Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
Kerajaan Sunda ini selanjutnya mulai terancam oleh perkembangan Banten dan Cirebon yang sudah
menjadi pelabuhan yang dikuasai oleh orang-orang Islam. Merasa khawatir dengan perkembangan baru
di pesisir utara, Sang Ratu Jayadewata mengutus Ratu Samiam Prabu Surawisesa ke Malaka untuk
meminta bantuan pasukan Portugis memerangi orang-orang Islam. Menurut berita Portugis, utusan
yang dipimpin Ratu Samiam itu datang pada tahun 1512 dan 1521. Ratu Samiam atau Prabu Surawisesa
menurut carita Parahyiangan menjadi raja Sunda pada tahun 1521-1535.
Tindakan yang dilakukan oleh kerajaan Sunda itu tidak disukai oleh kerajaan Demak. Di bawah
kepemimpinan Sultan Trenggono, ia berusaha bertindak untuk menghentikan pengaruh Portugis
di Jawa. Dikirimlah menantunya yang bernama Fatahillah untuk menyerang Portugis di Sunda Kelapa
dan menguasai pelabuhan tersebut. Keadaan tersebut secara politis menekan kerajaan Sunda. Selanjutnya
pada masa Raja Nuisya Mulya, kerajaan Sunda runtuh pada tahun 1579 akibat adanya serangan dari
Kesultanan Banten di bawah pemerintahan Maulana Yusuf.
i. Kerajaan Bali
Mendengar nama Bali tentu di antara kalian sudah tidak asing lagi. Masyarakatnya sampai sekarang kuat
mempertahankan tradisi Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut telah tercampur
dengan budaya masyarakat asli Bali sebelum Hindu. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu
Bali yang bernama Hindu Dharma. Pada abad ke-7, nama Bali dalam berita Cina
disebut dengan rnama Dwa-pa-tan, yang terletak di sebelah timur kerajaan Holing Jawa. Menurut para
ahli nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali. Pengaruh Hindu di Bali berasal dari Jawa Timur,
ketika Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika Majapahit runtuh, ada sebagian penduduk
yang melarikan diri ke Bali, sehingga banyak penduduk Bali sekarang yang menganggap dirinya
keturunan dari Majapahit. Prasasti yang menceritakan raja yang berkuasa
di Bali ditemukan di Desa Blanjong, dekat Sanur. Prasasti ini berangka tahun 914. Dalam prasasti ini
disebutkan Raja yang bernama Khesari Warmadewa,
Di unduh dari : Bukupaket.com
Indonesia Pada Masa Hindu-Budha
istananya terletak di Sanghadwala. Prasasti ini ditulis dengan huruf nagari India dan sebagian lagi
berhuruf Bali Kuno, tetapi berbahasa Sansakerta. Raja selanjutnya yang berkuasa adalah adalah
Ugrasena pada tahun 915. Ugrasena digantikan oleh Tabanendra Warmadewa 955-967. Tabanendra
kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa yang membangun dua buah pemandian suci di
Desa Manukraya. Jayasingha kemudian digantikan oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah dari
tahun 975-983. Jayasadhu digantikan oleh adiknya Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Ia kemudian
digantikan oleh Dharmodayana yang terkenal dengan nama Udayana yang naik tahta pada tahun
989. Udayana memerintah sampai tahun 1011. Salah seorang anaknya yaitu Airlangga menikah dengan
putri Dharmawangsa raja Jawa Timur sehingga Ia menjadi raja di Jawa Timur, sementara Marakata
adiknya memerintah di Bali 1011-1022. Marakata adalah raja yang sangat memperhatikan kehidupan
rakyatnya, sehingga ia dicintai dan dihormati oleh rakyatnya. Untuk kepentingan peribadatan, ia
membangun prasada atau bangunan suci di Gunung Kawi daerah Tampak Siring. Selanjutnya Marakata
digantikan oleh adiknya yang bernama Anak Wungsu, yang memerintah dari tahun 1049-1077. Pada
masa pemerintahannya, keadaan negeri Bali sangat aman dan tentram. Rakyat hidup dengan bercocok
tanam. Selain itu, rakyat juga memelihara binatang seperti kerbau, kambing, lembu, babi, bebek, kuda,
ayam, dan anjing. Anak Wungsu tidak memiliki anak dari permaisurinya. Ia meninggal pada tahun 1077
M dan didharmakan di Gunung Kawi dekat Tampak Siring.
Pengganti Anak Wungsu adalah Sri Maharaja Sri Walaprahu. Setelah pemerintahan Sri Walaprahu,
muncul seorang ratu bernama Paduka Sri maharaja Sri Sakalendukirana Isana Gunadharma Laksmiddhara
Wijayatunggadewi. Masa pemerintahannya tidak banyak diketahui. Ia digantikan oleh Sri Suradhipa
yang memerintah dari tahun 1115-1119 M dan digantikan oleh Sri Jayasakti. Pada masa pemerintahan
Sri Jayasakti, dia sangat memperhatikan rakyatnya tindakan yang dilakukan anatara lain meringankan
beban pajak rakyatnya. Sri Jayasakti memerintah hingga tahun 1150 dan digantikan oleh Ragajaya.
Setelah masa pemerintahan Ragajaya, di Bali
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan
kebudayaan di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja
menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian
dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah
dalam berbagai bidang, antara lain: 1. bidang agama, dibuktikan dengan berkembangnya
agama Hindu dan Budha di Indonesia. Pada awalnya, masyarakat Indonesia banyak menganut
animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan terhadap arwah nenek moyang
sedangkan dinamisme adalah kepercayaan
Aktivitas Kelompok
Untuk mengenal kerajaan-kerajaan yang brcorak Hindu-Budha di Indonesia, coba perhatikan kamu, kerajaan mana yang menurut Kalian paling berperan
dalam mengembangkan ajaran Hindu-Budha di Indonesia, berikan alasannya.
Gambar 8.15
Upacara pembakaran mayat di Bali ngaben merupakan
salah satu peninggalan agama Hindu di Indonesia..
terjadi kekosongan pemerintahan. Baru pada tahun 1170 muncul nama seorang raja yang bernama
Jayapangus. Pada masa pemerintahan Jayapangus, kitab hukum yang dipakai adalah kitab hukum
Manawakamandaka. Setelah Jayapangus masih banyak lagi raja lain-
nya yang memerintah di Bali. Sewaktu Bali diperintah oleh Bhatara Sri Asta-asura-ratna Bumi Banten, Bali
tahun 1430 ditaklukan oleh Gajah Mada dari kerajaan Majapahit. Raja Bali ini menjadi raja terakhir yang
memerintah di Bali. Sejak tahun itu Bali diperintah oleh raja-raja keturunan Jawa yang menganggap
dirinya sebagai “wong Majapahit” artinya keturunan Majapahit. Walaupun demikian, di Bali masih ter-
dapat kerajaan-kerajaan lain seperti Gianyar, Tabanan, Karangassem, dan Buleleng.
Sumber:Tempo,Agustus 2002
C.
Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Hindu-Budha
Di unduh dari : Bukupaket.com
Indonesia Pada Masa Hindu-Budha
kepada kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-
kekuatan alam. Setelah masuknya pengaruh India, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini
kemudian berakulturasi dengan agama Hindu- Budha. Akibat dari akulturasi antara animisme-
dinamisme dan Hindu-Buddha, beberapa upacara keagamaan Hindu-Budha yang berkembang di
Indonesia tidak selalu sama dengan ajaran Hindu- Buddha India. Akulturasi kebudayaan tersebut
menghasilkan sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu-Budha dengan kebudayaan asli
bangsa Indonesia. 2. bidang politik dan pemerintahan. Lahirnya
berbagai kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia merupakan salah satu bukti adanya
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Pada awalnya, masyarakat Indonesia belum mengenal
corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung di
Indonesia masih berupa pemerintahan kesukuan yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Dengan
demikian, masuknya pengaruh India membawa pengaruh pada terbentuknya kerajaan-kerajaan
yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia. 3. bidang Pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan
semacam asarama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha
di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
4. bidang sastra dan bahasa. Pengruh Hindu-Budha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya
bahasa Sansakerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan
kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain: a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disu-
sun pada masa pemerintahan Airlangga. b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.
c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.
d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada zaman kerajaan
Majapahit.
Gambar 8.16
Naskah yang berisi karya sastara ditemukan di Bali.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disu- sun pada zaman kerajaan Majapahit.
f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada zaman kera-
jaan Majapahit. 5. bidang seni tari. Relief-relief yang terdapat pada
candi-candi terutama candi Borobudur dan Prambanan menunjukan adanya bentuk tari-
tarian yang berkembang pada masa itu. Tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan
tari topeng merupakan jenis tarian yang terlihat di relief candi tersebut. Alat gamelan nampaknya
digunakan untuk mengiringi tarian tersebut. Alat- alat gamelan tersebut, antara lain gendang, gong,
kecer, gambang, saron, dan kenong. 6. hiasan pada candi atau sering disebut dengan
relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia didasarkan pada cerita-cerita epik yang
berkembang dalam kesusastraan yang bercorak Hindu ataupun Budha. Epik yang tertera dalam
relief candi Prambanan misalnya mengambil dari cerita Ramayana dan relief pada candi Penataran
mengambil epik kisah Mahabharata.
Gambar 8.17
Relief-relief yang berada di candi Jago.
Sumber:Lukisan Sejarah,
7. Wujud akulturasi pemujaan arwah leluhur den- gan ajaran Hindu-Budha dapat dilihat dari bentuk
arca dan patung yang ditempatkan di candi. Seni arca yang berkembang di Indonesia memper-
lihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal dan tidak meniru dari India. Contoh raja yang
diarcakan adalah raja Rajasa yang didewakan sebagai Siwa di candi makam Kagenengan, raja
Anusapati sebagai Siwa di candi makam Kidal, raja Wisnuwardhana sebagai Budha di candi
makam Tumpang, raja Kertanegara sebagai Wai- rocana Locana di candi makam Segala dan raja
Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makam Simping. Patung-patung dewa
dalam agama Hindu yang merupakan pening- galan sejarah di Indonesia, antara lain:
Di unduh dari : Bukupaket.com
Indonesia Pada Masa Hindu-Budha
a. arca Tribhuwanattunggadewi, b. arca batu Wisnu,
c. arca Siwa Mahadewa, d. arca Lorojongrang,
e. arca Ganesha, dan f. arca Brahma.
Gambar 8.18
Arca Ganesa.
8. Pengaruh Hindu-Budha terdapat juga pada seni pertunjukan terutama seni wayang. Seni
wayang sampai sekarang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seni wayang
beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek dan wayang orang. Pada masa Hindu-
Budha, kebudayaan pertunjukkan wayang ini yang mengambil epik cerita Ramayana dan
Mahabharata. Meskipun demikian, cerita yang dikembangkan merupakan perpaduan antara
cerita Hindu-Budha dan unsur-unsur budaya asli. Adanya unsur budaya asli dapat terlihat dari
dimasukkannya tokoh-tokoh “baru” yang kita kenal dengan sebutan Punakawan. Tokoh-tokoh
punakawan seperti Bagong, Petruk dan Gareng dalam seni wayang golek disebut Astrajingga
Cepot, Dewala dan Gareng. 9. bidang seni bangunan. Bidang seni bangunan
adalah salah satu peninggalan budaya Hindu- Budha di Indonesia yang sangat menonjol antara
lain berupa candi dan stupa. Berikut ini candi- candi yang ditemukan di Indonesia.
a Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, antara lain: Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi
Pawon, Candi Prambanan, Kelompok Candi Dieng, Candi Sukuh , Candi Sarjiwan Candi
Lumbung Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi Bendah
Sumber: Koleksi Penulis,
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
b Candi-candi di Jawa Timur, antara lain: Candi Badut, Candi Jago Candi Jajaghu, Candi
Kidal, Candi Panataran, Candi Jajawa Candi Jawi, Candi Singhasari, Candi Rimbi, Candi
Bajang Ratu dan Candi Sumber Awan
Gambar 8.20
Candi Dieng.
Sumber: Lukisan Sejarah, Sumber: Lukisan Sejarah,
Gambar 8.19
Candi Penataran.
c Candi di Jawa Barat, antara lain: candi Cang- kuang
d Candi-candi di luar Jawa, antara lain: di Su- matera terdapat beberapa candi seperti candi
Muara Jambi, Candi Muara Takus, Candi Tua, Candi Bungsu, Candi Mahligai, dan
Candi Gunung Tua. Di Bali terdapat Candi Padas atau Candi Gunung Kawi yang terletak
di Desa Tampak Siring Kabupaten Gianyar.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Indonesia Pada Masa Hindu-Budha
Aktivitas Kelompok
Koleksikan oleh Kalian photogambar candi-candi yang ada di Indonesia. Bandingkan antara bentuk dan fungsi dari candi itu, baik yang ada di Jawa
maupun di luar Jawa Apakah yang dapat Kalian simpulkan?
Hipotesis Waisya = suatu pandangan yang menyatakan bahwa yang menyebarkan
agama Hindu Budha di Indonesia golongan pedagang. Hipotesis Ksatria
= suatu pandangan yang menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu Budha di Indonesia golongan bangsawan atau para
raja. Hipótesis Brahmana = suatu pandangan yang menyatakan bahwa yang menyebarkan
agama Hindu Budha di Indonesia adalah golongan pendeta atau brahmana.
Teori Arus Balik = suatu teori yang menjelaskan bahwa bangsa Indonsia ketika
menerima pengaruh Hindu Budha tidak bersikap pasif, tetapi bersikap aktif yaitu banyak bangsa Indonesia yang pergi ke India
untuk belajar agama Hindu Budha kemudian mereka kembali ke Indonesia dan menyebarkan ilmu yang mereka peroleh dari
India.
Ekspedisi Pamalayu = Ekspedisi yang dilakukan oleh Kertanegara dengan mengirimkan tentaranya ke Melayu dalam rangka memperluas daerah
kekuasaan Singgosari di luar Jawa.
Glosarium
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
• Ada beberapa pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis
Ksatria, Hipotesis Brahmana, dan Teori Arus Balik. • Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia antara lain:
Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Mataram Kuno, Kera- jaan Sriwijaya, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Kediri, Kerajaan Janggala,
Kerajaan Majapahit,Kerajaan Sunda, dan Kerajaan Bali. • Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha itu kita dapat ketahui dari sumber dalam negeri dan luar negeri. Sumber dalam negeri antara lain prasasti, naskah, dan candi.
Sementara sumber dari luar berupa naskah, prasasti dan berita yang dibawa oleh para petualang atau pendeta yang pernah singgah di Indonesia
• Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Namun demikian
kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur dengan masuknya budaya- budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami
proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
• Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain berkem-
bangnya agama Hindu-Budha, berkembangnya sastra dan bahasa, seni tari, seni rupa, seni patung, seni wayang, dan seni bangunan candi atau pura,
Rangkuman
Di unduh dari : Bukupaket.com
Uji Kompetensi Bab 8
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang X
1. Pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang
India yang singgah ke wilayah Indonesia. Pernyataan tersebut adalah
inti dari pendapat .... a. brahmana
b. waisya c. ksatria
d. arus balik 2. Salah satu kelebihan hipotesis
brahmana dalam proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia
terlihat dari .... a. berkembangnya sistem kerajaan
di Indonesia b. banyaknya bangunan candi yang
memiliki seni arsitektur tinggi c. berkembangnya bahasa Sansekerta
d. berkembangnya upacara-upacara keagamaan
a. salah satu bukti yang menunjuk- kan peran aktif bangsa Indonesia
dalam 3. Berikut merupakan kelompok candi
yang terdapat di Jawa Timur, yaitu candi ....
a. Jago, Kidal, dan Badut b. Kidal, Kalasan dan Prambanan
c. Penataran, Prambanan dan Boro- budur
d. Penataran, Kalasan dan Pram- banan
e. Jago, Penataran dan Prambanan 4. Salah satu bentuk akulturasi antara
budaya Indonesia dengan budaya India pada bentuk bangunan candi
terlihat dari .... a. relief yang dilukiskan pada can-
di b. arca atau patung yang terdapat di
candi c. bentuk stupa
d. bentuk candi yang berupa punden berundak
5. Relief candi Prambanan mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam
cerita …. a. Arjunawiwaha
b. Bharatayudha c. Mahabharata
d. Ramayana 9. Pada masa Rakai Pikatan Kerajaan
Mataram Kuno dapat bersatu kembali karena ….
a. Rakai Pikatan mendirikan Candi Lorojongrang
b. Samaratungga mendirikan Candi Borobudur
c. Rakai Pikatan menikahi Pramo- dawardhani
d. Pramodawardhani mendirikan Candi Kalasan
10. Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Timur didirikan oleh ....
a. Dyah Balitung. b. Rakai Panangkaran
c. Samaratungga d. Mpu Sindok
11. Raja Dharmawangsa mengalami keruntuhan akibat serangan dari ….
a. Airlangga b. Wurawari
c. Mpu Sindok d. Dyah Balitung.
12. Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua setelah Airlangga karena ….
a. serangan dari pasukan tentara Wurawari
b. Membagi rata kepada kedua anaknya
c. Memperluas wilayah kekuasaan- nya
d. Keinginan Mpu Bharada 13. Siapakah pendiri kerajaan Singhasari
….. a. Ranggawuni
b. Anusapati c.
d. Tohjaya
Uji Kompetensi Bab 8
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
14. Puncak kejaayaan yang dialami Kera- jaan Singhasari terjadi pada masa ….
a. Kertanegara. b. Kertanegara.
c. Ranggawuni. d. Anusapati.
15. Kerajaan Majapahit didirikan oleh …. a. Raden Wijaya.
b. Gajah Mada. c. Hayam Wuruk.
d. Wikramawardhana.
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan jelas.