LDH, sedangkan komponen reagen 2 adalah 2-Oxoglutarate, NADHA, pyridoxa-5-phosphate FS, Good’s buffer, dan pyridoxal-5-phosphate. Sampel
serum diambil sebanyak 100 µ L kemudian ditambahkan dengan 1000 µL reagen 1, divortex, dan didiamkan selama 5 menit, lalu ditambahkan reagent
2 sebanyak 250 µL, divortex kemudian didiamkan selama 1 menit. Kadar ALT kemudian diukur menggunakan vitalab, pada panjang gelombang 340
nm.
12. Pengukuran konsentrasi ALP
Pengukuran aktivitas ALP ini dilakukan di Laboratorium Parahita Yogyakarta. Metode standar dengan uji kolorimetri. Prosedur pengukuran
ALP adalah sebagai berikut: a. Sampel darah disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
b. Spesimen dengan nilai ALP lebih dari 2200 UL didilusi menggunakan protokol dilusi otomatis atau prosedur dilusi manual.
c. Sistem menunjukkan dilusi dari spesimen dan secara otomatis mengkoreksi nilai konsentrasi enzim dengan mengalikan hasil dengan
faktor dilusi. Reaksi yang terjadi adalah:
p-nitrophenylphosphate + H
2
O
ALP
Phosphate + p-nitrophenol Rentang absorbansi meningkat pada 404 nm. Pelepasan p-nitrofenol
memberikan warna yang proporsional dengan aktivitas ALP dan aktivitas ALP dapat diukur secara fotometrik, menggunakan alat Abbott Architect
Clinical Chemistry Analyzer.
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data konsentrasi ALP diuji dengan Kolmogrov-Smirnov untuk mengetahui distribusi data tiap kelompok hewan uji. Apabila didapat distribusi
data yang normal maka analisis dilanjutkan dengan analisis pola searah One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan
masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan masing-masing antar kelompok bermakna signifikan
p0,05 atau tidak bermakna tidak signifikan p0,05. Namun bila didapatkan distribusi tidak normal, maka dilakukan analisis dengan uji
Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan konsentrasi ALP antar kelompok. Pengujian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan
tiap kelompok.