3. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Etanol Kulit P. americana
Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 400 gram serbuk kering kulit P. americana menghasilkan 10 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap
cawan 4,48 gram ekstrak kental. Pada pembuatan 400 gram serbuk kering kulit P. americana menghasilkan 44,8 gram ekstrak kental, dengan rendemen 11,20
bb. Perhitungan rendemen terlampir pada lampiran 9. Pembuatan ekstrak etanol kulit P. americana menggunakan metode
maserasi untuk menyari simplisia. Senyawa yang dituju adalah flavonoid yang merupakan kelas dari polifenol. Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat
menangkap radikal bebas. Polifenol bersifat polar, oleh karena itu cairan penyari yang digunakan adalah cairan yang bersifat polar yaitu etanol Cho and
Dreher, 2001. Parameter standarisasi ekstrak etanol kulit P. americana dapat dilihat dari bobot tetap yang bertujuan untuk menghitung sisa zat dengan bobot
tetap setelah dilakukan pengeringan. Ekstrak etanol ditimbang setiap jam hingga bobot konstan.
2. Uji Pendahuluan
1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida
Pada penelitian ini, dilakukan penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Tujuan penetapan dosis karbon tetraklorida adalah untuk
menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan sel- sel hepar, yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi enzim alkalin
fosfatase pada hewan uji.
Paparanpejanan karbon tetraklorida terhadap tikus mengakibatkan kerusakan pada hepar, ditandai dengan peningkatan ALP. Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah, dan Manalu 2007, peningkatan ALP terjadi sebesar dua kali
lipat dibandingkan dengan kontrol setelah pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 1 mlkg BB. Panjaitan, dkk 2007 menyatakan bahwa pada dosis
10 mlkg BB, kemampuan hati dalam mensintesis enzim ini sudah sangat terganggu akibat terjadi kerusakan sel hati yang berat.
Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nopitasari 2013 yang menggunakan dosis
2 mlkg BB, dimana pada dosis tersebut, karbon tetraklorida sudah memberikan
peningkatan kadar ALT dan AST sebesar 2 kali lipat. Peningkatan kadar ALT, AST dan ALP menandakan adanya kerusakan hati. Parameter kerusakan hati
pada penelitian ini adalah ALP karena ALP merupakan enzim yang terdapat di hati, dimana jika terjadi kerusakan pada hati, maka konsentrasi ALP akan
meningkat.
2. Penentuan waktu pencuplikan darah
Penentuan waktu pencuplikan darah dilakukan untuk mengetahui kapan karbon tetraklorida dosis 2 mLkg BB dapat memberikan efek hepatotoksik
maksimal. Penentuan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi hasil Alanin Transferase ALT atau SGPT pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida pada jam ke-0, 24 dan 48. Konsentrasi ALT