Gejala	Atmosfer	dan	Hidrosfer
2.  Jenis-Jenis  Air  Permukaan  dan Air Tanah
Pada	saat	air	hujan	sampai	ke	permukaan	bumi, maka	sebagian	air	hujan	akan	meresap	ke	dalam	tanah
dan	sebagian	lainnya	akan	mengalir	di	atas	permukaan tanah.	Air	yang	meresap	ke	dalam	tanah	akan	menjadi
airtanah.	Air	yang	mengalir	di	permukaan	akan menjadi	air	pemukaan	dan	mengisi	tubuh-tubuh	air
berupa	saluran	air	atau	sungai,	danau,	dan	rawa.
a.  Air Permukaan
1.   Danau
Danau	merupakan	wilayah	cekungan	di	daratan yang	terisi	oleh	air.	Sumber	air	yang	mengisi	danau
tidak	selalu	dari	air	sungai,	tetapi	juga	bisa	dari	air hujan	secara	langsung	maupun	rembesan	dari	air
tanah	di	sekitar	danau.	Danau	dapat	dibedakan antara	danau	alam	dan	danau	buatan.	Danau	alam
terbentuk	karena	proses	alam	misalnya	aktivitas vulkanik,	tektonik	maupun	aktivitas	es	pada	zaman
es.	Sementara	itu,	danau	buatan	atau	bendungan merupakan	danau	yang	sengaja	dibuat	dengan
cara	membendung	air	sungai.	Walaupun	kelihatan sama,	sebenarnya	danau	dapat	dibedakan	atas
proses	pembentukannya.	Berikut	adalah	jenis	danau berdasarkan	proses	pembentukannya:
Gambar 7.8
Siklus	hidrologi.
Sumber: pubs.usgs.gov
Gambar 7.9
Danau.
Sumber: www.my-indonesia.info
Gambar 7.10
Danau	Tondano.
Sumber: www.minahasa.go.id
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan	Sosial	1	untuk	Kelas	VII
Gambar 7.14
Danau	buatan	waduk.
a	 Danau	vulkanik,	yaitu	danau	yang	terbentuk pada	lubang	kepundan	atau	kaldera	gunungapi.
Air	hujan	mengisi	lubang	kepundan	atau	kaldera, sehingga	terbentuklah	danau.	Danau	tipe	ini	sangat
berbahaya	jika	gunungapinya	masih	aktif.	Jika akan	terjadi	letusan,	maka	air	danau	akan	meresap
menuju	magma	dan	akan	menambah	kekuatan letusan.	Selain	itu,	jika	dinding	kawah	jebol,	maka
akan	terjadi		banjir	yang	besar	dengan	kecepatan tinggi	atau	banjir	bandang.	Karena	itulah	dibuat
terowongan	untuk	mengurangi	volume	air	danau. Contoh	danau	ini	diantaranya	Danau	Gunung
Batur,	dan	Gunung	Galunggung.
b	 Danau	tektonik,	yaitu	danau	yang	terbentuk karena	adanya	gerakan	tektonik	sehingga
terbentuk	cekungan-cekungan	akibat	patahan dan	lipatan.	Contohnya:	Danau	Tempe,	Danau
Tondano,	Danau	Towuti	di	Sulawesi,	Danau Maninjau,	Danau	Takengon,	dan	Danau	Singkarak
di	Sumatera.
c	 Danau	vulcano-tectonik,	yaitu	danau	yang terbentuk	karena	gabungan	proses	vulkanik	dan
tektonik.	Patahan	atau	depresi	terjadi	pada	bagian permukaan	bumi	pasca	letusan.	Dapur	magma
yang	telah	kosong	menjadi	tidak	stabil,	sehingga terjadi	pemerosotan	atau	patah.	Cekungan
akibat	patahan	tersebut	kemudian	diisi	oleh	air. Contohnya,	Danau	Toba	di	Sumatera.
d	 Danau	pelarutan	solusional,	yaitu	danau yang	terbentuk	karena	proses	pelarutan	pada
bentuklahan	negatif	atau	berada	di	bawah	rata- rata	permukaan	setempat.	Peristiwa	ini	terjadi
di	daerah	kapur	karst	oleh	air	hujan	yang mengandung	CO2.	Bentuklahan	yang	negatif
pada	daerah	karst	pegunungan	kapur	antara lain	doline.	Doline	adalah	ledokan	atau	lubang
yang	berbentuk	corong	pada	batugamping	atau batu	kapur	dengan	diameter	dari	beberapa
meter	saja	sampai1	km	dengan		kedalaman	dari beberapa	meter	sampai	ratusan	meter.
e	 Danau	ladam	atau	tapal	kuda	oxbow lake terbentuk	akibat	proses	pemotongan	saluran
sungai	meander	secara	alami	dan	ditinggalkan oleh	alirannya.	Sungai	tersebut	terputus	dari
sungai	induknya	dan	sumber	air	yang	diperoleh hanya	dari	air	hujan.	Besar	danau	bervariasi	sesuai
dengan	ukuran	sungai	yang	membentuknya.
Sumber: simalungunkab.go.id
Gambar 7.11 Danau Toba
Sumber: upload.wikimedia.org
Gambar 7.12 Doline
Sumber: www.agpix.com
Gambar 7.13 Danau tapal kuda
Sumber: www.agpix.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gejala	Atmosfer	dan	Hidrosfer
f		 Bendungan	atau	Waduk Bendungan	atau	waduk,	yaitu	danau	yang	sengaja
dibuat		manusia		dengan	cara	membendung	aliran sungai.	Waduk	dibuat	dengan	tujuan	untuk
memenuhi	kebutuhan	irigasi	dan	pembangkit tenaga	listrik.	Selain	itu,	dengan	dibangunnya
waduk	maka		air	dapat	diatur	sesuai	keperluan, misalnya	pada	musim	hujan,	sebagian	air	disimpan
dan	pada	musim	kemarau	air	bendungan dialirkan	untuk	mengairi	sawah,	dan	berbagai
keperluan	lainnya.	Contohnya	waduk	Jatiluhur, Waduk	Cirata,	Waduk	Saguling,	Karangkates,
Gajahmungkur,	dan	lain-lain.
2   Sungai
Sungai	adalah		aliran	air	yang	secara	alami	mengalir dari	daerah	yang	tinggi	ke	daerah	yang	lebih	rendah	dan
memanjang	menuju	laut.	Sebuah	sungai	dapat	dibagi menjadi	tiga	bagian,	yaitu	bagian	hulu,	tengah	dan	hilir.
Masing-masing	bagian	tersebut	memiliki	ciri	tersendiri.
Sungai	pada		bagian	hulu	umumnya	memiliki	arus yang	kuat		sebagai	akibat	dari	kemiringan	lerengnya.
Karena	kuatnya	arus,	maka	pengikisan	yang	dominan adalah	pengikisan	atau	erosi	vertikal	yang	mengikis
dasar	sungai.	Karena	itu,	sungai	di	daerah	ini	memiliki penampang	berbentuk	huruf	V.
Pada	bagian	tengah	kekuatan	arus	mulai	berkurang sebagai	akibat	semakin	landainya	lereng.	Kekuatan
erosi	semakin	berimbang	antara	erosi	vertikal	dan	erosi horizontal.	Karena	itu,	badan	sungai	lebih	lebar	dan
berbelok-belok.	Aliran	air	juga	agak	lambat.
Pada	bagian	hilir,	kekuatan		arus	semakin	jauh berkurang	dan	erosi	yang	dominan	adalah	erosi
horizontal.	Akibatnya,	sungai	menjadi	lebih	lebar dibandingkan	dengan	bagian	lainnya.	Aliran	sungai
yang	semakin	lambat	dan	lemah	membuat	bentuk sungai	menjadi	berkelok-kelok.	Kelokan	sungai
kadang	berpindah-pindah,	sehingga	terdapat		aliran sungai	yang		sudah	terpotong	yang	disebut	sungai
mati	berbentuk	ladam	atau	tapal	kuda	oxbow	lake.
Dilihat	dari	sumber	airnya,	sungai	dapat dibedakan	menjadi	tiga	jenis	yaitu	sungai	hujan,
sungai	gletser,	dan	sungai	campuran. a		 Sungai	hujan
Sungai	hujan	adalah	sungai	yang	sumber	airnya berasal	dari	air	hujan.	Besar	kecilnya		debit		atau
aliran	air		pada	sungai	ini	akan	dipengaruhi	oleh luas	dan	bentuk	Daerah	Aliran	Sungai	DAS.
Sumber: www.kented.org.uk
Gambar 7.15
Gambar	Sungai	di	daerah	hilir nampak	berkelok-kelok	yang
menunjukkan bahwa	daerah	tersebut	relatif
datar.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan	Sosial	1	untuk	Kelas	VII
DAS	adalah	suatu	wilayah	pengaliran	sungai	yang dibatasi	oleh	punggungan	yang	memisahkannya
dengan	DAS		yang	berdekatan.	Semakin	luas	DAS, aliran	air	sungai	akan	semakin	besar.		Variasi	aliran
air	sungai	juga	ditentukan	oleh	kondisi	tutupan lahan	pada	DAS.	Pada	DAS	yang	hutannya	masih
terjaga,	variasi	debit	antara	musim	hujan	dan	musim kemarau	relatif	kecil.	Tetapi,	pada	DAS	yang	sudah
rusak	hutannya,	debit	alirannya	akan	kecil	bahkan kering	tetapi	pada	musim	hujan	akan	meluap	atau
banjir.		Mengapa	demikian?	Diskusikanlah	dengan teman	dan	guru	kalian.
b		 Sungai	gletser Sungai	gletser	adalah	sungai	yang	sumber	airnya
berasal	dari	es	yang	mencair.	Karena	sumbernya berasal	dari	es	mencair	maka	tentu	saja	pada
musim	panas	volume	air	sungai	akan	lebih	besar dibanding	musim	dingin.	Pada	musim	panas
banyak	es	yang	mencair	sehingga	aliran	air semakin	besar,	sebaliknya	pada	musim	dingin.
Sungai	Gangga	dan	Brahmaputera	di	India termasuk	jenis	sungai	ini.
Gambar 7.16
a.	Sungai	Gangga,	dan b.	Brahmaputera.
Sumber: www.ri.net
a b
c		 Sungai	Campuran Sesuai	dengan	namanya,	sungai	ini	merupakan
sungai	yang	sumbernya	dari	air	hujan	dan	es yang	mencair.	Sungai	Digul	dan	Membramo
merupakan	contoh	sugai	jenis	ini.	Es	yang mencair	berasal	dari	Pegunungan	Jayawijaya.
Air	sungai	telah	dimanfaatkan	oleh	manusia
untuk	berbagai	keperluan.	Pemanfaatan	air	sungai di	antaranya	adalah:
a.	 sebagai	sumber	air	untuk	kegiatan	pertanian; b.	 sebagai	pembangkit	Tenaga	Listrik	PLTA	;
c.	 sebagai	prasarana	lalu	lintas; d.	 sebagai	sumber	pangan	berupa	ikan	dan	sejumlah
binatang	lainya;
Sumber: www.photochris.com
Gambar 7.17
Sungai	Digul	di	Papua.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gejala	Atmosfer	dan	Hidrosfer
e.	 sebagai	tempat	budidaya	ikan	air	tawar; f.
sebagai	sarana	kebutuhan	rumah	tangga	seperti cuci,	mandi	dan	kakus	MCK.
Sungai-sungai	di	Kalimantan	banyak	yang	di- gunakan	untuk	sarana	transportasi.	Perahu	dapat
bergerak	sampai	jauh	ke	pedalaman	karena	airnya tidak	terlalu	deras.	Bahkan,	banyak	penduduk	di
daerah	ini	yang	menjadikan	sungai	sebagai	tempat berjualan	seperti	di	Banjarmasin.
Sayangnya	sungai-sungai	di	Indonesia,	terutama di	Pulau	Jawa	telah	mengalami	kerusakan.	Banyak
sungai	yang	airnya	sudah	tidak	nampak	jernih	akibat rusaknya	hutan	di	daerah	hulu	dan	aktivitas	perta-
nian.	Bahkan,	sungai-sungai	di	Pulau	Jawa	sudah banyak	yang	tercemar	limbah	industri,	sehingga	tidak
lagi	memungkinkan	banyak	makhluk	hidup,	terutama ikan	untuk	hidup	di	sana.
3.  Air Tanah