Wawasan Sosial untuk Kelas VII
2. Pelapukan kimia
Pelapukan kimia atau disebut pula dekomposisi adalah proses penghancuran batuan dengan mengubah susunan
kimiawi batuan yang terlapukkan. Berlangsungnya proses tersebut memerlukan air sehingga di daerah
yang curah hujannya tinggi dan banyak ditumbuhi vegetasi seperti di Indonesia, proses pelapukan kimia
lebih berpengaruh dibanding pelapukan isika. Proses pelapukan kimia dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu di antaranya: 1. proses oksidasi, jika zat pelapuknya adalah oksigen
O
2
. Contohnya jika besi yang bereaksi dengan oksigen akan terbentuk karat pada besi.
2. proses hidrolisa, jika zat pelapuknya adalah air. Contoh yang sederhana adalah pada peristiwa
pelapukan di daerah kapur. Batu kapur gamping yang bereaksi dengan air akan membentuk endapan
kalsium bikarbonat berupa stalaktit dan stalagmit.
Gambar 1.21
a. stalaktit b. stalagmit
Sumber: www.geologie.uni-halle.de
Aktivitas Kelompok
Perhatikanlah berbagai jenis batuan yang ada di lingkungan sekitar kalian. Ambillah beberapa batuan yang berbeda sebagai sampel. Bawalah ke seko-
lah dan diskusikanlah berdasarkan jenisnya menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan malihan. Uraikanlah ciri-ciri yang menunjukan bahwa batuan
tersebut adalah batuan beku, batuan sedimen, dan malihan.
3. Pelapukan biologik-mekanik
Pelapukan biologik-mekanik atau organik adalah pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup, baik
tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang masuk ke dalam tanah memiliki kekuatan yang sangat tinggi,
sehingga dapat menghancurkan batuan.
b. Proses Erosi dan Penyebabnya
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh
a b
Di unduh dari : Bukupaket.com
Permukaan Bumi
kekuatan air, es, angin, dan gravitasi. Karena itu, berdasarkan penyebabnya erosi dapat disebabkan
oleh air, gelombang air laut, es atau gletser, angin, dan gravitasi.
1. Erosi oleh air
Air mampu membawa partikel-partikel batuan atau tanah dan memindahkannya ke tempat lain. Air hujan
mampu menghancurkan tanah dan membawanya ke tempat yang lebih rendah. Air hujan yang terkumpul
dan membentuk sungai juga mampu mengerosi tanah pada bagian dasar dan tebingnya sehingga terbentuk
parit dan sungai yang lebih besar.
Di pantai, gelombang air laut juga dapat mengerosi pantai sehingga garis pantai semakin mundur ke arah
daratan. Erosi oleh gelombang laut di daerah pantai ini dikenal dengan istilah abrasi. Hasil abrasi dapat
berbentuk dinding pantai yang curam cliff, dataran abrasi, relung lekukan pada dinding cliff, batu layar
stack, dan gua pantai sea cave. 2. Erosi oleh angin
Erosi oleh angin ini melibatkan dua proses, yaitu hi- lang atau pindahnya partikel-partikel yang sangat halus
oleh angin delasi dan rusaknya permukaan batuan oleh
hantaman partikel-partkel yang terbawa bersama-sama dengan angin aeolian abration. Erosi yang disebabkan
oleh angin ini banyak terjadi di daerah gurun. Bentukan yang dapat dijumpai sebagai hasil pengerjaan oleh angin
tersebut antara lain adalah berupa batu jamur. 3. Erosi oleh es atau gletser
Aliran es yang mencair dapat mengakibatkan erosi pada permukaan tanah atau batuan yang dilaluinya.
Selain oleh es itu sendiri, aliran ini juga membawa batuan- batuan hasil pelapukan yang bertumbukan dengan
permukaan tanah atau batuan yang dilaluinya.
Sumber: www.dkimages.com
Gambar 1.23
Batuan yang tererosi oleh angin.
Sumber: www.petergknight.com
Gambar 1.24
Erosi oleh gletser.
Sumber: plantandsoil.unl.edu
Gambar 1.22
Erosi oleh air hujan membentuk parit sungai
kecil.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial untuk Kelas VII
c. Proses Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan materi- materi hasil erosi yang dibawa oleh tenaga pengangkut
seperti air, angin, gelombang laut, dan gletser. Materi-materi hasil erosi tersebut pada jarak tertentu
akan mengalami penurunan kecepatan gerak atau berhenti sama sekali. Materi yang lebih besar tentu
akan diendapkan terlebih dahulu dibanding dengan materi yang lebih halus. Bentukan-bentukan hasil
pengendapan ini di antaranya adalah: 1. delta, yaitu suatu bentuklahan yang dibentuk dari
endapan sedimen pada mulut suatu sungai, baik di laut maupun di danau.
2. gisik Beach, yaitu pantai shore yang berlereng landai yang terbentuk oleh material lepas-lepas
tak terkonsolidasi dan terletak antara titik air surut dan letak air pasang tertinggi yang dicapai
oleh gelombang badai.
3. sand dunesgumuk pasir, yaitu gundukan pasir yang terbentuk karena pengendapan oleh angin. Gumuk
pasir ini banyak dijumpai di wilayah gurun. 4. bar, yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya
memanjang. 5. tombolo, yaitu gosong pasir yang menghubungkan
pulau karang dengan pulau utama. 1
Gambar 1.25
Gambar Berbagai macam bentukan hasil pengendapan.
Delta Beach
Sand dunes Tombolo
Sumber: upload.wikimedia.org
2
3 4
Dilihat dari strukturnya, litosfer terdiri atas berbagai jenis batuan yang perbedaaanya dapat
dikenali dari ciri-ciri isik maupun kimiawinya. Ber- dasarkan proses terjadinya, batuan-batuan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi batuan beku, batuan
C. Jenis-Jenis Batuan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Permukaan Bumi
sedimen dan batuan malihan atau metamorf. Batuan tersebut semuanya berasal dari ”induk” yang sama
yaitu magma.
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk ketika magma yang bergerak ke permukaan bumi mengalami proses
pendinginan. Batuan beku ada yang terbentuk sebelum sampai ke permukaan bumi, ada pula yang terbentuk
setelah sampai ke permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi memiliki kristal
yang bentuknya sempurna dan besar-besar. Hal ini terjadi karena proses pembekuan magma yang sangat
lambat sehingga cukup waktu untuk membentuk kristal secara sempurna. Sebaliknya, batuan beku
yang terbentuk setelah sampai di permukaan bumi memiliki kristal yang halus, bahkan sama sekali tidak
berkristal. Hal ini terjadi karena magma yang sangat panas kemudian membeku secara secara cepat setelah
sampai di permukaan bumi. Akibatnya, tidak ada waktu bagi magma untuk membentuk kristal secara
sempurna.
Gambar 1.26
Contoh-contoh batuan beku a batu granit,
b batu obsidian, dan c batu andesit.
a b
c
2. Batuan Sedimen