2014.

H. Hipotesis

Pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P.americana secara per oral dapat memberikan pengaruh terhadap konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekokta kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 8

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas enzim alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 5 96

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 84

Pengaruh pemberian jangka pendek dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 91

Pengaruh pemberian jangka panjang dekok kulit persea americana Mill. terhadap kadar alkalin fosfatase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 8

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 81

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

0 6 79

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida

0 1 89